[Bab 4] Luna?

12.9K 981 10
                                    

Pukul 19:05 nasi goreng sepasang dengan ayam goreng sudah tersaji diatas meja makan. Kali ini Prilly mati ide untuk memasak. Pas sekali ketika semua beres, Ali turun menuju dapur untuk makan malam, dan kali ini pula Prilly duduk manis di meja makan sambil menyajikan makan malam untuk Ali dan dirinya tanpa memikirkan jika Ali tidak akan suka bila satu meja makan dengannya.

Disini hanya tercipta suara gaduh antara sendok, garpu, dan piring yang saling beradu, tak sedikitpun dari dua manusia itu bersuara. Kadang Prilly melirik kearah Ali yang tak berceloteh sedikitpun, datar sekali wajahnya.

"Ngg sorry ya, cuma masak ini doang." kata Prilly mencoba memulai percakapan.

Tidak, ia tidak menjawab Prilly sedikitpun meski untuk berdeham saja. Prilly melanjutkan makannya, jika ia terus berbicara, ia hanya akan mendapat bentakan lagi nanti.

Selesai makan malam, seperti biasa Prilly langsung membersihkan piring kotor, baru ia menuju kamar untuk beristirahat.

Dikamar Prilly sudah mendapatkan Ali disana, dengan hal yang sama. Duduk didepan laptop sambil mengetik sesuatu.

"Ekhm. Btw, Lo mau tidur disini? Jadi biar gue aja yang tidur dikamar sebelah." ucap Prilly.

"Terserah."

"Nggak ada jawaban lain selain terserah?" tanya Prilly.

Ali menoleh menatap Prilly tajam, "Biar gua dikamar sebelah!"

"Oke." sahut Prilly, mulai menaikkan kedua kakinya keatas kasur dan menutup seluruh tubuhnya dengan selimut. Prilly memunggungi sosok Ali dengan posisi tidur miring kearah kanan, tak lama Ali menoleh kearah Prilly yang sudah berbalut selimut memunggunginya, kemudian keluar kamar dengan membawa selimut yang ia ambil dari dalam lemari.

Ali kira Prilly sudah memejamkan matanya, tapi dugaan ia salah, Prilly masih terjaga. Entah, Prilly tidak bisa tidur, mungkin karena efek tadi ia kelamaan tidur siang. Prilly membuka selimut yang tadinya sudah ia balut menutup tubuhnya. Tak sengaja ia menoleh ke tempat dimana tadi Ali sibuk dengan laptopnya. Laptop itu memang sudah mati, tapi belum Ali tutup, mejanya pun terlihat berantakan. Tadinya Prilly berniat merapikan meja itu, tapi beribu rasa penasaran tiba-tiba saja muncul, menarik Prilly untuk menyalakan laptop milik Ali dan mulai duduk ditempat Ali tadi. Ia penasaran dengan apa yang Ali kerjakan hingga begitu fokus.

Sesekali Prilly menengok ke arah pintu, takut jika tiba-tiba saja Ali masuk lagi dan mengamuk karena kerjaannya Prilly ganggu.

Untung saja, labtopnya ia tak beri password sehingga memudahkan Prilly dalam rasa penasarannya. Prilly baru ingat, jika Mama Pelyn bilang Ali adalah seorang penulis, pasti tadi Ali sedang mengerjakan naskah tulisannya. Tapi Prilly hanya ingin tahu, tulisan apa yang Ali buat? Apakah benar tulisan suaminya itu keren dan indah? Prilly benar-benar penasaran.

Prilly membuka file, dan benar disana banyak sekali berbagai judul cerita. Tapi, Prilly hanya tertarik pada satu judul...

L U N A

Klik. Prilly penasaran, sangat penasaran, hingga tak mementingkan lagi jika Ali bisa saja akan tiba-tiba masuk. Prilly mulai membaca kisah itu, yang Ali buat dengan sudut pandang orang pertama, menceritakan dirinya yang begitu terobsesi pada gadis yang bernama Luna itu.

"Luna? Mantan Ali itu? Jadi namanya Luna..." kata Prilly, kemudian melanjutkan bacaannya lagi.

Sepertinya Ali sudah menulis ini jauh-jauh hari, karena sudah banyak sekali isinya. Setelah membaca ini, Prilly merasa tak ada gunanya menjadi istri seorang Ali Fayyad Alankar, pria yang masih menunggu mantan kekasihnya meski tahu sekarang ia sudah berkeluarga. Untuk menyentuh Prilly sedikitpun saja Ali enggan, karena memang, cintanya masih untuk Luna.

Belatedly Love You 1 & 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang