Kelulusan

2K 102 5
                                    

"Sama halnya naik kelas , tidak mungkin kita akan langsung naik kelas tanpa melewati ujian , begitu pun dengan kenaikan derajat, begitu sayangnya Allah pada kita sehingga Ia memberi kita ujian karena Ia ingin memberikan kita hadiah, ya berupa naik derajat tadi"

"Aaaaaaa embuuun gua lulus"  rais histeris sambil memeluk sahabatnya yang baru turun dari motor nya.
"Alhamdulillah" ucap embun sambil membalas pelukan rais tak kalah erat. Setelah pengorbanan mereka untuk menghadapi un beberapa bulan terakhir ini.akhir nya hari ini mereka bisa bernafas lega. Memang setelah kejadian ditaman belakang sekolah itu hingga kini embun sama sekali belum menyentuh hp nya , ia menutup segala akses yang dapat menghubungkannya dengan lelaki itu, ia ingin fokus menghadapi un , dan ia tak ingin lagi mengecewakan orang tuanya.
"Ayok lihat punyamu mbun, aku tadi gak sempet lihatin soalnya rame banget, mungkin sekarang sudah agak sepi"
"Ayok"
Akhirnya merekapun berjalan menuju aula untuk melihat pengumuman kelulusan.
"Aduh permisi"  rais mencoba mencari jalan, karena begitu banyaknya orang disini.
"Eh eh kasih jalan buat embun dong , mbun selamat ya kamu keren banget" ucap salah seorang dari mereka
"Eh iya nih kasih jalan buat embun dong" ucap yang lainnya. Sementara Embun hanya tersenyum kaku menanggapinya. Jantungnya berdegub begitu kencang akankah hasilnya memuas kan , atau justru sebaiknya ? Lafal surah al ikhlas serta sholawat tak henti henti ia panjatkan semenjak berjalan menuju aula tadi, sambil berdoa dalam hati semoga hasil tidak menghianati usaha.

Akhirnya embun berada di posisi paling depan , ia bisa dengan mudah melihat urutan nilai siswa. Dan betapa kagetnya dia melihat namanya pada urutan pertama ditambah lagi dalam keterangan ia mendapat rangking 1 se kabupaten dan masuk 10 besar provinsi.
'Allahu akbar Allahu akbar ya Allah alhamdulillah'
Tak terasa air matanya menetes , ia sama sekali tak menyangka nilainya akan sebegitu tingginya. Karena selama ini ia juga tidak pernah masuk 5 besar , namun sekarang dialah juaranya Allahu akbar takbir tiada henti menggema dari mulut embun.

"Alhamdulillah selamat ya mbun sayaaang" seru rais sambil memeluk sahabatnya
"Iya makasih aduh is sesek ini a..aku gak bi..sa na..fas"
"Ehehe maaf deh , abisnya aku seneng banget , kamu keren "
"Iya iya gapapa "
"Ayok mbun ih" rais menarik tangan sahabatnya itu menjauhi aula
"Iih rais kemana sih" gerutu embun kesal.
" ya ke kantin lah kemana lagi" rais memutar bola matanya malas
"Ngapain ?" tanya embun heran
"Yee.. ya traktiran lah , lo kan rangking satu. Udah ayok gue gak nrima penolakan". Embun hanya bisa pasrah menerima tuntutan rais. Akhirnya ia pun melangkahkan kakinya menuju kantin.

Ketika mereka sampai dikantin mereka memilih bangku di tengah, lalu tiba tiba seseorang menghampiri mereka.
"Mbun.."
Embun mendongak
'Deg' dia adalah orang yang beberapa bulan terakhir ini slalu ia hindari, dia adalah alasan kenapa sampai saat ini ia tidak mengaktifkan ponselnya
Ardiansyah Putra
Seseorang yang telah membuat hatinya hancur. Beberapa bulan terakhir ini mati matian ia berusaha menghindari pria itu, berusaha untuk tidak menangis ketika tak sengaja bertemu atau sesekali bayangan kenangan mereka berkelebat lalu dalam pikirannya. Lalu apa sekarang ? Dia menghampirinya ?
'Astagfirulah ya Allah'
Susah payah embun menelan ludahnya saat mata mereka bertemu.
'Allahu akbar. Mata itu masih sama , tajam dan menenangkan , ya Allah ampuni aku'. Segera ia mengalihkan pandangannya.
"Mau apa lo kesini ?" tanya rais sinis.
"Bisa kita bicara sebentar mbun ?" bukannya menjawab pertanyaan rais , ardi justru balik bertanya pada embun.
"Gak bisa" jawab rais
"Gue gak bicara sama elo"
"Bacot lo, pergi sana" usir rais merasa muak.
"Gue gak ada urusan sama elo, jadi berhenti ikut campur urusan gue sama embun!" bentak ardi
"Eh lo sama embun udah gak ada urusan apapun. Dan inget gue gak bakal biyarin siapapun termasuk Elo buat nyakitin dia lagi!" rais menekankan kata elo sambil menunjuk ke wajah ardi
"Ayok mbun ikut aku" tiba tiba ardi menarik tangan embun.
"Eh kamu ngapain lepasin aku!" sentak embun, namun tak di hiraukan oleh ardi. Ia terus membawa embun berjalan menuju taman belakang sekolah. Usaha embun melepaskan tangan ardi sia sia , pria itu terlalu kencang mencengkram tangan embun dan tenaga gadis itu pun kalah jauh dibanding kan ardi,akhirnya ia hanya bisa pasrah.

"Mau kamu apa ?" tanya embun ketika mereka sampai di taman belakang sekolah setelah ardi melepaskan cengkeraman pada tangannya
"Aku mau kamu"
"

Lo gila" ucap embun sakartis
"Mbun aku minta maaf aku gak bisa tanpa kamu" mohon ardi, sementara embun sama sekali tak berani menatap pria itu. Namun sialnya pria itu selalu berusaha agar matanya bertemu dengan mata embun.
"Lepasin aku!" sentak embun sambil menghempaskan tangan ardi kasar. Gadis itu menatap tajam pria didepannya
"Kamu mau aku natap mata kamu kan , sekarang lihat aku! Udah gak ada lagi cinta buat penghianat kayak kamu! Jadi berhenti gangguin aku , karena untuk sama kamu buat aku itu mustahil." ucap embun tegas lalu pergi dari sana dengan langkah panjang .
Sementara ardi hanya menatap kepergian embun dengan nanar.

***

Dirumah embun

'Tok tok tok'
"assalamualaikum bundaa"
"Waalaikum salam sayang"
"Bundaaa" ucap embun sambil memeluk bundanya
"Loh kenapa sih kok jadi peluk peluk bunda gini"
"Hehe ini bun" embun menyerahkan selembar kertas pengumuman beserta urutan nilainya. Bunda menatapnya dengan mata berbinar bahagia
" masya allah sayang alhamdulillah"
Embun tersenyum, ia bahagia melihat bundanya bahagia
'Terimakasih ya Allah. Kau masih memberi kesempatan hamba membahagiakan mereka' batin embun bersyukur
" kamu sekarang ganti baju , sholat terus makan. Bunda udah siapin makanan kesukaan kamu" titah bunda
"Oke bun" jawab embun lalu berlalu menuju kamar nya.
Sementara bunda menelpon ayah, untuk memberitahu kan prestasi anaknya yang gemilang, sejak kemaren ayah embun memang yang paling cemas daripada embun sendiri -,-.

Malam harinya
"Assalamualaikum" ucap pria paruh baya dari luar rumah.
Embun dan bunda sedang menunggu kepulangan ayahnya ,
"Itu pasti ayah , biar embun yang bukain bunda" gadis itu lalu beranjak menuju pintu
"Waalaikum salam ayah"
Sembari mencium tangan ayahnya
"Waalaikum salam putri ayah"
" ayok masuk yah , ayah pasti capek"

Bunda lalu mencium tangan ayah sementara embun pergi ke dapur membuatkan teh untuk cinta pertamanya itu.
"Nih yah teh nya diminum"
"Makasih sayang, oiya ayah punya sesuatu buat kamu"
"Sesuatu apa yah ?" ucap embun semangat. Ayah mengeluarkan sebuah kalung liontin perak berbentuk love yang didalamnya bisa diisi foto
"Wahh bagus sekali yah , terimakasih" ucap embun lalu memeluk ayahnya
" sama sama sayang, itu hadiah buat prestasi kamu. Didalamnya sudah ayah isi dengan foto kamu , nanti yang satunya kamu isi dengan foto imam mu kelak , jaga baik baik ya nak"
" iya yah"

"Yaudah sekarang ayah mandi terus makan , gak capek apa ? Lagian bauk ih ayah" bunda berlagak menutup hidungnya dan merasa jijik
" ihh orang ayah gak bauk kok , buktinya embun peluk peluk ayah"
"Bauk yah ih udah sana mandiii" teriak embun, agar ayahnya bisa segera istirahat nanti

Malam ini terasa tenang sekali , embun baru saja selesai melaksanakan sholat isya'
Samar samar ia mendengar ada orang dibawah seperti ada tamu.

"Silahkan masuk nak , ada perlu apa ya ?"
"Saya mau ketemu pak herman ada bu ?" jawab pria itu
"Oh ada , sebentar ya nak"
Pria itu hanya menanggapi dengan senyuman , lalu bunda beranjak untuk memanggil suaminya
"Assalamualaikum" salam herman ketika ia sampai di ruang tamu
"Waalaikum salam pak herman"
" ada perlu apa nak ?"
"  begini pak saya kesini mau menyampaikan niat baik saya" jawab pria itu tanpa ragu
" niat baik apa ini ?" ujar herman tenang. Pria itu menatap dalam mata herman , sementara herman merasa kaget dengan tatapan anak ini, namun detik selanjutnya ia membalas tatapan itu tak kalah dalam , terlihat sekali keseriusan disana.
" saya ingin mengkhitbah putri bapak" ujarnya mantap.

"Apa?!" kaget gadis di depan tangga

Jadikan Al Quran bacaan utama 💕

Jodoh Pilihan Allah [ PROSES REVISI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang