Malam itu azzam dan keluarga nya datang berkunjung kerumah embun. Selain untuk mendengar langsung jawaban dari embun , mereka juga akan segera menentukan tanggal pernikahannya.
"Assalamualaikum" ucap Halimah ummi nya azzam
"Waalaikum salam , masya allah ummi mari silahkan masuk" jawab bunda embun
Mereka pun masuk dan duduk di ruang tengah. Yang entah sofa nya ditaruh dimana , yang jelas di sana hanya ada karpet merah berpola polkadot.
"Silahkan dicicipi makanannya ummi , nak azzam dan semuanya. Ayo ndak usah sungkan sungkan" ucap ayah embun.
"Iya silahkan dicicipi dulu , sebentar saya panggilkan embun dulu" tambah bunda embun , kemudian beranjak menuju kamar embun , untuk memanggil putrinya.Embun POV
Yah disinilah aku sekarang, dengan balutan gamis berwarna peach dengan kerudung senada dan polesan make up tipis yang diberikan bunda padaku membuat ku tak terlihat seperti mayat hidup.
Entah kenapa aku gugup kali ini. Padahal sebelumnya bertemu dengan dokter itu terasa biasa saja, apa karena dia telah mengkhitbah ku ?
Ah sudahlah. malam ini terjadi, ini semua karena keputusanku. Aku tak tahu apakah keputusan ini sudah benar. Aku menerimanya bukan karena aku telah mencintainya , tapi itu semua karena orang tua ku. apa aku salah ? Apakah aku egois ?
Tapi bukankah cinta bisa tumbuh karena terbiasa ? Aku berharap itu yang akan terjadi nantinya. Aku bisa mencintai pria itu sepenuhnya. Karena aku pun sadar , pernikahan tidak bisa di jadikan bahan mainan , maka dari itu aku akan belajar mencintainya , mulai sekarang.
Seseorang mengetuk pintu kamar ku.
Aku beranjak untuk membukanya, ku lihat bunda berdiri denhan senyum mengembang disana.
Aku tau bunda sangat bahagia , terlihat sekali dari pancaran matanya. Sebisa mungkin aku senyum dan terlihat bahagia disini , aku bahagia ya harus setidaknya akan ku paksakan untuk hari ini , ah tidak untuk seterusnya. Semoga keterpaksaan ini akan berakhir ikhlas dan bahagia ya Robb.
Bunda menggandeng tangan ku , dan mengajak ku kebawah. Beliau mengatakan bahwa keluarga dokter azzam telah menunggu dibawah.
Oh tidak , jantungku berdetak up normal. Ayolah embun suruh dia tenang sedikit. Aku mengambil nafas lalu mengembangkan senyum, mencoba meyakinkan diriku sendiri, mencoba memantapkan hati bahwa memang inilah yang terbaik.
Embun POV offKetika embun sampai diruang Tengah , tak sengaja matanya bertemu dengan mata azzam , mereka berpandangan sepersekian detik , sebelum embun kembali menunduk. Sementara azzam mati mati an menahan pandangan karena makhluk didepannya ini begitu mempesona.
Embun langsung salim kepada ummi halimah dan beberapa orang yang lain.
"Subhanallah cantik sekali embun sekarang" puji ummi halimah sambil tersenyum.
Embun merasa sangat tersanjung di puji demikian oleh ummi halimah , yang notabene adalah guru TPA nya dulu. Ia hanya tersenyum menanggapinya.
"Azzam silahkan kamu tanya jawaban atas khitbah kamu kemaren pada embun" ucap ummi halimah kepada putranya
"Iya nak azzam , biar nak azzam denger sendiri jawaban dari embun".
Azzam mengangkat kepalanya kemudian menatap embun , dan tepat saat itu juga embun melakukan hal yang sama. Mata mereka kembali bertemu , pandangan mereka terkunci. Entah energi apa yang menyerang mereka hingga rasanya sulit untuk keduanya memalingkan pandangan.
"Ayo nak azzam silahkan" interupsi ayah embun , menyadarkan mereka. Spontan mereka menunduk dan berucap istigfar.
"Apakah kamu menerima lamaran saya mbun ?" tanya azzam akhir nya.
Jantung embun kembali berdetak up normal. Ia gugup , tangannya memilin ujung jilbabnya hingga terlihat lecek.
'Ayo ayo kuasai diri kamu mbunn' pekiknya dalam hati.
Ia mengambil nafas , dan memberi jeda sejenak.
"Saya terima lamaran dokter azzam" jawabnya kemudian.
Setelah mendengar jawaban embun serentak orang yang ada di ruangan itu mengucap hamdalah."Tapi,.." ucap embun menggantung kalimatnya
"Tapi apa ?" tanya azzam penasaran
hal itu membuat kedua orang tua mereka tersenyum penuh arti.
"Tapi , saya ingin pernikahan ini sederhana dan hanya mengundang orang terdekat saja" katanya kemudian
Bukan apa apa , embun belum siap jika teman temannya mengetahui bahwa ia telah menikah.
"Ada lagi nak ?" tanya ummi Halimah
"Iya ummi , embun pengen pernikahannya dilaksanakan minggu depan" lanjutnya
Mendengar hal itu, sontak semua yang ada disana kaget.
Entah atas dasar apa dirinya meminta hal tersebut.
"Gimana ? " tanya embun sambil mengangkat kepalanya. Ia mengernyit heran , karena semua orang menatapnya terkejut.
"Kenapa ? Ada yang salah ?" tanyanya begitu polos
"Engg... Enggak tidak ada yang salah sayang , gimana azzam kamu setuju?" jawab ummi halimah
"Hah ? Emm iya ummi" jawab azzam tergagap.
"Alhamdulillah , berarti persiapan kita gak lama , kita bahas satu satu ummi" kata bunda embun.
Selanjutnya mereka membicarakan rencana pernikahan mereka. Sementara sang calon mempelai justru saling diam dan lebih memilih memasrahkan semua pada orang tua mereka.****
Dan hari yang ditunggu pun telah tiba. Kini , embun telah siap dengan balutan kebaya putih yang terlihat simple namun elegan. Wajahnya dipoles make up sederhana , namun dirinya terlihat sangat cantik.
Entah dia harus merasa senang atau sedih saat ini. Yang jelas dia tidak terpaksa ataupun begitu menginginkan menikah dengan dokter itu.
Gadis itu tengah menunggu di kamarnya , sementara ia yakin diluar tepat di ruang tengah tempat dilaksanakan akad nya azzam dan keluarganya sudah datang.Tiba tiba , tangan nya berkeringat dingin. Ah ada apa dengannya ? entah kenapa dia merasa gugup. Berulang kali bibir mungilnya mengucap dzikir entah apapun yang ia bisa ,ia ucapkan.
"Ehemm.. Nak azzam siap ?" tanya ayah embun. Dia tau akad nya akan segera dimulai.
Terdengar mereka mengucap istigfar"Bismillahirrahmanirrahim , Ananda Muhammad Azzam Alfsrisi bin alm. Hadi Jafar, saya nikah kan dan saya kawin akn engaku dengan putri kandung saya Alisha Embun Fazahra dengan mas kawin seperangkat alat sholat , dan uang sebesar dua ratus empat puluh ribu , dibayar tunai" ucap ayah embun dengan tenang. Kemudian dengan mantap azzam mengucap Qobulnya.
"Saya terima nikah dan kawinnya , Alisha Embun Fazahra binti Rahman Ihlal dengan maskawin tersebut dibayar tunai".
Bagaimana saksi , Sah ?
"Sahh"
"Sah"
Ucap semua orang. Bersamaan dengan itu , kristal bening meluncur bebas dari pelupuk mata embun.
Ia tak menyangka jika sekarang, dirinya adalah seorang istri. Istri dari Muhammad Azzam , dan bukan dengan ardi yang ia pernah tangisi dan cintai mati matian.
Dan lagi , kini baktinya telah berpindah pada suaminya, bukan pada ayahnya lagi. Mengingat itu cucuran air mata semakin deras membasahi pipinya.'Cklek'..
"Bun..." kalimatnya terputus , melihat orang yang menjemputnya bukan seperti ekspektasinya. Mata embun terbelalak bagaimana bisa , kenapa dia yang datang ?
Melihat kebingungan ku akhirnya dia mengatakan sesuatu yang membuat pertanyaan di otak ku hilang seketika."Tadi bunda yang nyuruh saya jemput kamu langsung " ucapnya
Embun tersenyum kaku , lalu berjalan maju , dan...
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh Pilihan Allah [ PROSES REVISI ]
EspiritualBagaimana jika kamu begitu mencintai seseorang yang selalu menyakitimu , dan membuat kamu tidak sadar bahwa ada seseorang yang begitu tulus sayang kamu yang sedang mati matian berjuang dihadapan Rabb nya , yang kini sedang menikungmu lewat doa. Inil...