"Hehehe, lo udah tau tentang Luna?" tanyanya, membuat Prilly kebingungan.
"Maksudnya?"
"Kenalin, gue Vanilla. Sahabat deketnya Ali dari kecil." ucapnya seraya menjulurkan tangan pada Prilly. Prilly membalasnya dengan wajah linglung, bahwasanya tebakannya salah.
"Ja-jadi lo bukan Luna? E-eum... gue Prilly, salam kenal ya?"
Vanilla menggelengkan kepalanya, "Bukan."
"Sorry ya hehehe, gue kira Luna. Mukanya agak mirip sih hehehe." kata Prilly sambil terkekeh kecil.
"Masa sih? Enggak ah. Ali pernah cerita tentang Luna?" tanya Vanilla.
"Nggak pernah, tapi gue pernah nggak sengaja liat di Instagram Ali, dia post foto cewek. Awalnya disitu gue ngerasa bersalah karena gue kira itu pacarnya Ali dan gue udah ngeganggu hubungan mereka, tapi Ali bilang itu mantannya. Gue tau namanya Luna karena lancang buka tulisan Ali di laptop yang judulnya Luna. Ternyata, Ali cinta banget ya Van sama Luna?" Prilly tersenyum getir.
"Sabar ya, Prill." ujar Vanilla, secara tidak langsung Vanilla mengatakan memang benar Ali masih mencintai Luna.
"Sorry ya, kemarin gue nggak sempet dateng di acara pernikahan kalian. Gue baru aja pulang dari Bandung karena lagi ada proyek disana."
"Pantesan, kayaknya gue baru liat lo gitu. Tapi gapapa kok."
"Gue boleh kenal Ali dari lo? Karena gue sama dia jarang ngobrol, kita canggung." tanya Prilly.
"Maksudnya?" Vanilla berbalik nanya.
"Gue pengen tau gimana Ali dan juga... hubungannya sama Luna." ucap Prilly.
"Ali sama Luna itu pacaran dari jaman SMA, satu kampus, satu jurusan malah. Dari awal orangtuanya Ali udah nggak setuju sama hubungan mereka, karena Luna itu bisa dibilang berandal lah ya, suka pergi ke diskotik, ngehambur-hamburin uang orangtuanya, pake baju yang kekurangan bahan, dan gue juga pernah mergokin dia jalan mesra sama cowok lain, gue juga nggak tau kenapa Ali mau sama dia. Ya disini gue sebagai sahabat deket Ali cuma bisa nasehatin dia, tapi nggak pernah dia dengerin. Sampe-sampe orangtuanya Luna pun juga ikut kesel sama sikap Luna, dia dikirim ke Turki, katanya sih tinggal sama om-nya supaya dididik lebih ketat lagi disana. Ali ngamuk pas tau Luna bakal pindah ke Turki, banting ini itu-"
"Jadi sampe sekarang, Ali sama Luna belum putus?" tanya Prilly memotong cerita Vanilla.
"Siapa bilang? Luna mutusin Ali."
"Kok bisa?"
"Kan pernikahan lo nggak jauh sama masalah itu, baru sebulan yang lalu Luna pindah. Disitu juga Ali sempet bilang ke Luna kalo bakal dijodohin, jadinya Luna ya begitu, tapi mau gimana? Dia juga pindah kan ke Turki." jelas Vanilla.
"Thanks ya Van buat infonya. Tapi... gimana ya, sampe sekarang gue ngerasa bersalah dan juga..."
"Dan juga apa?"
"Nyesel." jawab Prilly.
"Ngerasa bersalah dan nyesel gimana sih maksudnya?" tanya Vanilla kurang paham.
"Gue ngerasa bersalah karena udah ngerusak mimpi Ali buat bareng-bareng sama Luna lagi, dan ngerasa nyesel karena udah nerima perjodohan ini. Ya sekarang liat, gue hidup sama orang yang sama sekali nggak cinta sama gue, gue nggak tau hubungan gue sama Ali bakal bertahan lama apa enggak."
"Pril... Lo cinta sama Ali?" tanya Vanilla.
"Ke-kenapa lo bi-bisa ngomong gitu?" Prilly malah berbalik tanya dengan gugup.
KAMU SEDANG MEMBACA
Belatedly Love You 1 & 2
أدب الهواةSUDAH TERBIT!!! Chapter 1-22 (versi 1) | Chapter 23-selesai (versi 2). Ini lebih mirip kisah klasik mungkin. Tentang mereka yang terpaksa terikat janji pernikahan karena dijodohkan kemudian timbul berlarut-larut luka karena merasa tidak hidup layakn...