Niat nya salah

2.2K 101 2
                                    

"Benarkan, Allah selalu tahu waktu yang tepat untuk mengabulkan keinginanmu"

"Dokter Azzam ?!"
Embun pov
'Oh tidak tidak, mana mungkin azzam di sini adalah dokter azzam, bagaimana bisa sementara aku saja baru mengenalnya. Tapi siapa dia , kenapa bisa kebetulan sekali namanya juga azzam. Jadi, cinta pertamaku bukan ardi ? Tapi azzam ini ? Astagfirullah siapa dia kenapa aku sama sekali tak ingat' batin ku frustasi.

'Tok tok tok'

"Sayang ?" Panggil seseorang di depan
"Iya bunda" jawabku sambil beranjak ke pintu. Ketika ku buka pintu nya beliau tersenyum , sungguh menenangkan sekali senyumnya.
Melihat wajahku yang sulit didefinisikan , bunda mengernyit bingung.
" kamu kenapa nak ? " tany beliau kemudian
"Engg...." aku bingung harus menjawab apa. Jujur aku bingung sekali dan tidak ada orang yang bisa ku tanyai selain bunda. Setelah berpikir kenceng :v akhir nya ku putuskan untuk bertanya pada bunda.
"Emm , bunda embun boleh tanya sesuatu ?" tanya ku kemudian.
"Boleh sayang, mau tanya apa ?" jawab bunda balik bertanya
"Emm... Itu soal dokter azzam" aku melihat bunda tersenyum , entah apa maksudnya. Kemudian beliau mengajak ku duduk di tepi ranjang.

"Kenapa sama nak azzam ?" tanya beliau kemudian
"Engg.. " aduh astagfirullah kenapa aku jadi gugup gini. Aku memilin ujung jilbab yang kupakai , kebiasaan ku membuatnya lecek.
"Kamu sudah ada jawaban buat nak azzam ?" tanya bunda kembali , karena aku hanya diam dan menunduk.
Akhirnya , aku mengangkat kepala ku menatap mata teduh bunda yang slalu menenangkan.
"Embun nggak tau bunda, awalnya embun memang stres banget waktu tau dokter azzam ngelamar embun. Apalagi embun baru lulus SMA , masih kekanak kanakan juga , terus gimana sama kuliah embun ? Embun masih pengen nerusin pendidikan embun, katanya ayah pengen lihat embun jadi sarjana. Embun juga belum pengen pisah sama ayah dan bunda , embun masih pengen berbakti sama ayah dan bunda embun...." aku tak sanggup melanjutkan kalimat ku. Karena tanpa sadar kristal bening sudah membentuk sungai yang beranak pinak di pipiku.

Bunda memeluk ku sayang, sambil mengusap usap kepalaku. Mencoba menyalurkan energinya padaku.
Setelah aku sedikit tenang bunda melepas pelukannya dan menghapus air mata ku.
"Sayang, dengerin bunda " ucap bunda lembut. Aku mengangguk dan mengangkat kepala menyimak bunda.
"Bukan berarti setelah kamu menikah , kamu gak bisa nerusin pendidikan kamu nak, ayah juga masih bisa lihat kamu jadi sarjana. Sayang , dengan kamu menikah sama nak azzam kamu sudah menjadi anak yang sangat berbakti nak, ayah dan bunda bahagia. Nak azzam adalah pria baik dan sholeh bunda percaya dia bisa bawa kamu jadi lebih baik lagi. Dan lagi bunda dan ayah gak perlu khawatir lagi karena ya kamu tau kan pergaulan anak sekarang gimana, bunda selalu takut nak. Bukan karena bunda gak percaya sama kamu, tapi karena bunda terlalu sayang sama putri bunda. Anak perempuan itu tanggung jawabnya besar sayang".
Aku memeluk bunda air mata ku kembali tumpah. aku benar benar merasa bersalah , maaf bunda ingin sekali aku mengatakan nya. Namun aku tak sanggup, yang ku bisa hanya menangis.
Setelah kembali bisa menguasai diri , aku melonggarkan pelukan bunda.
"Embun mau menikah dengan dokter azzam bunda" kataku pelan. Bunda nampak kaget dengan perkataan ku, beliau menatapku tak percaya , lalu tersenyum dan memeluku erat sekali.
"Terimakasih sayang , bunda senang sekali" ucapnya dengan nada yang terlihat sangat bahagia.
Entahlah, bagaimana bisa aku mengambil keputusan secepat itu. Yang jelas aku hanya ingin membuat ayah dan bunda bahagia. Aku hanya ingin menebus kesalahan ku.
Aku akan turuti apapun keinginan orang tua ku , untuk menebus kesalahan ku. Hanya karena ayah dan bunda.

Embun POV off

***

Setelah mendengar jawaban embun. bundanya langsung memberitahu pada sang ayah. Ekspresi ayah ? Tak jauh berbeda dengan bunda beliau senang sekali.
Ayah embun langsung menghubungi azzam untuk menyampaikan jawaban putrinya.

"Hallo.. Assalamualaikum" sepersekian detik setelah telepon terhubung , terdengar suara bariton dari sbrang sana.
"Waalaikumsalam nak azzam. Saya mau menyampaikan jawaban embun"
Mendengar itu azzam kaget bukan main , gadis itu bersedia menjawab ternyata. Dia tersenyum , namun detik selanjutnya dia gugup bukan main. Apa jawaban gadis itu ? Pasti dia akan menolak , ah persetan dengan itu semua , setidaknya dia telah mencoba.
"Hallo ? Nak azzam ?" suara orang disebrang sana menyadarkan azzam dari lamunannya.
"Engg iya pak" jawabnya spontan
"Bagaimana ? Nak azzam sudah siap mendengar jawaban embun ?"
"Saya siap pak" jawab azzam mantap. Meskipun begitu , jantungnya berdetak upnormal masya allah berkali kali ia mengelus dadanya tak lupa ia rapalkan kalimat 'Ma fii qalbi ghairullah' .
"baik nak , embun bersedia menikah denganmu" Azzam tergugu mendengarnya. Embun bersedia ? Menikah dengannya ? sebagian hatinya senang bukan main , setengah nya lagi bingung. Kenapa gadis itu menerimanya ? Padahal waktu ia datang mengkhitbah embun ,dia ingat betul gadis itu sangat syok dan sangat tidak suka. Terlihat sekali dari tatapannya.
Astagfirullah harusnya dia bersyukur bukan ? Allah begitu baik padanya.
"Nak azzam ?" panggil ayah embun pelan
"I..iya pak ?" jawab azzam tergagap
"Jadi kapan nak azzam mau kerumah bersama dengan orang tua nak azzam ?" tanya ayah embun
"Iya pak , secepat nya saya pasti akan kesana , saya harus bicara dengan orang tua saya dulu" jelas azzam
"Baik nak , kami tunggu ya , yasudah bapak cuma mau bilang itu nak , maaf menganggu nak azzam bekerja ya" ucap ayah embun
"Tidak apa apa pak , terimakasih banyak ya"
"Sama sama nak , assalamu'alaikum"
"Waalaikumsalam pak" jawab azzam mengakhiri.

***

Jodoh Pilihan Allah [ PROSES REVISI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang