Part 31

91 4 0
                                    

Silahkan putar vidio diatas sambil membaca dibawah ini. Sorry baru update lagi.

yeoja ini tampak menggeliat kecil. Ia mencoba meraba meja nakasnya untuk mencari jam.

Saat tangannya bergerak ingin meraba tiba tiba badannya serasa ingin terjatuh, entahlah apa kasurnya mulai menyusut atau ia sudah di ujung kasur sekarang ini.

Saat ia terus meraba badannya mulai bergerak ingin terjatuh, tiba tiba ia merasa ada tangan yang menggapai perutnya dan mengembalikan posisinya ke tengah kasur.

Ia membuka matanya dan melihat sekitar. Ia masih di rumah sakit ternyata. Ia melirik ke perutnya ternyata ada tangan seseorang melingkar di perutnya itu.

"Udah bangun?" Tanya seseorang itu.

Gue membalikkan badan dan melihat wajahnya yang sangat dekat denganku.

"S-Sehun? Kenapa kamu ada disini? Eh bukan bukan maksud aku kenapa aku ada disini ? Kasur ini ?"

Ia tersenyum sambil merapikan poniku.

"Kamu tadi tiba tiba saja jatuh pingsan entah mengapa" katanya dengan senyum yang tak pernah musnah.

Gue mulai bangun dan berjalan kearah toilet untuk membasuh muka. Saat keluar, kulihat dia sudah duduk di atas kasur.

"Udah berapa lama aku pingsan ?" Tanyaku.

"Gak lama. Paling sekitar 2 jam lah"

"Mana yang lain? Kok nggak masuk"

"Kan kamu suruh orang lain keluar. Jadi aku nggak kasih masuk." Katanya dengan wajah polos.

Gue tampak mengedarkan tatapan keseluruh penjuru ruangan dan benar ruangan ini hanya berisikan 2 manusia saja. "Lalu, siapa yang mengangkat ku ke tempat tidur tadi?"

namja ini tersenyum dan mengarahkan telunjuknya ke dirinya sendiri.

"Astaga sehunnnnnn, kamu lagi sakit dan gak boleh turun dari kasur. Ini lagi pake angkatin aku, udah tau berat. Kenapa gak panggil yang lain diluar aja sih kamu It-"

Ia menutup mulutku dan menggeleng. "Wah kamu cerewet banget yah. Kalo aku masih kuat kenapa wanitaku harus di angkat sama orang lain. Nanti tanpa Sepengetahuanku mereka memegang di tempat yang terlarang bagaimana ?"

"Ihhh kok pikirannya jorok sih." Kataku sambil pura pura ngambek.

Gue berbalik untuk keluar dari kamar dan mencari baekhyun. Tapi tangan dia lebih dulu menghalangku.

"Mau kemana ?" Tanyanya sambil mengelus tangan kiriku dengan tangan kanannya.

"Mau keluar bentaran doang mau liat baek"

Ia menggeleng. "Gak boleh. Disini aja sama aku"

Astaga sisi posesive nya keluar

Gue pun menarik kursi dan duduk di sisi ranjangnya. Dia masih memaikan jari jari tanganku dengan tatapan masih fokus ke wajahku.

"Kenapa sih? Ada yang aneh yah di wajahku?" Tanyaku.

Dia menggeleng polos.

Gue baru mau membuka mulut untuk mengatakan sesuatu, tapi dia lebih dulu menutup mulutku lagi.

"Diam dulu, aku lagi fokus"

Yah gimana kalo gini. Gue harus diam lah.

"Tuhan bila masih ku diberi kesempatan, izinkan aku tuk mencintanya" katanya dengan wajah pucat itu.

Noooo.

"Namun bila waktuku telah habis dengannya, biarkan cinta ini hidup sekali ini saja" dia langsung menintikkan air mata setelah mengatakan itu.

Gue juga yang mendengar kata itu tak sanggup untuk menahan air mata ini.

"Hunn, jangan ngomong gitu yah" kataku pelan sambil mengusap rambutnya.

Ia menghapus air matanya dan lanjut mengapus air mataku, lalu mengangguk.

"Cantik" katanya

Kan?
Ini nih yang di bilang orang habis ujan muncullah pelangi.
Baper adek bang.

