[Bab 16] Reza.

13.8K 1.1K 52
                                    

"Prilly demam tinggi, sepertinya dia sedang banyak pikiran. Saran saya, nanti kalo dia sudah bangun tolong diajak ngobrol tanya apa masalahnya, suruh dia tenangkan pikirannya, dan juga jangan terlalu banyak tekanan, karena beresiko buruk bagi kandungannya sekarang." pesan dokter itu.

"Iya, terima kasih, dok! Mari saya antar kedepan." kata Erlina.

Setelah Erlina kembali, ia duduk lagi disebelah tubuh Prilly yang masih berposisi sama.

"Prilly, kamu nggak berubah ya dari dulu, setiap punya masalah selalu disimpen sendiri." ucap Erlina.

"Ngg... ngg..."

"Pril."

Prilly membukanya matanya perlahan, "Mama?"

"Iya, sayang."

Prilly membenarkan posisinya menjadi duduk, dan dibantu oleh Erlina.

"Mama udah pulang? Kapan? Kok Aku nggak tau?" tanyanya begitu antusias.

"Eh eh, lagi sakit kok banyak ngomong. Istirahat aja!" ujar Erlina.

"Siapa? Aku? Emang Aku sakit?" tanya Prilly.

"Masa kamu sakit nggak tau, dasar aneh nih anak Mama," candanya.

"Pril, Mama mau nanya." ucapnya gantung.

"Nanya apa?"

"Kamu lagi ada masalah?"

"Ngg-nggak kok." Prilly menggelengkan kepalanya ragu.

"Jangan bohong. Emangnya Mama nggak tau apa, Kamu lagi ada masalah kan sama Ali? Buktinya main kesini sendiri nggak ngajak Ali, udah gitu bawa koper, buat apa?"

"Aku cuma mau main aja kok bukan karena ada masalah. Emangnya dipermasalahin banget ya Aku bawa baju pake koper? Kan sama aja." kata Prilly.

"Bi Dewi cerita, katanya Kamu dateng pas Mama baru aja berangkat ke Bandung. Kamu dateng sendiri terus mukanya pucet dan kayak abis nangis. Pril, Mama ini Mama Kamu, kalo Kamu ada masalah cerita ke Mama. Jangan selalu nyimpen sendirian, dokter bilang bahaya buat kandungan Kamu."

"Tadi Mama panggil dokter? Repot-repot segala."

"Cerita sama Mama apa masalah Kamu?" Erlina mengabaikan ucapan Prilly dan malah balik bertanya.

Prilly diam sejenak, ia menunduk untuk menyembunyikan kesedihannya setiap mengingat apa yang sedang terjadi padanya dan Ali. "I-iya, Aku lagi ada masalah sama Ali."

"Masalah apa? Cerita sini, kali aja Mama bisa bantu." tutur Erlina.

"Gapapa, cuma masalah kecil aja hehe." Prilly tertawa kecil, ia tak berani menatap mata Mama karena takut Mama tahu jika ia begitu terpuruk.

"Terus kenapa nginep dirumah Mama sampe ninggalin Ali disana? Berarti masalahnya nggak kecil dong."

"Enggak, Ma. Aku kangen sama Mama mangkanya nginep sampe Mama pulang, nanti sore juga Aku bakal pulang kok." kata Prilly.

"Eh tapi jangan deh, tunggu demam Kamu turun dulu baru pulang. Kalo enggak nanti Mama telepon Ali suruh jemput Kamu."

"Nggak usah, Ma. Aku minta anter Pak Ijul aja!" seru Prilly.

"Lho, kenapa?"

"Eum, Ali nggak dirumah, pasti dia lagi jaga-"

"Aduh mampus, hampir aja keceplosan kalo Ali pasti lagi jagain Luna dirumah sakit. Mama pasti kecewa kalo tau Ali jagain perempuan lain."

"Jaga apa?"

"Eum itu, ngg jaga... jaga kantor."

"Apa sih masa jaga kantor, bilang aja lagi ada dikantor. Ya tapi kan pasti dia mau lah jemput Kamu, masa iya nggak mau."

Belatedly Love You 1 & 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang