Bab 3

3.3K 111 1
                                    

"Pastikan yang bersamamu saat ini adalah orang yang takut kehilanganmu"

***


Dengan terbirit birit Rais lari ke ruang musik untuk mencari seseorang.

Terlihat disana seorang lelaki putih bermata sipit yang sedang memangku gitar, ya orang itu adalah Ardi yang tak lain dan tak bukan adalah pacar dari sahabatnya.
"Eh Ardi lo tu ya gue cariin sampek muter muter satu sekolah tahu-tahu ngejogrok disini " omel Rais begitu ia sampai didepan pria itu.

"Apaan sih lo ganggu inspirasi gua aja " kesal Ardi

"Busyet dah ni orang, ini kenapa jadi lo yang kesel sih ! " sewot Rais

"Mau apa sih, kenapa ? Tumben nggak sama Embun kemana sih dia ? Tadi pagi kok gua gak ketemu ya" tanya Ardi berturut turut.

"Busyet dah ibu ibu rempong, embun di uks puas lo ? Lagian lo kenapa sih ga ngingetin dia tadi pagi makan belum, lambungnya kambuh noh " omel Rais lagi.

Ardi masih kaget dengan kejadian ini, tanpa berniat bertanya kronologi kejadiannya Ardi langsung melesat ke uks tanpa memperdulikan Rais yang ngomel ngomel ga jelas.

Sesampainya di uks, ternyata embun udah sadar.Ia langsung duduk disamping tempat tidur Embun.
"Kamu kenapa hemm ?" tanya Ardi khawatir

"Hehe aku gapapa Ar" elak embun pada Ardi, karena kenyataannya kepala embun masih sangat pusing

"Jangan bohong mbun , aku tau kepala kamu masih pusing kan ? Pasti kamu tadi pagi nggak sarapan, udah embun pulang aja ya sayang. Nanti aku ijinin ke gurunya " tawar Ardi pada wanitanya namun jelas jelas itu akan ditolak oleh Embun.

"Gamau ah, aku tiduran bentar aja udah sembuh kok " tolak Embun

"Sayang, nurut ya kali ini aja, kamu pulang, makan, terus istirahat dirumah .Aku gak nerima penolakan
jawab Ardi tegas".

Jika sudah seperti itu Embun sudah tidak berani menolak lagi, karena sekali lagi aja dia nolak. Bisa gawat -,-
"Hmm yaudah deh " jawab Embun akhirnya

"Nah gitu lo sayang, nanti biar diantarkan guru ya. bentar aku tinggal ngurus dispen kamu " kata Ardi sambil beranjak dari duduknya. namun..

"Biar aku aja  yang urus dispennya Ar lo tunggu in aja pacar lo " kata Faiz yang dari tadi masih berdiri ditempatnya tanpa dipedulikan oleh Embun dan Ardi. Ardi terperangah kaget, pasalnya dari tadi dia tidak menyadari kehadiran Faiz di sana.

"Ehh iz sorry ya gue sampek gak nyadar ada lo " ucap Ardi tak enak.

"Emm .. Makasih ya iz udah nolongin gua " ucap Embun juga merasa tak enak.

"Yoi gapapa santai aja kita kan harus saling tolong menolong, gue ke ruang guru dulu ya " jawab Faiz sambil beranjak menuju ruang guru untuk meminta dispen buat embun.
Beberapa menit kemudian Faiz datang bersama pak Budi, yang akan mengantarkan embun pulang.

Rumah embun

Sesampainya di rumah Embun langsung disambut heboh oleh bundanya.
"Ya Allah Embun kamu kenapa ? Jangan bilang kamu pingsan ya, lambung kamu kambuh ? " tanya bunda khawatir. Yang ditanya malah nyengir tanpa dosa.
"Embun gapapa kok bunda " bohong embun
"Jangan bohong kamu , udah sekarang kamu istirahat bunda mau telp dokter Alif dulu" setelah itu bunda pergi keruang tengah untuk menelpon dokter keluarga mereka .

Jodoh Pilihan Allah [ PROSES REVISI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang