Kabar mengenai Faiz yang sudah menikah menyebar begitu cepat, membuat semua mahasiswa dan mahasiswi yang mengenal Faiz pun berkomentar sana sini, mulai dari mendukung, tidak mendukung dan ada yang mengira Faiz menikah karena MBA (Married By Accident).
Kabar sana sini tersebut tidak dipikirkan oleh Faiz ia justru memikirkan bagaimana caranya ia bisa pulang ke Madiun untuk mengobati rindunya pada sang istri dan juga keluarganya. Apalagi besok tanggal 17 adalah hari ulang tahunnya dimana untuk pertama kalinya ia merasakan pertambahan usia dengan status sebagai suami.
Faiz menatap layar iphonenya yang menampilkan aplikasi kalender dimana tanggal 17 adalah hari jumat, dan ia masih ada mata kuliah dan tugas yang harus diselesaikan hari itu juga. Ia bimbang, pulang ke rumah atau tidak.
Hingga tepukan Galang mengagetkannya dari lamunannya.
"Lu, kenapa iz?" tanya Galang sambil menatap wajah Faiz yang terlihat lesu.
"Gue bingung nih, enaknya balik ke madiun ngak"
"Oalah, mending ngak usah deh iz. Kan lagi banyak tugas juga"
"Tapi kan gue kangen istri lang"
"Gaya luuu"
"Serius guee"
"Iya iya mentang-mentang udah punya istri aja belagu"
"Gue ngak belagu kali"
"Aishhh, sama aja. Udah lu mau balik ngak?" tanya Galang sambil berdiri yang dijawab gelengan tanpa suara oleh Faiz.
"Yaudah gue balik duluan deh kalau lu ngak balik.. Assalamualaikum"
"Waalaikumssalam" jawab Faiz sambil menatap Galang yang berjalan meninggalkannya.
Dibalik kebimbangan Faiz, Karin sang istri tengah sibuk mencari sebuah kado untuk dirinya. Tanpa sepengetahuan Faiz Karin akan berangkat ke solo pada hari Kamis sore sehingga pada malam harinya nanti ia bisa memberikan kejutan tepat pukul 00.00 malam. Sebelum berangkat nanti sore kini ia berada di salah satu toko pusat perbelanjaan di Madiun, Karin berniat menghadiahkan sebuah dompet dan juga baju yang cocok untuk Faiz.
Usai berkeliling memilih dompet dan baju, karin menuju kasir untuk membayar barang-barang yang ia beli lalu pergi meninggalkan pusat perbelanjaan dengan senang hati.
Karin mengendarai mobil milik Faiz yang memang Faiz tinggal untuk dipakai Karin kemana mana. Apalagi semenjak kejadian ia disundul mobil saat naik motor, Faiz melarangnya naik motor lagi dan memberikan kunci mobilnya untuk dikendarai Karin. Karin hanya bisa pasrah dan menerima, karena kalau ia membantah bisa-bisa justru dilarang kemana mana sendirian.
Dari pusat perbelanjaan di Jl. Mastrip Karin memutuskan untuk pulang lewat Jl. Dr. Soetomo dan sialnya di 10 m kedepan terdapat banyak Bapak-bapak polisi berseragam dan berompi hijau menghadang setiap pengguna jalan. Karin hanya sebal sedikit dengan polisi karena ia pernah di tilang, namun bukan berarti dia takut ditilang karena dirinya sudah mempunyai sim A (Sim untuk pengendara mobil). Ia melajukan mobilnya dengan santai hingga salah satu dari belasan polisi menghadangnya.
"Selamat siang, mbak. Bisa tunjukan sim dan stnk nya" sapa polisi sambil memberi hormat.
"Selamat siang, iya" ucap Karin sambil mencari simnya di dalam dompet dan stnk di gantungan kunci mobil lalu menyerahkannya pada polisi tersebut.Polisi tersebut pun memeriksa kelengkapan Karin lalu mengembalikannya kepada karin dan mempersilahkan ia untuk melanjutkan perjalanan.
"Huffttt" ucap Karin sambil mengambil nafas panjang. Legaa, karena ia bisa melewati proses tilang yang membuatnya trauma dulu. Karena ketika sma dulu ia sering kena tilang, bukan karena salahnya namun salah temannya yang membonceng dirinya-tidak punya sim. Sejak itu ia sangat menghindari adanya tilangan, dengan tidak melewati jalan-jalan yang biasanya ada tilangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menikah Muda
ChickLitBeberapa part saya Privat Untuk yang ingin membaca silahkan Follow dulu akun saya lalu masukkan Library dan sekarang cerita sudah dapat dibaca. 155 dalam Chiklit ~ 2 Oktober 2017 114 dalam Chiklit ~ 8 Oktober 2017 90 dalam Chiklit ~ 1 Maret 2018 Aku...