[Bab 21] Guest Arrival.

14.1K 1.1K 60
                                    

Tadinya Ali hanya berniat ingin mengambil segelas air minum di dapur, tapi ia jadi salah fokus dengan kegembiraan dua perempuan yang tengah tertawa.

Ali duduk dikursi meja makan. Pagi-pagi begini meja makan itu sudah terisi, ah ia jadi lapar. Apalagi hari ini adalah weekend, ia jadi bisa lebih santai.

Akhirnya ia memutuskan untuk sarapan seorang diri.

Suara derap langkah kaki terdengar perlahan. Itu Prilly, ia ingin membuat teh hangat untuk dirinya dan Luna sebagai pendamping hangout pagi hari di halaman belakang rumah. Perempuan itu berusaha bersikap asing dan bodo amat terhadap kehadirannya meski tadi mereka tak sengaja saling tatap, hingga akhirnya Ali yang membuka mulut lebih dulu.

"Tumben masak."

"Oh itu, Luna yang masak." sahut Prilly tanpa intonasi. Apa tadi? Prilly menyembunyikannya lagi. Padahal ia yang bangun pagi-pagi buta sebelum Alunna bangun supaya berkesempatan memasak untuk Ali setelah shalat subuh tadi.

"Ohh."

Prilly hanya tidak ingin terlihat perhatian ataupun peduli lagi. Ia masih sakit hati atas apa yang selama ini Ali perlakuan padanya. Jika ia mengingat terus tentang hinaannya, ia akan tambah sakit hati karena teringat waktu Ali menariknya dan membuatnya jatuh dari tangga. Bersyukur tidak terjadi apapun kecuali dahinya yang masih memar hingga sekarang.

Prilly kembali ke tempat semula dengan membawa dua cangkir teh hangat. Kemudian ia mengambil alih Alunna untuk segera dijemur karena sang mentari sudah memancar. Luna memperhatikannya sambil tersenyum, ia jadi ikut terbawa suasana apalagi ketika melihat Prilly sering mengajak Alunna bicara.

"Pril, gue masuk duluan ya?"

"Iya. Sarapan gih, abis itu minum obat!" kata Prilly mengingatkan.

Ah, sungguh baik dirinya itu. Tak ada rasa dendam ataupun kecewa pada Luna padahal Luna penyebab dari segala kekacauan rumah tangganya pada Ali.

Saat pertama kursi roda Luna sampai di dapur, ia mendapatkan Ali tengah sarapan sendirian. Kemudian ia tersenyum ala kadarnya dan menghampiri meja makan karena juga ingin sarapan.

"Hai, Lun! Sarapan bareng Aku sini." ucap Ali.

Luna hanya mengangguk sambil tersenyum tipis sebagai balasan, "Iya."

"Btw, masakan kamu enak banget, apalagi tumis kangkungnya!" seru Ali.

"Hah?" Luna langsung terlihat keheranan apa maksud dari ucapan Ali barusan.

"Masakan kamu enak."

"Masakan Aku? Kapan Aku masak?" tanyanya linglung.

"Loh, tadi kata Prilly Kamu yang masak pagi-pagi." sahut Ali.

Luna jadi terkekeh mendengar ungkapannya. "Ya ampun, Li. Coba deh pikir pake logika. Pertama, Kamu tau kan Aku nggak pernah bisa masak. Kedua, sekalipun Aku bisa masak tapi susah, mau gimana coba? Aku aja pake kursi roda." jelas Luna.

"Jangan ngaco deh!" lanjutnya.

Ali langsung terdiam. Pasti Prilly berbohong!

Ya Allah, lagi-lagi ia merasa bersalah. Faktanya Prilly masih peduli, masih baik dan perhatian padahal telah ia abaikan. Ali jadi malu sendiri untuk melahap nasi yang sudah tersisa beberapa sendok lagi, jadi mau bagaimana?

Belatedly Love You 1 & 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang