Setelah sampai dirumah sakit dimana Luna juga berbaring, Prilly langsung dibawah keruang IGD karena mengalami pendarahan, dahinya memar karena terbentur besi pegangan tangga. Seburuk ini kah nasibnya?
Rahel mengabari Pelyn dan Pras untuk segera datang kesini, sedangkan Ali mengabari Erlina yang sulit dihubungi.
Didalam sana, dokter bekerja keras untuk keselamatan Prilly. Lalu Prilly membuka matanya dan merasakan sakit yang luar biasa, sepertinya ia akan segera melahirkan sekarang juga."Argh!"
"Dok, pasien sadar!" ujar suster itu.
"Sepertinya pasien sudah mengalami kontraksi kuat. Kita akan segera melakukan tindakan supaya bayinya selamat." ujar wanita paruh baya itu.
Prilly meneteskan air mata, ia tak bisa berbuat apapun. Rasanya sakit sekali.
Tuhan, selamatkan bayi yang tak berdosa ini."Dokter tolong, saya cuma pengen melahirkan normal, saya nggak mau operasi." pinta Prilly sambil memegang tangan dokter itu.
"Tapi, keadaan Anda darurat, Anda mengalami pendarahan."
"Sekalipun saya harus mati, yang penting saya bisa ngerasain gimana menjadi perempuan sejati!" ujar Prilly.
***
Diluar sana Ali terus saja mengulang kegiatan tidak berfaedah bolak-baliknya, sedangkan Rahel terus saja menangis.
Ceklek.Pintu ruang IGD terbuka, memperlihatkan seseorang dengan jas putih untuk memberikan kabar mengenai Prilly.
"Bang-"
Tapi tiba-tiba, Ali mendapatkan telepon.
"Sebentar."
"Halo?"
"Siang, Mas. Maaf bila mengganggu, saya ingin memberitahukan keadaan pasien yang bernama Luna kembali drop, saya harap Mas bisa datang kesini untuk melihat keadaannya."
"Drop lagi? Astaga! Baik, saya segera keruang ICU." Ali berlari menuju ruang ICU dimana dikabarkan Luna kembali drop dan meninggalkan Prilly begitu saja.
"Bang mau kemana?!"
"Sebentar!" teriak Ali.
"Sialan lo, bang!"
"Jadi gimana dok keadaan kakak saya?" tanya Rahel panik."Pasein mengalami pendarahan, kami harus melakukan operasi sekarang juga, jika tidak bayi atau ibunya tidak akan selamat. Tapi pasien minta untuk melahirkan normal."
"Tapi dok, kandungan kakak saya baru delapan bulan satu minggu." ujar Rahel.
"Umur kandungannya sudah termasuk hamil tua, jadi tidak masalah."
"Yaudah dok terserah, yang penting kakak saya sama bayinya bisa selamat hiks hiks." Rahel bingung, tidak tahu masalah ini, kepalanya pening karena hanya memikirkan bagaimana keadaan Prilly.
1 jam
2 jam
3 jam
KAMU SEDANG MEMBACA
Belatedly Love You 1 & 2
FanfictionSUDAH TERBIT!!! Chapter 1-22 (versi 1) | Chapter 23-selesai (versi 2). Ini lebih mirip kisah klasik mungkin. Tentang mereka yang terpaksa terikat janji pernikahan karena dijodohkan kemudian timbul berlarut-larut luka karena merasa tidak hidup layakn...