kau berubah ardi

1.7K 93 0
                                    

Karena semua yang pernah pergi  ketika kembali dia tak kan sama lagi

Sejak kembalinya ardi dalam kehidupan embun. Lengkungan sabit itu kembali terlukis pada wajah embun , binar binar kebahagiaan mulai nampak pada mata cantik nya. Ah seperti nya embun telah kembali pada jiwanya yang dulu. Ia kembali menemukan semangatnya dulu.

Rais sangat mensyukuri perubahan embun . ia sangat bersyukur karena sahabatnya yang dulu telah kembali. Tak ada lagi luka dalam mata embun , kesedihannya telah hilang.

Embun pov
Dia memang telah kembali , iya , dia penyemangatku. Aku senang sekali akhir nya semuanya telah kembali seperti dulu. Ku kira ardi tak kan kembali lagi padaku , tapi ternyata sungguh rahasia Allah sangat indah. Ardi kembali padaku , bahkan dia kembali dengan membawa serta semangatku.

Embun pov off

Sudah hampir satu bulan kembalinya ardi dalam kehidupan embun . namun ternyata , semua tak sesuai harapan embun. Entah kenapa embun merasakan ardinya sekarang telah berubah. Tidak ada lagi omelan ibu ibu rempong yang embun dengar di setiap paginya, tiada lagi kejahilan kejahilan yang membuat embun jengkel sekaligus bahagia , tiada lagi perhatian perhatian tulus seperti dulu. Benar benar berubah. Awalnya embun mengira karena baru awal mereka baikan , semua butuh proses bukan ? Tapi sampai kapan proses itu berakhir ? Sudah hampir sebulan lebih , dan embun rasa itu sudah lebih dari cukup untuk penyesuaian.

Embun paling tidak tahan dengan hal ini , ia tidak bisa begini terus. Akhirnya embun memutuskan untuk berterus terang pada ardi.
Dan disinilah mereka sekarang , di taman belakang sekolah. Tempat favorit mereka. Dengan ardi yang sibuk dengan ponselnya dan embun sibuk menata hati dan fikirannya

"Ehemm a' " tidak ada sahutan dari ardi , matanya masih menatap serius layar ponselnya
" Aa' " ucap embun sedikit keras sambil memutar paksa tubuh ardi
"Apa sih mbun ?"
"Aku mau ngomong "
"Ngomong aja sih , apa ?"
"Aa' berubah" ucap embun to the point. Seketika raut mukanya berubah jadi serius , dan entah kenapa raut wajah ardi jadi menegang.
" Aa' udah beda sekarang. Beda banget!! " sambung embun dengan tatapan tajam
"Maafin aa' ya sayang , maaf kalo aa' beda sekarang. Aa' janji bakal jadi kayak dulu , maafin aa' ya sayang ''
Kriiing keriiing kring
"Sayang udah bel nih , aku masuk dulu yah , nanti jam nya pak bandi soalnya" tanpa mendengar persetujuan dari embun ardi langsung melenggang pergi dengan tergesa gesa.
Embun menghela nafas kecewa.
Banyak hal yang ingin embun ucapkan kepada ardi , namun ardi malah seakan akan melarikan diri.
Akhirnya embun melangkahkan kakinya menuju kelas dengan lunglai.

Sampai di kelas embun melipat tangannya diatas meja dan menjadikannya bantal. Rais yang baru kembali dari kantin melihat sahabatnya itu dengan heran. Pasalnya tadi pagi binar binar kebahagiaan itu masih nampak pada diri embun, namun sekarang seakan akan semua berkebalikan.

"Mbun woy! " teriak rais tepat di telinga embun
"Astagfirullah rais!" kesal embun
"Hehe maap maap , lagian lo kenapa sih"
"Nggak kok gua gapapa " elak embun.
"Alahh udah gausah galau galau kek gitu , mumpung gua baik hati mau ini ga ?" ucap rais sambil menyodorkan es cream coklat kesukaan embun yang ia beli tadi di kantin.
Ya itu adalah salah satu cara mengembalikan mood embun .
"Waaah makasii rais sayang " sambut embun dengan mata berbinar.
Tepat 5 menit sebelum bu dina masuk ke kelas es cream embun sudah habis ia makan. Sedangkan rais hanya melongo melihat sahabat nya itu -,-

Kriiing kriiing kriing

Bel pulang sekolah telah berbunyi , para siswa bersorak senang dan buru buru meninggalkan sekolah , karena langit sangat gelap , pertanda sebentar lagi akan turun hujan.
Terkecuali gadis cantik yang kini sedang memegang sapu di depan pintu , ia sedang menatap kepergian sahabat nya yang harus buru buru pulang karena akan ada acara keluarga. Buru buru ia menyelesaikan kegiatan menyapunya.
Ketika selesai gadis itu sudah hendak berlari keluar kelas namun urung karena tiba tiba hujan turun dengan derasnya.
"Yaahh hujan deh" gadis itu menunggu sendirian di koridor sekolah. Hujan turun memang cukup deras , namun tak ada angin .
'Brakk'
"Astagfirullah!" pekik embun kaget.
"Kan ga ada angin , ta..tapi pintunya kok aaaaaa bundaaaaa" teriak embun ketakutan, ia langsung berlari menjauh dari sekolahnya, tak peduli bajunya yang basah kuyup akibat hujan.

'Tiiiiiiiiiin'
Bunyi klakson mobil terdengar memekik telinga. Embun terperanjat kaget.
"Astagfirullah!" hampir saja mobil itu menabrak embun.
Dengan tergesa gesa pengemudi mobil itu turun dari mobilnya, embun sangat takut pasalnya memang dia yang salah , jalan gak lihat lihat. Embun menutup wajahnya dengan tangan , ia takut sangat takut.
"Saya gak jadi nabrak kamu , buka aja saya ga bakal marah meskipun sebenarnya saya berhak marah" ucap pria itu datar. Tunggu embun seperti mengenali suara ini. Embun mengangkat tangannya perlahan
"Do..dokter azzam ?" kaget embun, bagaimana mungkin mereka bertemu lagi ? Selalu saja begini.
"Ma..maafin embun dok" sesal embun
"Iya gapapa , masuk mobil. saya antar kamu pulang"
"Ga.. Gausah dokter saya bisa pulang sendiri kok" tolak embun merasa tak enak
"Ck.. Kamu ikut atau saya marah karena kecerobohan kamu tadi saya hampir kena masalah hmm ?" ancam azzam
"Ehh iya iya yaudah ayok" pasrah embun akhirnya , tanpa sadar sebuah senyuman manis terukir diwajah tampan azzam.

Azzam pov
Sore ini hujan kembali turun , bertepatan sekali saat gua pulang kerja.
Kering kriing
"Assalamualaikum mi"
.....
"Iya ini azzam masih dijalan mi"
.....
"Siap mi"
....
"Wa'a.. Astagfirullah"
'tiiiiin' alhamdulillah untung ga ketabrak.
Segera aku turun dari mobil dan kudapati gadis itu berdiri mematung dengan tangan yang menutupi seluruh wajahnya , sepertinya dia ketakutan . oh baiklah aku tidak segalak itu.
Eh tunggu. Kurasa aku mengenal gadis ini. Dia.. Embun ah iya gak salah dia gadis yang akhir akhir ini gak mau angkat kaki dari pikiranku. Lucu sekali dia, eh astagfirullah.
"Saya gak jadi nabrak kamu, buka aja saya ga bakal marah meskipun sebenarnya saya berhak marah" ucapku dengan nada datar , untuk menghilangi kegugupanku.
"Do...dokter azzam?" ucapnya terbata setengah kaget . ya Allah lucu sekali dia dengan tampang polosnya
"Ma.. Maafin embun dok" ucapnya lagi karena aku yang masih bengong , ya ngapain lagi kalo bukan mikirin dia , semoga Allah mengampuniku , karena telah lanjang memikirkan orang yang bukan mahramku
" iya gapapa,masuk mobil. saya antar kamu pulang" entahlah ada apa dengan aku ,yang tiba tiba bisa nawarin ngantar dia pulang. Yaah mungkin aku hanya kasian , lagipula ini sudah sore dan hujan pula pasti susah nyari kendaraan umum. Pikirku.
"Ga.. Gausah dokter saya bisa pulang sendiri kok" tolaknya
"Ck..kamu ikut atau saya marah karena kecerobohan kamu tadi saya hampir kena masalah hmm ? Oh kenapa lagi aku ini , barusan aku memaksanya ikut ? Ah sudahlah.
"Eh iya iya yaudah ayok" pasrahnya , dan aku tersenyum lagi. Sungguh ada yang salah dengan ku hari ini.

Azzam pov off

Akhirnya mereka pulang bersama , dalam kesunyian karena tidak ada yang berani membuka pembicaraan. Mereka sibuk dengan pikirannya masing masing.
Sampai tiba tiba ...

Jadikan Al Quran bacaan utama 💕

Jodoh Pilihan Allah [ PROSES REVISI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang