"God will unite His servant with what He has set!"
###
Prilly mulai menaiki anak tangga sambil menbawa secangkir kopi susu. Perut carut-marutnya mulai membuat ia mudah merasa lelah. Ketika ia sampai di depan pintu kamar Ali, ia mengetuknya terlebih dahulu. Namun, tak ada respon. Dimana Ali?
Prilly membuka pintunya, dan benar tak ada siapa pun disana. Tapi ketika ia ingin beranjak kembali, langkahnya tertahan oleh suara seseorang yang berasal dari teras.
"Kamu kapan pulang?"
"Ali?" umpat Prilly. Perempuan itu mulai melangkahkan kakinya perlahan menghampiri sang asal suara. Dan benar, ada Ali diteras kamar yang terlihat tengah menghubungi seseorang.
"Gimana kabar Kamu? Baik, kan? Aku kangen.." kata laki-laki yang tengah berada beberapa meter didepan Prilly.
Matanya memanas, ia merasa cemburu, tapi rasanya tak berhak. Ingin memarahinya, tapi ia sadar bahwa ia beda dari istri-istri seorang suami lainnya.
"Luna, sayang." katanya lagi.
Prilly menunduk, tapi masih dalam posisinya. Ia berusaha agar air matanya tidak tumpah.
"Enggak, dengerin Aku, Aku cuma cinta sama Kamu. Kamu percaya, kan? Plis Kamu pulang, Aku punya sesuatu yang spesial buat Kamu."
Kesekian kalinya, pernyataan itu terlontar dari bibir Ali.
"Kamu tau dari siapa? Ya Aku emang udah nikah, tapi asal Kamu tau, Aku masih nunggu Kamu. Aku janji kalo Kamu balik ke Indonesia, Aku bakal akhirin hubungan Aku sama istri Aku, terus kita nikah."
Sejahat itu kah sosok Ali? Prilly benar-benar sangat kecewa, ia cepat sekali bermetamorfosa. Kemarin ketika di mall Ali berlaku begitu sangat baik, bahkan sikapnya menunjukkan bahwa Ali mulai nyaman dengannya.
Prak!
Tangannya gemetar dan tak sengaja melepas secangkir kopi susu yang mendidih itu. Karena hal tersebut Ali langsung menoleh dengan cepat dan mendapatkan Prilly berdiri tepat di belakangnya dan lantai yang sudah kotor oleh beling serta bekas kopi yang tumpah tadi. Bukan hanya bekas kopi yang tumpah, tapi kini air mata yang tadi berusaha Prilly tahan akhirnya tumpah juga.
"Pril? Ngapain?" tanya Ali.
Prilly buru-buru berjongkok sambil memunguti pecahan beling yang bisa ia ambil, sebenarnya tujuannya bukan itu, ia hanya ingin menyembunyikan air matanya, "Oh ngg-nggak ini eum gue bikinin Lo kopi susu, ta-tapi karena panas jadinya nggak sengaja jatuh." ucap Prilly, bohong.
"Lain kali hati-hati, udah gapapa ntar biar gua yang beresin."
Akhirnya Prilly keluar dengan membawa pecahan cangkir yang masih bisa ia bawa. Layaknya perasaan dihatinya, telah hancur, tapi tetap ia bawa meski beresiko akan membuatnya terluka.
Sedangkan Ali masih melanjutkan panggilannya bersama Luna, tapi ia malah melamun karena bingung harus apa, ia merasa ada yang berbeda pada dirinya.
"Ada apa?" suara Luna berhasil memecahkan lamunannya.
"Enggak, gapapa."
"Itu suara cewek, pasti istri Kamu, ya?"
"Bukan."
"Bohong!"
"Sumpah."
"Aku tau Kamu bohong!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Belatedly Love You 1 & 2
FanficSUDAH TERBIT!!! Chapter 1-22 (versi 1) | Chapter 23-selesai (versi 2). Ini lebih mirip kisah klasik mungkin. Tentang mereka yang terpaksa terikat janji pernikahan karena dijodohkan kemudian timbul berlarut-larut luka karena merasa tidak hidup layakn...