Part 30

72 3 0
                                    

Maaf baru update lagi yah gaez🙏🏻🙏🏻

Aku baru bisa update karena kemarin kemarin kurang mood untuk lanjutin ini cerita sih.

Tapi karena banyak yang SUPPORT dan membuat membuat gue jadi mood kembali untuk nulis.

Jadi part ini akan gue lanjut, Btw gue masih pusing dengan alur yang udah mau habis ini sih.

Jadi selama ini bila saya update untuk cerita yang lain bukan itu supaya mengumpulkan ide ide untuk menulis kembali cerita ini.

Yah semangat yah bacanya.
Maaf kalau part ini gak sesuai harapan kalian yach. 😔

..........

13.05
Semua murid telah keluar dari kelasnya. Sudah 2 minggu setelah acara pertunangan Sehun, tapi gue masih belum bisa melupakan kejadian itu semua.

Jangan tanya bagaimana hubungan pertemanan gue dengan Sehun lagi. Sehari setelahnya, Sehun mengahampiriku di kelas yang sangat sepi dan dia meminta maaf atas pengusiran yang dilakukan tunangannya itu. Gue dengan senang hati memaafkannya. Tapi dia meminta gue tetap berteman dan selalu didekatnya, dan untuk itu juga gue menolaknya.

Gue nggak bisa lagi berhubungan dengan orang yang sudah membuat gue begitu malu dan berkali kali membuat gue merasa hidup ini hanya gue lalui dengan air mata.

"Lo ngelamun apa?" Tanya baekhyun.

Gue sama baekhyun sedang keluar ke gerbang sekolah. Jangan tanya hubungan gue dengan Taeyeon lagi. Gue bahkan menjaga jarak dengan orang yang gue udah anggap kakak gue sendiri. Gue nggak habis pikir aja dia lebih memilih untuk membantu orang yang ia baru kenal beberapa bulan lalu dibandingkan orang yang kenal ia sudah lebih 4 tahun.

Gue menggeleng sebagai jawaban. Gue tau baekhyun sedang membujuk gue untuk bicara. Semenjak hari itu gue udah lebih sering murung, gue lebih sering menutup rapat rapat bibir ini, gue lebih sering bicara sendiri dengan batin gue daripada berbicara sama orang lain.

"Ya udah. Btw itu abang lo" kata baekhyun tiba tiba.

Hah? Oppa jemput?
Perasaaan gue nggak minta Deh

Kulihat Chanyeol keluar dari mobilnya dan langsung disambut antusias dengan siswi dan guru guru yang ada di gerbang depan sekolah.

"Pulang ama gue yah hari ini" kata dia.
Gue hanya menatap sinis kearahnya.

Dia hanya tersenyum menanggapi ekspresiku. "Gue mau bawa lo ke suatu tempat" kata dia lagi.

Gue udah menarik tangan baekhyun dan menuju halte bus. Tapi sebelum itu Chanyeol oppa berteriak. "Lo harus liat dia dek, dia butuh lo. Si ular itu menghilang tiba tiba, dia ingin bertemu denganmu"

Gue menghentikan jalan ku dan berbalik kebelakang. "Apa maksudmu dengan dia?" Kataku ketus.

Dia mendekat kearah ku dan membuatku refleks mundur sesuai langkah dia maju. Dia menghentikan langkahnya dan tersenyum maklum kearahku. "Sehun. Ya Sehun. Dia ingin bertemu dengan lo dari seminggu yang lalu. Tunangan dia pergi meninggalkannya saat tahu dia—"

"Dia kenapa oppa? Dia kenapa?" Tanyaku menggebu ngebu. Entah apa yang membuat gue penasaran dengan keadaannya.

"Yaudah lo pulang bareng gue aja. Kita temuin dia, lo ikut baek." Kata Chanyeol yang dijawab anggukan oleh baekhyun.

..........

In hospital
Gue sempat bengong sendiri di kursi belakang saat sudah sampai di rumah sakit.

Kok rumah sakit?
Ngapain gue kesini?
Jangan jangan seeehun

"Oppa apa Sehun masuk rumah sakit?" Tanyaku dengan pelan tak ada lagi kata sinis yang keluar.

Chanyeol gak menjawab pertanyaan ku dia membawaku kelantai 3 rumah sakit ini. Di lantai ini hanya berisi kamar inap saja.

Kita semua berhenti di depan kamar 3425 dengan daun pintu berwarna ungu muda. Disana gue bisa melihat Sehun tengah terbaring di atas brankar rumah sakit dengan infus di lengan kirinya.

Chanyeol oppa membuka pintu kamar inap Sehun. Ia masuk duluan kemudian baekhyun menyusul setelah itu pintu tertutup. Gue masih takut untuk masuk gue gak bisa hadapi ini.

Pundak gue disentuh dari belakang. Gue menoleh kearahnya dan melihat ahjumma atau ibu Sehun dengan mata merahnya. Dia memeluk tubuhku saat sudah berbalik penuh kearahnya.

"Makasih udah datang nak" kata dia dengan surah bergetar. Seragam sekolah yang gue gunakan mulai basah di pundak kanan ku. Gue mengusap punggung ahjumma agak ia lebih tenang.

Dia melepas pelukannya. "Dia telah menunggumu lama sekali. Dia tidak mau berbicara ke siapapun karena telah membuat kamu menangis dan tak ingin menemuinya lagi" dia berbicara sambil nangis. Dari wajahnya gue bisa liat dia sudah banyak mengeluarkan air mata. Mata dan sekitar hidungnya telah memerah.

"Ahjumma berhentilah. Wajahmu sudah merah sekali" kataku sambil mengusap air matanya.

"Temui dia nak. Cobalah memaafkan dia, ahjumma akan bersujud di bawah kakimu. Tolong, ahjumma tidak kuat melihat anak semata wayang ahjumma menderita begini." Kata dia sambil bersiap duduk dilantai tapi dengan cepat gue cegah.

"Ahjumma, tolong jangan begini. Aku akan masuk ahjumma. Tolong hapus air matamu." Kataku yang langsung dilaksanakan olehnya.

Gue mulai masuk ke dalam ruangan itu. Disana gue dapat merasakan ahjussi yang berdiri dari kursinya begitu pula dengan baekhyun, dan chanyeol oppa. Dapat kulihat Taeyeon yang juga mulai menjauh dari Sehun saat gue berjalan ke arah brankar itu. Sesaat gue merasakan sakit.

Sehun? Taeyeon?
Mereka ada hubungan apa ?
Adakah yang gue lewatkan belakangan ini?

Taeyeon sempat memberikan senyuman kearahku tapi tak ku hiraukan. Pandanganku tertuju pada orang yang tengah berbaring dengan mata tertutup ini.

Gue duduk di kursi dekat pasien. Mencoba memegang tangan yang dipasangkan selang infus itu. Tangan itu lumayan dingin saat gue genggam. Kedua bola mata itu perlahan terbuka. Mata itu mulai mencari sosok yang sedang memengangya.

"Sehun" lirih ku saat dia menatapku dengan mata sayunya.

Dia tersenyum tipis seraya mengenggam tanganku lebih erat. "Kamu datang?" Tanya dia yang gue jawab dengan anggukan. "Kamu mau menemui ku ? Setelah semu—"

Gue menutup bibir dia agak tidak mengucapkan kalimat kalimat itu lagi. "Udah, gue udah disini. Gue nggak mau dengar lagi apa yang kamu mau ucapkan tadi." Kata gue yang dijawab oleh anggukan dan senyum tipis darinya.

Gue mengahadap ke 4 orang yang kini duduk di kursi penjenguk ruangan itu seraya tersenyum. "Boleh saya minta waktu dengan Sehun. Sebentar saja 15 menit bagaimana? Aku hanya ingin bicara berdua dengannya" kataku sambil menatap ke semua orang itu kecuali yang memiliki rambut panjang.

Semua telah keluar tersisa lah gue dan Sehun yang saling memandang satu sama lain. "Sehun kenapa?" Tanyaku dengan pelan. "Kamu sakit apa Sehun?" Tanyaku lagi sambil mengelus rambut hitamnya.

Dia tersenyum saat gue mengelusnya. "Gak sakit apa a—"

"Gak mungkin gak sakit. Kalau gak sakit ngapain kamu disini Hah? Kamu ngapain disini? Aku nggak suka liat Sehun disini. Ayok pulang Sehun" kataku dengan setengah berteriak dan air mata yang mulai mengalir.

Sehun mulai menatapku sendu. "Maafkan aku. Aku tak bisa pulang. Aku lemah. Benar benar lemah. Aku tak bisa menjagamu lagi Ara" kata dia dengan pelannya.

Gue mencoba menatapnya lekat. "Kamu sakit apa sebenarnya Sehun? Katakan?" Tanyaku.

Dia mulai mengambil kedua telapak tangaku dan ia genggam kembali. "Aku mengalami infeksi paru paru. Karena aku sudah menjadi pecandu sabu sabu sejak lama Ara"

Bagai petir yang menggelegar membuatku tak dapat berkutik. Air mataku luruh terus menerus.

"Tidak. Itu tidak benar. Tidak. Sehun bukan pecandu. Dia anak baik baik. Sehun tidak nakal. Tidak. Kamu tidak sak—"

love phobia [ OH SEHUN EXO ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang