[Bab 22] Quarrels (again)!

14.3K 1K 62
                                    

"Be kind and considerate to your woman. She is a tender flower, and not your household slave."

- Ali bin Abi Thalib -

🍃

Mereka semua terlihat begitu sibuk melakukan ini itu. Padahal hanya mempersiapkan syukuran kecil-kecilan saja. Kalian tahu kan bubur merah bubur putih untuk menyambut kehadiran bayi dan juga pemberian nama? Tapi ini lebih dari sekadarnya, karena hal ini sudah menjadi tradisi dikeluarga Alankar.

Prilly terlihat tengah menggendong Alunna yang terus saja rewel, kebiasaan bayi jika sedang repot ia akan ikut gelisah tak nyaman.

"Sayang... kenapa, sih? Gerah ya?" tanya Prilly menebak-nebak. Padahal diruangan ini sudah terpasang pendingin, tapi karena banyaknya beberapa orang yang berlalu lalang membuat suasana menjadi terasa gerah.

"Alunna kenapa, Kak? Tumben rewel..." tanya Rahel yang tengah membawa tumpengan ketika berpas-pasan lewat didepan Prilly.

"Tau nih, mungkin efek banyak orang jadinya kegerahan." jawab Prilly.

"Bawa ke kamar aja dulu. Emang sih gerah banget, padahal AC-nya udah enam belas derajat." ujar Rahel.

"Haus kali.." sambar Mama.

"Tadi udah disusuin, tapi masih rewel juga, Ma." gumam Prilly.

"Yaudah bener kata Rahel bawa ke kamar aja. Kamu juga, nggak usah ngapa-ngapain, Alunna nggak ada yang jagain." tutur Mama.

Kemudian dari arah dapur keluar sepasang orang. Ali terlihat santai dengan kaos oblong hitam dan celana bahan selutut sambil mendorong kursi roda milik Luna tanpa memikirkan akan ada acara syukuran yang seharusnya mengenakan baju kokoh. Pelyn langsung melengos dan langsung pergi sambil mengambil alih tumpengan dari tangan Rahel sebagai alasan pergi dari sana kemudian disusul oleh Rahel.

"Pril, ada yang bisa gue bantu?" tanya Luna.
Prilly tersenyum. "Nggak usah, Lun. Lo kan lagi sakit, lo istirahat aja."

"Jangan cuma karena gue dikursi roda dan lumpuh lo anggep gue nggak bisa apa-apa yaa!" seru Luna.

"Ih bukan gitu..."

"Yaudah mangkanya lo jangan larang gue buat bantu-bantu."

"Enggak bukan gitu, lagipula juga udah banyak yang bantu-bantuin." ujar Prilly.

"Udah sih repot banget, Kamu sama Aku aja udah!" sambar Ali.

"Nggak." jawab Luna singkat.

"Baner kata Ali. Lo ke kamar aja gih."

"Enggak ah, mending gue cari kerjaan sendiri hehehe."

***

Baru saja acara syukuran itu telah berjalan dengan lancar meski yang hadir hanya keluarga dan juga kerabat terdekat Mama-Papa, Ali, Prilly, tetangga di komplek ini meski hanya empat lima orang -wajar ini bukan weekend, lagi pada kerja.

Namun tamu yang Prilly tunggu sejak tadi baru saja datang dengan mobil jazz-nya.
Prilly langsung memperlihatkan senyum lebarnya ketika melihat Reza menepati janjinya untuk datang diacara syukuran Alunna meski terlambat. Pria itu manis sekali.

Belatedly Love You 1 & 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang