Bab 15

6.7K 306 6
                                    

Satu bulan pun berlalu

Hari ini hari sabtu, hari dimana Syamsul mantan kekasih Karin akan melamar kekasihnya yang merupakan teman kecil Karin. Karin berada di dalam sebuah kamar yang terdapat sesosok gadis cantik dengan balutan kebaya biru dan bawahan batik. Sang gadis terlihat gugup dan menatap Karin dalam.

"Apa seperti ini rasanya saat kau dilamar Faiz dulu, rin?" tanya gadis tersebut yang dijawab dengan anggukan kepala dan senyum yang mengembang oleh Karin.

"Kamu ngak usah gugup,ra. Ini baru lamaran, belum lagi kalau akad nikah. Bisa nangis kamu" ucap Karin sambil terkekeh.

"Ah, iya ya. Doain semuanya lancar ya"

"Pasti aku doaian lancar sampai hari h. Yuk acaranya udah mau dimulai" ucap Karin sambil memegang pundak Aira.

Kedua gadis tersebut keluar dari kamar lalu berjalan menuju ruang tamu yang digunakan sebagai tempat pertemuan. Terlihat keluarga Syamsul mulai memasuki rumah Aira. Ada Bapak dan Ibu Syamsul yang datang dari Bantul tak lupa juga kakak dan adiknya serta keluarga lainnya yang membawa banyak seserahan mulai dari pakaian, mukena, alat make up, sepatu, tas dan lain-lainnya. Karin yang ada disana pun membantu menerima seserahan.

"Tante, aku taruh diruang samping itukan?" tanya Karin pada tante Dina mama Aira.
"Iya, rin. Makasih ya" ucap tante Dina.
"Sama-sama tante" jawab Karin sambil membawa seserahan tersebut ke tempat yang sudah disediakan.

Usai membantu menerima seserahan Karin duduk disamping Bundanya mengikuti proses lamaran Syamsul dengan Aira.

"Assalamualaikum, wr.wb" salam seorang bapak-bapak yang terlihat masih muda tersebut.
"Waalaikumssalam.wr.wb" ucap seluruh orang yang ada di pertemuan tersebut.
"Alhamdulillah, saya dan keluarga kali ini bisa hadir menjalin silahturahmi dengan keluarga bapak Ardi dengan maksud melamar putri bapak"
"Iya, silahkan lanjutkan"
"Biar nak Syamsul sendiri yang melanjutkan ya pak. Silahkan nak"
"Terimakasih, pak. Jadi maksud kedatangan saya dan keluarga adalah untuk meminang putri bapak Aira Syibila untuk sedianya menjadi istri saya. Apakah bapak menyetujuinya" tanya Syamsul.
"Saya selaku orangtua hanya dapat merestui, tapi jawaban iya atau tidaknya biar Aira saja yang menjawab ya nak" ucap Bapak Ardi sambil menoleh ke kirinya dimana Aira duduk disampingnya.
"Bismillah, iya saya menerima" ucap Aira lirih namun penuh ketegasan menandakan ia memang benar-benar setuju.
"Alhamdulillah" syukur seluruh tamu yang hadir.

Acara selanjutnya yaitu penentuan akad nikah dan resepsi. Dari perbincangan kedua belah pihak telah disepakati bahwa acara pernikahan akan dilaksanakan 2 bulan lagi, karena selain berkas-berkas yang harus dikumpulkan juga harus mengajukan surat izin menikahnya ke kesatuan Syamsul, karena statusnya yang seorang abdi negara mengharuskannya mengurus perizinan dan serangkaian tes untuk menikah. Sehingga memerlukan waktu yang cukup lama.

Acara pun usai seluruh tamu dari pihak laki-laki telah pulang tinggalah Karin dan Bundanya yang masih membantu membersihkan sisa-sisa acara. Karin yang memang telaten membantu tersebut pun turun tangan membantu segala yang ada. Usai membantu membersihkan sisa acara, Karin dan bunda pulang ke rumah.

...

Suasana kampus Faiz mulai ramai saat motornya sudah terparkir rapi di parkiran motor yang ada meskipun jam ditangannya masih menunjukkan angka 7 pagi. Hari ini ia ada jadwal kuliah tambahan dipagi hari yang selama ini tidak pernah ada.

Dikampus Faiz memiliki teman yang dekat dengannya, namanya Galang-dia teman sejurusannya dan selalu satu kelas dengannya sehingga mereka berdua akrab layaknya seorang sahabat karena kemana-mana selalu berdua.

Status Faiz sebagai seorang Suami belum diketahui seluruh teman-temannya terutama teman perempuan yang ia kenal karena baginya biarkan hubungannya ini diketahui orang lain dengan sendirinya. Sehingga banyak gadis-gadis berkerudung lebar yang diam-diam menaruh hati pada Faiz, karena Faiz adalah pribadi yang baik, supel, dan tidak membedakan teman.

Menikah MudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang