"Wajah mu pucat" ujar Sehun setelah Lisa berbalik menatapnya.
"Tidak masalah" gadis itu meyakinkan.
"Duduk lah, aku akan mengambilkan kopi mu"
Lisa ingin menolak namun Sehun memegang pundaknya dan mendorongnya pelan ke arah kursi.
"Jangan melawan, kau tamu ku malam ini" Sehun mengedipkan matanya.
Pria itu berdiri mengisi gelas Lisa di mesin kopi yang tidak jauh dari kursi sehingga Lisa dapat memandangnya. Ditempat seterang ini aku bahkan masih bisa melihat bahwa ia bersinar, pikirnya. Entah sejak kapan Lisa senang memandang Sehun, saat makan, minum kopi, mengobrol dengan staff atau Mr Yang. Ia tidak begitu mengenal pria itu dengan baik tapi ia selalu tertarik untuk memandangnya lebih. Is she addicted?
"Your's"
"Thank you" ia tersenyum dan wajahnya mulai merona karena diterpa uap panas dari kopi.
Sehun tertawa melihat semburat merah yang muncul di pipi gadis itu.
"Kenapa?" Tanya Lisa penasaran.
"Pipi mu merah"
"A-apa?" Lisa malu dan menutupi pipinya.
"Tidak masalah, itu karena uap kopi mu" Sehun menarik pergelangan tangan Lisa lembut. Dingin sekali, pikirnya.
Darah Lisa berdesir merasakan sentuhan Sehun.
"Kau sudah lama sampai ?"
Sehun mengangguk.
"Sebenarnya aku sudah sampai disini sejak 15 menit lalu tapi ku pikir kau belum datang jadi aku menunggu diluar"
"Jadi kau menungguku tadi diluar?" Sehun terkejut.
Lisa mengangguk. "Tidak masalah" lanjutnya sambil menyeruput kopi.
"Pantas wajah mu pucat, bagaimana kalau ku ambil ramen ? Agar kau bisa makan dan lebih hangat ?"
Lisa hanya menggeleng. "Aku tidak makan setelah jam 5 sore"
"Kau tidak akan gendut dengan 1/2 suapan. Setidaknya kuahnya membuat mu hangat"
Belum sempat Lisa menolak, Sehun telah pergi.
Ia mengesap kembali kopinya, memandang salju yang turun sangat cantik. Pemandangan itu membuatnya mengantuk dan ia menyenderkan kepalanya ke meja, menjadikan telapak tangannya sebagai bantal dan matanya dengan sukses menutup.
Sehun kembali ke meja, dan menemukan Lisa tertidur. Ia merasa kasihan dengan gadis itu karena terlihat sangat lelah. Ia melepas jaketnya dan memakaikannya ke bahu Lisa.
Sehun memandangi wajah Lisa teliti. Entah sudah berapa puluh kali ia berpikir gadis ini sungguh cantik. Sehun had touched her face twice and it was really soft, his nose was perfect and her lips..I would be crazy if I continued this, Sehun thought.
Lisa mulai membuka matanya perlahan. Sadar kalau ia sudah ketiduran ia langsung duduk dengan tegak.
" Berapa lama aku tertidur ?!" Tanya Lisa panik.
"Baru 1 jam" jawab Sehun santai.
Lisa menutup wajahnya malu. Ia tidak menyangka ia akan tidur disaat seperti ini.
"A-aku minta maaf"
"Tidak masalah. Walaupun kau tidur setidaknya aku memiliki teman disamping ku"
Lisa memandang Sehun berusaha membacanya. Ia penasaran apakah pria ini memang selalu kesepian, apakah ia benar-benar tidak memiliki seorang teman ?
KAMU SEDANG MEMBACA
Closer
FanfictionSetelah 2 tahun keluar dari management dan boyband yang membesarkan namanya Sehun memilih untuk menjadi pengusaha. Kedai kopi yang sudah dibuka sejak ia masih menjadi member boyband saat ini sudah memiliki 5 cabang di seluruh Korea. Resortnya di Aki...