Lisa memandang Sehun yang menunduk. Ia benar-benar tidak memahami perasaannya saat ini. Ia mengatakan semuanya namun ketika pria dihadapannya terlihat begitu sakit ia menyesal.
Tidak ini salah. Sehun harusnya tidak sedih seperti itu. Ia berakting, yes he is. Ia begitu pandai menjaga ekspresi nya, ia sedang mempermainkan ku. Lisa masih terpaku memandang Sehun mencari pembenaran atas tuduhannya dalam raut wajah Sehun. But when she's look at Sehun's eyes she know the truth is Sehun isn't lie.
"Aku pernah memberikan sepenuhnya untuk mu, but you're lose to the past dan aku mengasihani diriku untuk mendapatkan harapan hidup dan melupakan mu"
Melupakan? Apa ia mampu ? When all dreams and hopes are only about him. Perasaannya telah pergi terlalu jauh bersama Sehun dan hidup tanpanya seperti tidak mungkin.
Sehun menarik nafasnya dan berbalik memunggungi Lisa dan gadis itu masih terpaku memandang punggung Sehun sambil sesekali menyeka air matanya. Ia terlalu naif dan keras kepala untuk berkata maaf.
"Setelah aku keluar dari sini aku menganggap semuanya selesai. Jadi ku mohon jika suatu saat kita bertemu acuhkan aku, jangan tersenyum atau memandang ku. Lakukan seperti yang biasa kau lakukan pada orang lain."
Lisa membuka pintu dan keluar. Ia menangis sejadi-jadinya. Apa yang aku lakukan? Dasar bodoh, ia menyalahkan dirinya sendiri.
***
Sehun terpaku dengan kata-kata Lisa. Tidak, tidak ini tidak boleh terjadi.
Ia benar-benar tidak tahu apa yang sedang dilakukan. Kenapa ia menyerah ? Lisa kecewa dengannya, dan itu wajar setelah mengingat kembali sikapnya selama ini, wajar ia ragu dengan perasaannya tapi tidak seharusnya ia membiarkannya pergi. Apa yang seharusnya ia lakukan adalah menahan Lisa tidak perduli seberapa keras gadis itu ingin pergi ia harus tetap menahannya. That girl is all he want the most.
Ia menyesal mengatakan untuk membiarkan gadis itu pergi. Ia berbalik mengejar Lisa namun gadis itu sudah turun melalui lift, Sehun tidak menyerah ia berlari menuruni tangga darurat. Saat ia sampai dilantai bawah ia melihat Lisa sudah berada diluar dan saat ia ingin berlari mengejar kembali gadis itu telah membuka pintu taxi dan pergi.
Seluruh tubuhnya jatuh lemas. Ia menutup matanya dan kembali mengingat pertengkaran mereka tadi. That's shouldn't happen, batinnya.
Kau bodoh Sehun, pikirnya.
***
Percayalah pagi ini kau tidak akan menemukan Sehun seperti biasa. Pria itu sangat kacau, ia terjaga semalaman. Kantung matanya terlihat dan rambutnya tidak tertata baik. Ia sangat takut ia tidak akan bertemu Lisa lagi setelah kemarin.
Beberapa waktu lalu gadis itu sempat berhasil untuk menghindar darinya dan ia takut itu akan kembali terjadi.
Sehun melangkah menuju ruang latihan sambil berdoa dalam hati dapat menemukan Lisa disana. Setelah sampai ia membuka pintu dan menengok ke dalam dan seperti ketakutannya Lisa tidak ada. Semua memandangnya heran, Sehun berusaha tersenyum namun ia malah terlihat seperti meringis.
Aku bisa gila kalau terus seperti ini, batin Sehun. Dari pagi sampai sore ia tidak berhenti memikirkan Lisa. Aku akan mencarinya lagi, pikirnya.
Sehun berjalan mengelilingi semua ruangan dengan hasil nihil. Ia menarik nafasnya gusar, haruskah ia menghubungi manager Lisa untuk tahu kemana gadis itu pergi?
Ia berjalan gontai menuju roof top, sedikit angin segar semoga dapat membuatnya tenang. Setelah membuka pintu betapa bahagianya Sehun menemukan Lisa duduk memunggunginya.
Sehun tersenyum sambil berjalan ke arah gadis itu namun setelah makin dekat Sehun dapat mendengar suara lirih gadis itu, ia menangis.
"What should I do? I'm sick of everything, I just want to forget it. I don't want to see him again, God please.."
KAMU SEDANG MEMBACA
Closer
FanfictionSetelah 2 tahun keluar dari management dan boyband yang membesarkan namanya Sehun memilih untuk menjadi pengusaha. Kedai kopi yang sudah dibuka sejak ia masih menjadi member boyband saat ini sudah memiliki 5 cabang di seluruh Korea. Resortnya di Aki...