Bab 14

7.3K 312 2
                                    

Langit berwarna jingga mulai pudar tergantikan dengan gelap. Adzan magrib berkumandang saat Faiz sampai di teras rumah usai mengantar Karin ke kampus. Faiz masih bingung apa maksud Annisa mengirim foto tersebut ke istrinya. Ia pikir Annisa sudah move on. Namun, kenyataanya Annisa masih mencoba mendekatinya bahkan hampir menyebabkan permasalahan di rumah tangganya.

Faiz melangkah masuk ke rumah dan tak lupa mengucap salam,
"Assalamualaikum"
"Waalaikumssalam" jawab Bunda yang tengah duduk santai di ruang keluarga. Faiz mendekat duduk disamping bunda memeluk bundanya erat dan mulai bercerita.
"Bunda, ternyata menikah sulit juga ya" ucap Faiz
"Kenapa, sayang. Kamu ada masalah apa sama Karin?" tanya Bunda.
"Gara-gara foto ku sama Annisa bun"
"Foto?"
"Iya, foto. Jadi tu Annisa ngirim foto ke Karin yg fotonya itu aku keliatan kayak meluk Annisa padahal enggak. Jadi deh dia cemburu"
"Ah, gitu. Namanya juga wanita pasti cemburu lah. Yaudah gini aja. Kamu kasih dia hadiah sebagai permohonan maaf kamu ke dia. Pasti dimaafin"
"Bunda bener juga. Tapi dibeliin apa, bun. Dia kan hp punya laptop ada, pakaian banyak, sepatu juga"
"Belikan dia buku. Bunda tau dia gadis yang gila buku. Sangat suka membaca"
"Ah iya, bunda bener. Yaudah yuk bun. Ke Gramedia beli buku sekalian aku beliin bunda sesuatu yang bunda mau"
"Wahhh.. Beneran nihh. Bunda ditraktir?"
"Bener bunda. Yuk tapi sholat dulu"
"Yaiyalah, yuk"

Faiz beranjak menuju kamarnya dan disusul bunda yang masuk ke kamarnya juga.

...

Suasana malam inagurasi terlihat tegang karena upacara pengukuhan diterimanya Maba PNM 2017/2018.

Karin dan seluruh Maba terlihat khusuk mengikuti rangkaian upacara. Usai upacara selesai acara selanjutnya adalah pentas seni yang diperlombakan antar kompi. Urutan peserta di mulai dari kompi 1 dimana seluruh maba kompi 1 naik ke atas panggung dan mulai melakukan yel-yel yang sangat keren dan di lanjutkan pentas seni berupa musikalisasi puisi yang diwakili sekitar 20 orang maba. Tepuk tangan meriah menggema disetiap pertunjukan selesai. Gak hanya pentas seni dari maba ada juga tarian dan dance dari ukm tari, ada juga persembahan dari ukm paduan suara, band, pencak silat dan masih banyak lagi.

Malam inagurasi yang sangat meriah sejenak menjadikan Karin melupakan sedikit masalahnya tadi. dan larut dalam acara yang penuh rasa bahagia bagi maba karena masa ospek telah usai dan sudah resmilah mereka menjadi bagian dari keluarga besar PNM.

Acara malam inagurasi ini berlangsung dari pukul 18.00 sampai dengan 23.00 malam, Karin tengah menghubungi ponsel suaminya saat jam menunjukkan pukul 22.49 ia meminta sang suami untuk segera menjemputnya namun tak kunjung ada balasan. Karin berpikir positif mungkin Faiz sedang menonton tv, ia telephone ponsel suaminya namun tetap tak di angkat hingga jam mennjukkan pukul 23.00 dan acara pun usai. 

Karin mencoba sekali lagi untuk menelephone suaminya namun tetap saja yang menjawab adalah mbak-mbak operator. Jengkel mulai menguasai hatinya, sambil berjalan keluar Karin dikagetkan dengan panggilan seseorang, "Karin, mau bareng aku ngak?" tanya laki-laki tersebut dari dalam mobil.

"Ah, ngak usah. Aku nunggu suamiku saja"

"Tapi disini udah sepi, rin"

"Aku tungguin sampai suamimu datang ya" pinta laki-laki tersebut yang dijawab Karin, " Ah ngak usah aku sendiri aja ngak papa kok"

"Janganlah, rin. Aku temenin, tenang aja aku bakal tetap di mobil, oke"

"ehmm, oke" ucap Karin pasrah.


klakson mobil mengagetan Karin yang melamun menatap jalanan, ia terkesiap dan langsung menoleh pada mobil tersebut yang ternyata dikendarai oleh Faiz. Karin pamit sejenak pada Syamsul--yang menemaninya dan langsung masuk dikursi penumpang yang telah dibukakan dari dalam oleh Faiz.  Karin akan menggungkan kesebalannya pada suaminya namun urung saat ia melihat Mmata Faiz yang merah seperti mata orang baru bangun tidur, Karin yang melihatnya pun berkata, "Mas, kamu ngantuk ya?"  

Menikah MudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang