Game 14: game over Daniel (2)

2.4K 490 105
                                    

Tidak terasa, hari kamis. Minggu terakhir cuti. Galau saya galau. Ga bisa lagi jadi pengangguran yang digaji.

Yeu.

Padahal enak. Nganggur tapi digaji.

Oiya pada bingung ya kenapa chapter sebelumnya galau? Haha karena ini aku bikin slice of life.

Mau kasih tau aja bahkan si Seongwoo yang keliatannya ga punya beban itu juga bisa ngerasa sedih, sakit hati dan sebagainya. Di real life juga gitu katanya. Orang yang paling ceria sebenernya adalah orang yang paling kesepian dan perasa. Katanya loh. Entah kata siapa sih. Aku juga gatau hehe.

Enjoy~

***

Daniel ga bisa tidur.

Bukan. Bukan mikirin Seongwoo. Emang Seongwoo siapa.

Eh tapi iya deng. Mikirin Seongwoo.

Daniel ga bisa lupa sama wajah sedihnya Seongwoo. Karena Daniel baik, Daniel merasa bersalah.

Daniel ga sengaja ngomong sekasar itu.

Dia cuma kesel Seongwoo nanyain ID gamenya terus. Padahal dia ga akan bisa kasih ID gamenya. Dia kan defdanik. Orang yang dicari Minhyun berkali-kali.

Beruntung si bos bak oasis itu ga kesel terus nerobos server database mereka buat cari info soal si defdanik.

Belum lagi kalo rumor soal si bos yang dulunya hacker itu bener.

Bisa dipecat Daniel. Terus gimana nasib kedua anak perawannya? Si Rooney sama Peter? Siapa yang kasih makan mereka? Kan gawat.

Jadi jangan salahin Daniel. Itu cuma mekanisme pertahanan diri aja.

Cuma ya tetep. Karena Daniel baik dia jadi kepikiran. Meski ga sengaja tetep aja dia adalah biang masalahnya.

Karena ga bisa jaga mulutnya, dia udah nyakitin orang lain.

Mana si bos pulangnya masih hari Jumat. Dan ini masih hari Selasa. Duh sampe kapan Daniel mesti bertahan sama rasa bersalahnya?

Sekali lagi karena Daniel baik, dia mau memperbaiki kesalahannya. Dia membeli es krim vanilla yang gosipnya sih disukain Seongwoo, kemudian mengantarkannya ke divisi keuangan.

Divisi keuangan sudah kosong. Hanya terlihat Seongwoo yang ada disana. Dia menumpu kening pada tangan kirinya, sedangkan tangan kanannya menempelkan ponsel ke telinga.

"Hyun, kamu kapan pulang? Sepi banget. Aku ga suka."

"Aku baru selesai. Mau aku kesana? Ini jam 8, kalo aku ngebut aku bisa sampe apartemen kamu jam 11. Gapapa?"

"Aku yang mestinya nanya. Kamu gapapa? Maaf. Harusnya aku cari cara lain. Bukannya nyusahin kamu terus."

"Kamu masih masa penyembuhan sayang. It's okay. Aku bisa berangkat lagi jam 5 dari apartemen kamu dan sampe sini jam 9. No prob."

"Kalo gitu.. aku tunggu."

"Love you."

Seongwoo menghela nafas saat menutup sambungan telponnya. Dia mengerjapkan matanya beberapa kali begitu melihat Daniel yang juga sedang menatapnya.

"Dari kapan lu disitu?"

Daniel menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Ga.. lama. Kepala tim.. maaf." Daniel meletakkan es krim yang dia bawa di meja.

"Serius. Gue minta maaf. Bukan karena Minhyun hyung. Gue punya alasan gue sendiri. Tapi gue tau gue keterlaluan. Maaf." Daniel menundukkan kepalanya. "Gue ga seharusnya ngomong begitu."

Game Over Flowers [OngHwang]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang