[Bab 3] Cleaning the House.

12.8K 1K 4
                                    

Prilly terlihat sedang merapikan mukena sambil duduk ditepi kasur. Namun tiba-tiba nada panggilan dari ponsel diatas meja berdering nyaring membuat dirinya terkejut. Prilly meraih ponselnya dan mendapatkan nama Mama sebagai pemanggil disana.

"Assalamu'alaikum, Ma?" ucap Prilly, seraya meletakan mukenanya kembali kedalam lemari.

"Udah sholat? Jemaah kan bareng Ali?" tanya Erlina, membuat Prilly kebingungan menjawabnya.

"E-eummm iya, tadi jemaah kok sama Ali. Mama juga udah sholat?" jawab Prilly, berbohong.

"Iya Mama juga udah sholat. Syukur deh, jangan pernah tinggalin sholat ya, Pril. Yang rukun sama Ali. Mama tutup dulu ya teleponnya?"

"Siap, Ma. Mama baik-baik ya dirumah, kalo kesepian main aja kesini, kalo enggak nanti Aku jemput."

"Iya Insya Allah ya, kalo Mama ada waktu Mama pasti main kok, Mama juga lagi banyak kerjaan dikantor."

"Jangan capek-capek ya, Ma. Kalo perlu Mama nggak usah kerja lagi, udah waktunya Mama istirahat."

"Mama nggak capek kok kerja, malah ngantor bikin Mama jadi nggak kesepian."

"Yaudah ya, Pril. Mama tutup dulu- oh iya manfaatin waktu luang Kamu sama Ali buat bulan madu tuh, Papa mertua kamu kan ngasih Ali cuti selama satu minggu."

"Ih Mama, Prilly malu nih kalo ngomongin soal bulan madu hehehehe."

"Dasar pengantin baru! Yaudah dadah sayang, Mama mau mandi dulu, do'ain ya meeting hari ini lancar."

"Aminnn. Assalamu'alaikum!"

"Wa'alaikumsalam!"

Panggilan berakhir, dan Prilly terlihat membuang nafas lega.

Ceklek.

Prilly mengalihkan pandangannya kearah pintu yang terbuka, dan mendapatkan Ali disana.

"Semalem tidur disofa?" tanya Prilly.

Ali tidak berniat menjawab pertanyaan itu sama sekali. Tapi lagi-lagi perempuan itu bertanya.

"Kenapa tidur disofa? Kalo nggak mau satu kamar sama gue, kan bisa tidur dikamar lain. Biar keliatannya gue nggak sekejam itu gitu." ucap Prilly seolah tahu jika dirumah yang terlihat megah ini memiliki kamar yang banyak.

"Bukan urusan lo! Kalo kamar lain udah rapi, gua juga bakal tidur disana. Dua kamar yang lain masih berantakan." jawabnya.

"Kalo engg-"

"Jangan banyak nanya dulu deh, gua mau sholat ntar waktunya keburu abis."

"Oke." lagi-lagi Prilly tertegun oleh bentakan Ali.

"Sabar, Pril! Lo yang salah juga kan. Inget kata Mama, harus rukun." batin Prilly sambil mengelus-elus dadanya.

Selesai menunaikan ibadah, Ali langsung merebahkan dirinya lagi kekasur. Prilly lebih memilih untuk mandi terlebih dahulu, karena ia tahu tugasnya pasti banyak setelah ini.

Setengah jam lebih akhirnya perempuan itu keluar dari kamar mandi, ia merasa lebih fresh sekarang. Prilly hanya mengenakan handuk yang menutup dadanya sampai tiga senti diatas dengkul, sebenarnya ia merasa risih meskipun Ali tengah tertidur dikasur. Ia terus memegangi handuk itu, takut jika tiba-tiba handuknya merosot didepan Ali dan mendadak pria itu terbangun. Ugh bisa mati berdiri.

Tidak, Ali tidak sedang tertidur sekarang. Ia hanya memejamkan matanya saja. Ketika mendengar pintu kamar mandi terbuka ia yakin, itu Prilly. Ali memberi ruang untuk retinanya mengintip perempuan itu karena ia tahu pasti akan terjadi lelucon gratis pagi ini, benar saja, ia terkekeh ketika melihat Prilly terus memegangi handuknya sambil mencari pakaian miliknya didalam lemari yang sesekali menengok untuk memastikan bahwa Ali masih tertidur. Prilly terus mencari-cari pakaiannya, tapi ia tidak menemukannya disana. Akhirnya Ali membuka mata dan alhasil membuat Prilly terkejut.

Belatedly Love You 1 & 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang