Akhirnya mereka pulang bersama , dalam kesunyian karena tidak ada yang berani membuka pembicaraan. Mereka sibuk dengan pikirannya masing masing.
Sampai tiba tiba ...
"Berhenti!" interupsi embun tiba tiba. Spontan azzam menginjak pedal rem nya mendadak.
"Hei kamu kenapa"
"Terimakasih atas tumpangannya saya turun disini assalamualaikum" ucap embun cepat, lalu turun dari mobil dan berlari ke sebuah taman yang tadi mereka lewati
"Tap... Waalaikum salam"
Embun berlari , dan benar saja , penglihatan nya masih normal. 'Tidak benarkah itu ardi ? Lalu siapa wanita itu ? Kenapa mereka akrab dan .. Mesra sekali ?'
Sakit dan hancur bagai disayat sembilu hati embun
' jadi ini alasan ardi berubah ! Jadi ini ! Lantas kenapa ? Kenapa dia menarikku kembali dalam hidup nya! Ya Allah ' batin embun menangis.Tanpa pikir panjang embun langsung melangkahkan kakinya menuju ke arah ardi dan wanita itu.
"Jadi ini alasan kamu berubah! Karena perempuan ini !" ucap embun sarkas , hatinya sudah terlampau sakit dan emosi sudah tak bisa ia tahan lagi.
"E..embun" ucap ardi kaku , dia kaget bukan main melihat embun di sini tepat ketika ia sedang bersama keysa.
"A..aku bisa jelasin sayang" kata ardi mencoba menenangkan embun.
"Udahlah ar, biarin aja dia tau hubungan kita. Kan masih ada aku" ucap kesya sambil menggandeng tangan kekar ardi dengan manja.
Bukan main sakit hati nya embun , didepan matanya sendiri. Orang yang selama ini dia percaya tak akan pernah goreskan luka , ternyata membuatnya hancur tak terkira.Ardi menghempaskan tangan kesya dengan sedikit kasar, ia beralih memegang tangan embun , mencoba meyakinkan gadis itu lagi. Sementara kesya yang diperlakukan demikian oleh ardi, hanya bisa memberengut sebal.
"Mbun, sayang aku mohon dengerin penjelasan aku dulu" mohon ardi. embun menghempaskan pegangan tangan ardi.
"Aku cukup tau semuanya! Cukup sampai disini. Permisi assalamualaikum!" setelah embun mengakhiri kalimatnya , ia langsung berlari menjauh. Berulang kali ardi memanggilnya , namun entah mengapa itu justru membuat hatinya semakin sakit. Ia terus berlari tak tentu arah.
Disisi lain , ada seseorang yang menyaksikan semua kejadian itu. Seseorang yang juga merasakan sakit seperti embun , bahkan terlebih parah.Azzam pov
Tiba tiba gadis itu meminta berhenti. Entah disengaja atau tidak , dia meminta berhenti disebuah taman, taman yang cukup indah dengan danau yang berada di sisi kirinya.
Gadis itu berlari menuju taman dan menghampiri salah satu bangku taman yang terletak dipinggir danau. Bangku yang sudah di tempati oleh pasangan muda. Ah tunggu, seperti nya dia nangis lagi ?
Entahlah kenapa tiba tiba kaki gua nglangkah ngikutin gadis itu. Perlahan , tanpa sepengetahuan nya. Terserah deh mau dibilang kurang kerjaan atau kepo mah bodo amat. Yang penting gua seneng ? Ah tau deh.
Azzam pov offAzzam melihat semuanya, dimana penghianatan itu tepat didepan matanya. Entahlah, hati azzam ikut sakit melihat embun seperti itu. Ah bukan bukan , ada yang lebih sakit dari itu. Melihat tangan embun dipegang sesuka hati oleh pria lain ? Panggilan sayang ? Juga air mata yang embun teteskan karena pria itu. Itu ya benar itu lebih tepat. Sakit hati kah dia melihat embun diperlakukan demikian dengan pria non mahramnya ? Lantas knapa bisa ?
Ah bodoh! Bukan saat nya memikirkan hal itu , ada hal lain yang lebih penting sekarang. Yah gadis itu! Kemana perginya dia ?
❤❤❤
Azzam sudah mengelilingi taman ini hampir 3 kali , namun tak ada satu pun tanda tanda keberadaan embun disana.
"Ck. Kemana sih gadis itu, bikin orang khawatir aja!" keluh azzam ketika ia tak kunjung menemukan embun. Eh tunggu , apa tadi , khawatir ? Azzam mengkhawatirkan embun ? Ah sudahlah.Azzam menyerah , ia sudah memutari taman hampir 5 kali , namun tetap saja hasilnya nihil. Ini sudah sore, dan sebentar lagi daerah ini juga akan hujan.
'Ya Allah kemana gadis itu' bantin azzam bingung , entah kemana lagi ia harus mencari. Sebenarnya bisa saja ia tak peduli dan langsung pulang ketika embun meminta turun di taman ini. Namun entahlah hati kecilnya menolak, ia takut. Takut terjadi apa apa pada embun.Akhirnya ia memutus kan untuk menyusuri pinggiran danau, 'tempat ini sangat indah, kenapa aku tadi tak kepikiran untuk nyari kesini ya' gumam azzan pelan. Dari kejauhan ia melihat gadis SMA yang bersandar di bawah pohon dekat danau, ia lebih memilih tanah sebagai tempat duduknya. Azzam menyipitkan mata, seperti nya dia mengenalnya. Ah itu embun.
Tanpa pikir panjang, kaki azzam melangkah menuju tempat itu, ah tidak bukan melangkah lagi tepatnya ia sedang berlari.
"Embun. Saya udah cari kamu kemana mana ternyata disini" ucap azzam setengah ngos ngos an karena berlari.
"Dokter cari saya ?" jawab embun dengan bodoh , jelas jelas tadi azzam bilang 'cari kamu kemana mana'
"Engg...e iya, udah sore mau hujan lagi, saya ga tega kalo kamu pulang sendirian". 'Ah kenapa gua grogi gini sih' rutuk azzam pada dirinya sendiri
"Saya gak perlu dikasihani dok! Kalo dokter mau pulang silahkan, saya masih ingin sendiri disini"
'Ck, kan bukan gitu maksud gua. Ni cewek sensi banget busyet dah' omel azzam dalam hati , inget didalam hati. Kalo diucapin langsung bisa bisa perang dunia ketiga:v
"Bukan begitu maksud saya , saya tidak mungkin membiarkan kamu pulang sendirian, apalagi ini udah sore dan mau hujan lagi, baju kamu juga basah kamu bisa masuk angin nanti. Bukannya kita diwajibkan untuk saling tolong menolong ?" kata azzam halus
"Gak usah sok peduli sama saya!" jawab embun kasar.
"Pantas kah seorang muslimah berbicara sedemikian kasar? Membentak bentak ? Apa itu yang diajarkan Rasulullah ? Apa pernah kamu mendengar fatimatuz zahro berkata sedemikian kasar ? Apa pernah kamu mendengar bunda khadijah membentak bentak kepada orang yang berniat baik kepada nya ?" skakmat embun bungkam mendengar penuturan dari azzam. Segera ia beristigfar.
"Maaf dok" dua kata itu cukup membuat emosi azzam menurun.
"Saya tunggu kamu sampai kamu tenang" ucap azzam kemudian, lalu ia duduk di bangku taman agak belakang embun.Sekitar 15 menit kemudian embun beranjak dari tempatnya. Lalu berjalan menghampiri azzam yang sibuk dengan ponsel pintarnya. Tanpa berucap sepatah kata pun, yang embun lakukan hanya berdiri dihadapan azzam dengan bodoh, karena ia bingung mau mengucapkan apa. Jujur saja ia begitu sungkan karena telah berkata kasar pada azzam.
Azzam yang menyadari seseorang berdiri tepat di hadapannya langsung mendongak.
Deg!
Pandangan mereka bertemu. Pandangan pertama adalah dari Allah. Azzam segera menunduk lalu beristigfar dalam hati.
Setelah berhasil menormalkan detak jantungnya , kemudian ia mengajak embun untuk segera pulang, karena sebentar lagi petang.
Embun merasa aneh dengan azzam , entahlah. Namun dia memilih diam karena masih sungkan dengan kejadian tadi.Jadikanlah Al Quran bacaan utama💕
Afwan, gak dapet feel nya ya.
Kritik dan sarannya ya kak, syukron katsiraa 🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh Pilihan Allah [ PROSES REVISI ]
SpiritueelBagaimana jika kamu begitu mencintai seseorang yang selalu menyakitimu , dan membuat kamu tidak sadar bahwa ada seseorang yang begitu tulus sayang kamu yang sedang mati matian berjuang dihadapan Rabb nya , yang kini sedang menikungmu lewat doa. Inil...