"Ih paansih" kataku dengan air mata yang masih luruh.

Entah mengapa mengingat kata katanya beberapa jam yang lalu membuatku tak bisa berkutit. Satu hal yang ada di dalam pikiran ku, ia harus bahagia dan bersamaku selamanya TITIK.

"Udah dong nangis nya." Ia kembali mengusap air mataku dan dengan gerakan cepat ia meraih pinggangku dan membawanya ke pelukannya.

Gue membalas pelukan itu dengan air mata entah bahagia atau sedih. Bahagia karena dapat memeluknya lagi setelah sekian lama gue nggak berjumpa. Dan sedih karena gue harus berpelukan setelah mengatakan kata kata yang tak ingin kudengar.

I love you hun

Dia melepaskan pelukan itu dan menatapku sambil membersihkan sisa air mataku. "Udah jangan nangis terus, cantiknya ilang."

"Hahahahha" gue mencoba tertawa dia sela sela tangisan ini. "Ini air mata napa turun mulu sih ?"

—————

23.45
Gue bangun untuk minum air, dan melihat Sehun yang udah tertidur di kasurnya.

Yap hari ini gue bakal jaga Sehun, sesuai kemauan dia.

Gue berjalan mendekat kasurnya dan melihat mata indah itu yang kini tertutup dan sedang memimpikan sesuatu disana.

Gue duduk di sisihan kasurnya dan memegang tangannya yang tertusuk jarum suntik. Gue hanya bisa tersenyum miris melihat tangan yang dulunya selalu menjahili ku, mencolek hidungku, merusak rambutku, dan mencubit pipiku. Kini tangan itu sudah terlihat kurus, tak lagi sama seperti dulu lagi.

Tangannya bergerak dan saat kulihat wajahnya, ternyata dia sudah terbangun. Gue masih setia menggenggam tangannya.

"Maaf ganggu" kataku.

Ia tersenyum sambil menggeleng.

Kita berdua hanya saling memandang sampai saat dia ingin bangun dari tidurnya untuk duduk. Gue melarangnya karena harusnya dia sekarang kembali tertidur. Dia hanya menurut.

Tatapannya beralih ke genggaman ku. "I'm jealous of the rain, That falls upon your skin, It's closer than my hands have been,I'm jealous of the rain." Katanya

"I'm jealous of the wind, That ripples through your clothes, It's closer than your shadow, Oh, I'm jealous of the wind."

"I wished you the best of, All this world could give, And I told you when you left me, There's nothing to forgive, But I always thought you'd come back, tell me all you found was, Heartbreak and misery, It's hard for me to say, I'm jealous of the way, You're happy without me" katanya sebelum mengangkat wajahnya dan menampilkan senyum manisnya.

"Udah jangan galau gini kalau malam. Hahahahah" gue mencoba tertawa supaya suasana mencair.

Dia juga tertawa pelan sebelum terbatuk.

"Jangan ketawa Deh, nanti batuk. Ini minum dulu, baru tidur lagi." Kataku sambil menyerahkan air botol dia.

Ia bangun sebentar dibantu oleh ku dan meminum air itu. "Ini udah" katanya.

Gue ingin membantu dia kembali tertidur. Tapi dia menggeleng dan melepaskan tanganku dari punggungnya.
"Aku bisa kok" katanya.

Dia kembali tertidur dan memakai selimutnya. "Aku kelihatan lemah banget yah ?" Tanyanya.

Gue berbalik kearah kasur. Gue tersenyum, "gak, Sehun yang aku kenal nggak pernah lemah. Dia kuat sama sepertiku kuat. Gak ada tandingan" kataku.

Gue kembali ke sofa dan mulai menarik selimutku dan kembali mencoba tertidur.

"Kalau aku kuat kenapa aku malah disini? Harusnya aku udah bahagiain kamu, bawa kamu jalan jalan kemanapun kamu mau, piknik bareng kamu, ulangan disekolah seperti anak lainnya, tidak disini dengan selang inpus ini." Katanya.

Gue hanya bisa mendengarnya dengan mata tertutup dan air mata yang mulai lirih lagi.

Sehun punya aku harus kuat TITIK.

love phobia [ OH SEHUN EXO ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang