cukup!berhenti jadi bodoh

1.7K 88 0
                                    

Embun menangis terisak dihalte sendirian, hujan yang beberapa menit yang lalu mulai turun dengan derasnya sedikit menyamarkan isak tangis embun yang menyayat.

Mata dari balik kaca mobil itu terus mengamati embun , ada bagian dari hatinya yang juga ikut merasa sakit melihat embun seperti ini.
Ia tak bisa terus terusan tinggal diam seperti ini , ia harus melakukan sesuatu.

Keesokan harinya

Pagi ini embun bangun dengan mata yang sembab , cepat cepat ia mengambil air wudhu dan sholat. Dalam tenangnya fajar embun memohon ampun pada Robb nya , ini sudah saatnya berakhir. Karena sungguh cinta haram ini membuatnya hancur bahkan dunia akhirat.
Benar , semalam embun sudah bertekad akan hijrah sebenar benarnya hijrah , ia takut ia menyesal begitu menyesal , dan semalam bukan ardi lagi yang menjadi alasan tangis embun, melainkan rasa sesal yang teramat dalam atas apa yang telah dilakukannya selama ini bersama makhluk bernama laki laki.

Dan pagi ini rasa sesal kembali memenuhi dadanya, melihat sosok ayah yang kini sedang bekerja diruang kerjanya , ia tau pasti ayahnya sejak semalam belum tidur karena harus lembur, dan itu untuk dirinya untuk membahagiakan dirinya lantas apa balasan embun selama ini kepada ayahnya , ia telah mengecewakan kedua orang tuanya, ia yakin jika orang tuanya mengetahui semuanya mereka pasti akan sangat sedih. Anak yang selama ini mereka banggakan mengecewakan mereka
" aku harus akhiri semua ini, benar benar harus berakhir " tekad embun dalam hatinya

Di Sekolah

"Apa lo yakin dengan keputusan yang lo ambil ini ?" tanya rais ragu
"Gua harus yakin is , dalam hubungan ini pihak perempuan selalu yang dirugikan , selalu yang dihianati dan sakit hati.."
"Eh wait wait wait lo gak boleh  nyimpulin kalo slalu perempuan yang sakit , karna masih banyak diluar sana yang beda kasus sama lo mbun , masih banyak juga di luar sana laki laki tulus yang disakiti di sia sia kan di dua kan masih banyak yang.."
"Gua tau tapi bukan itu maksud gua is" potong embun cepat.
"Lahh terus ape ?" tanya rais kebingungan
"Pacaran itu sama sama merugikan bagi yang laki laki maupun yang perempuan , selain karena apa yang udah kita sebutin tadi disisi lain pacaran itu sangat merugikan buat si cewek. Karena apa ? Kita itu berharga kita mulia , Allah aja ngejaga kita nge lindungi kita sampai sampai kita diwajibkan menutup aurat, kita itu istimewa banget, bukan kah yang terjaga itu lebih berharga ya ? Selama ini gua murahan banget gua udah mau di pegang pegang sama laki laki yang notabene bukan siapa siapa gua, gua udah mau diajak boking tempat di neraka, gua harusnya jadi mutiara dilaut yang terjaga , bukannya jadi bunga dipinggir jalan yang bisa dengan mudahnya orang memetiknya. Gua udah ngecewain orang tua gua is. Gua rasa semua ini udah cukup! Jawaban apa yang bakal gua kasih ke Allah waktu Dia tanya tentang masa muda gua ? Hiks.." rasa sesal seketika kembali memenuhi dadanya.
Rais mengusap usap punggung gadis itu mencoba menenangkannya.
" apa maksud lo udah mau diajak ngeboking tempat di neraka mbun ?" tanya rais pelan ketika di rasa embun sudah tenang, karena ia tidak mengerti maksud ngeboking tempat di neraka , idiih amit amit mending ngeboking tempat buat nonton gituu, lahh ini ngeboking kok di neraka 😓
"Kita udah mau diajak pacaran, jalan jalan ,berduaan , boncengan kek gitu kan dosa raiiis ya kalo dosa kan pasti dapat balasannya , ya balasannya dineraka lah. Dan yang lebih parah lagi ketika kita udah tau itu salah tapi kita masih aja ngelakuin itu" jelas embun.
Rais hanya manggut manggut mendengar penjelasan embun , dalam hati ia membenarkan apa yang dikatakan embun tapi logikanya menolak, ia ragu apakah bisa remaja jaman sekarang menghindari yang namanya pacaran ? Kalaupun ada pasti hanya 1000:1 😓
"Eh tapi mbun, emang ada ya remaja jaman sekarang kek gitu ?" ucap rais ragu
"Ada is" jawab embun singkat
"Kalaupun ada pasti hanya 1001"
"Iya mungkin lo benar is tapi bukankah menjadi yang langka itu bagus ?" jawaban embun merobohkan langsung keraguan rais, ia tersenyum sumringah nampak sekali dari matanya ada sebuah harapan baru, entahlah apa itu. Embun rasa sahabatnya itu kini juga telah merasakan apa yang ia rasakan. Syukurlah.

Jodoh Pilihan Allah [ PROSES REVISI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang