luka embun

2K 98 1
                                    

Embun terus berlari menjauh dari ardi . sampai akhirnya ia berhenti didepan toilet wanita . ia masuk dan menangis sepuasnya didalam sana.

Rais sudah sangat bosan di perpustakaan sendiri , tidak ada buku yang menarik untuk ia baca , akhirnya ia memilih tidur diperpus.
Brakk
"Allahu Akbar" spontan rais mengangkat kepalanya , ia kaget bukan main
"Kalo kamu kesini cuma mau tidur mending keluar!"ucap bu dista galak
"E..eng..enggak ko bu" jawab rais takut takut
"Keluar!!!" tanpa banyak bicara lagi rais yang sudah sangat takut berlari keluar.
"Gilak galak bener , cuma numpang tidur juga :v" ucap rais ketika ia sampai di depan perpus. 'Oiya tadi embun sama ardi gimana ya , udah selesai belum ngomongnya ya' batin rais. Akhirnya ia memutuskan ke taman untuk melihat mereka.
Ketika ia sudah memasuki area taman , dari kejauhan ia lihat ardi sendirian tengah menjambak rambutnya frustasi .
Dengan cepat rais menghampiri ardi .
"Embun mana ?"
"Gua ga tau" jawaban ardi membuat rais tersungut emosi , bagaimana bisa bilang tidak tau . bukankah tadi mereka bersama
"Dia pergi ninggalin gua" sebentar, rais sudah mulai paham dengan keadaan ini .
"Oh syukur deh , karena embun gak pantes bertahan buat seorang penghianat!" ucap rais lalu beranjak pergi . ia memang sudah tau semuanya . tapi sengaja rais diam , ia ingin embun tau dengan sendirinya.  Jangan tanya rais tau darimana. Sepulang dari rumah sakit waktu itu rais langsung stalk semua akun sosmed milik kesya, tak tanggung tanggung bahkan rais berani ngechat kesya . namun berpuluh puluh pesan yang ia kirimkan tak ada satupun yang di balas olehnya. Sedangkan ardi sendiri , ia hanya memilih diam tak ingin menanggapi perkataan rais karena memang benar yang dikatakan nya .

Rais mencari cari embun di sekitar taman tapi hasilnya nihil , lalu ia kembali ke kelas juga ga ada , ke masjid apalagi . rais bingung sendiri harus mencari kemana lagi , sekolah mereka memang sangat luas. Perasaannya bener bener ga enak ia takut terjadi apa apa dengan sahabatnya itu .
" amit amit dah " ucap rais sambil menggeleng gelengkan kepalanya ,mencoba menghilangkan segala pikiran negatif yang berkecamuk di otaknya. Ia berhenti didepan toilet , entah kenapa fellingnya mengatakan bahwa embun ada di dalam toilet . bukan tanpa alasan, seorang embun pasti butuh tempat buat nangis sekarang . dan tempat paling aman ya di toilet . tanpa pikir panjang rais masuk kedalam , hanya ada satu kamar toilet yang pintunya tertutup. Ia mengetuk ngetuk pintu itu , namun tak ada sahutan .tapi rais mendengar isak tangis dari dalam sana .
Tok! tok! tok! tok!
Rais mengetuk pintu dengan agak keras.
"Mbun gua tau lo didalam , buka mbun! Bagi duka lo ke gua" ucap rais sedikit teriak . tak lama kemudian pintu dibuka dan munculah wajah sembab embun. Rais langsung merengkuhnya dalam pelukan. Embun kembali terisak hebat dipelukan sahabatnya.

Setelah merasa embun sedikit tenang , ia mengajak embun duduk di salah satu bangku depan lab . disana embun menceritakan semuanya sama rais . rais yang memang udah tau semuanya , dibuat bersalah karena tidak bercerita pada embun . bukan juga tanpa alasan , karena yaa ia hanya ga mau dituduh pho meski yang rais katakan benar . biarlah embun tau dengan sendirinya pikirnya kala itu .
"Jadi lo udah tau semuanya is ?"
"Iya mbun, maafin gua"
"Tega lo! Kenapa ga bilang ke gua ?!"
"Maaf mbun bukan gitu , gua punya alasan sendiri" akhirnya rais menceritakan alasannya . untung saja embun paham.
"Sakit is , lo tau kan gua sayang banget sama ardi tapi kenapa hiks kenapa dia tega khianati gua" racau embun parau
"Sabar mbun , lo kuat gua yakin lo kuat. Dia ga pantes buat elo udah ya " ucap rais sambil mengusam usap punggung embun , mencoba menenangkan nya.
"Makasih ya is , elo yang slalu ada buat gua"
"Itu udah tugas gua mbun , lo sahabat gua , sodara gua"
Embun hanya membalas dengan senyuman.
"Ehh iya ini kan udah bel dari tadi , kita bolos jam dong "
"Duh iya gua lupa " ucap rais sambil menepuk jidatnya.
"Ayok buruan"
"Laah kemana ?" kata embun polos
"Dodol ya ke kelas lah" rais pun menarik tangan embun dan mereka berlari menuju kelas mereka.
"Loh kok ga ada guru sih "Sesampainya di kelas mereka di kagetkan dengan keadaan kelas . sebagian siswa tidur , ada yang nyanyi nyanyi , ada juga yang ngrumpi sehat di pojokan. Ditambah lagi ga ada guru.
"Iya gurunya lagi rapat , tadi si ryan lagi panggilan paling habis ini ntar pulang" jelas dinda
"Oh syukurlah" ucap mereka.
Baru saja mereka mendudukan diri dibangku mereka dan hendak mengambil posisi nyaman nya . si ryan ketua kelas dateng
"Assalamualaikum wr.wb" salam ryan
"Waalaikum salam wr.wb" jawab teman teman
"Hari ini semua guru ada rapat dadakan , jadi kita lanjutin belajar di rumah"
Brakk yeeee yeee sorak riuh seisi kelas. *bener bener kaya anak tk-_-
Akhirnya mereka pulang .
rais yang harus buru buru karena di suruh mamanya jemput adeknya disekolah
"Duhh maaf ya mbun ga bisa anterin lo" ucap rais tak enak
"Ih apaan si gapapa kali udah sana berangkat ntar adek lo nungguin kasian , suruh nunggu itu ga enak lo apalagi nunggu tanpa kepastian :v"
"Diih ujung ujung nya malah curhat" cibir rais . yang dicibir malah cengar cengir ga jelas.
"Yaudah gua duluan ya mbun , lo hati" bye assalamualaikum"
"Waalaikum salam"
Rais berjalan menuju halte samping sekolahnya , tiba tiba ada motor sport yang menyamai langkahnya.
"Hai mbun" sapa faiz ramah
"Eh hai" jawab embun kaku
"Ko ga pulang"
"Nunggu jemputan"
"Bareng aku yok"
"Gak u.." belum sempat embun menyelesaikan kalimatnya ,terhenti karena ada sebuah tangan besar yang mencengkram lengan nya.
"A..ardi"ucap embun terbata
"Dia pulang bareng gua , lo duluan aja"
"Oh oke , kalo gitu gua duluan" faiz pun melajukan motornya.

Embun menghempaskan tangan ardi.
"jangan sentuh gua!"
"Mbun maafin aku kita perlu ngomongin semua nya"ucap ardi memelas
"Gak ada yang perlu diomongin lagi . pergi!"
"Nggak !kita harus bicara!" tangan nya kembali mencengkram lengan embun , kali ini lebih kuat dari sebelumnya . membuat embun mengaduh kesakitan. Namun ardi tidak memperdulikan nya , ia menarik embun supaya berjalan mengikutinya . namun embun berusaha mempertahankan posisinya .
"Hentikan!" teriak seorang pria membuat cengkraman ardi mengendur .

Siapa ya ?

Jodoh Pilihan Allah [ PROSES REVISI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang