Confession

4K 508 7
                                    

Cahaya matahari mulai masuk dari celah tirai dan membuat ku terbangun karena silau. Sudah pagi ternyata, batin ku. Aku menarik selimut yang berada di ujung kaki ku dan berbalik untuk menghindari cahaya serta melanjutkan tidur namun saat aku akan menutup kepala ku dengan selimut aku menyadari ada seseorang yang sedang tidur juga memunggungi ku. Seorang wanita berambut coklat, aku langsung tersenyum bodoh. Ku pikir dia akan pulang setelah aku tidur nyenyak namun ternyata dia masih disini. Aku penasaran ingin melihat wajahnya saat bangun tidur. Aku mendekat ke arahnya pelan-pelan dan berhenti saat menyadari bahwa aku kini dapat mendengar helaan nafasnya. Dari jarak ini aku juga dapat mencium dan menikmati wangi rambutnya. Aku sempat berfikir aku dalam tahap maniak karena aku sangat menyukai semua hal yang menempel pada gadis ini. Contohnya Seperti sekarang aku tidak tahan untuk tidak menarik gadis ini ke pelukanku. Aku melingkarkan tangan ku dan memeluknya. Itu sukses membuat ia terbangun. Ia menepuk tangan ku agar menyingkir dari tubuhnya namun aku tidak bergeming, hal itu membuat ia jengkel dan berbalik menatap ku.

"Good morning.." ucap ku manis saat kami bertatap. Aku bersumpah wajahnya 10 kali lipat lebih cantik dari biasanya.

Ia mendengus kesal karena tidak dapat marah dan malah meletakan kedua tangannya di wajah ku "Kau sudah mendingan ?"

Aku mencium keningnya "Tidak pernah lebih baik dari pagi ini" jawab ku jujur.

Ia merapatkan tubuhnya padaku dan memejamkan mata. Seandainya aku tidak tahu schedulenya hari ini mungkin aku akan membalas memeluknya, sedikit ciuman dan kembali tidur. Tapi sialnya aku tahu bahwa gadis favorit ku ini ada jadwal latihan dan show jadi dengan usaha keras aku bangun.

"Aku akan buatkan sarapan, kau pergi lah mandi" ucap ku sambil mengusap punggungnya lembut. Dengan terpaksa ia menurut bangun dan duduk sebentar dipinggir kasur sebelum akhirnya benar-benar pergi mandi. Aku tersenyum, aku tahu dia pasti masih mengantuk. Tidak lama aku pun menyusul beranjak dari kasur dan berjalan ke dapur.

***

Setelah aku selesai mengeringkan rambut, aku menyusulnya ke dapur. Jujur aroma masakannya membuat ku lapar. Aku menghampiri dan berdiri di sampingnya. Aku rasa dia sedang memasak semacam steak.

"Masakan mu wangi sekali.." kataku jujur. "Haruskah aku memanggil mu chef ? Chef Oh or Chef Sehun ? Which one you like the most ?" Godaku.

Dia hanya tersenyum dan masih serius membolak-balik masakannya.  Aku tidak tahu harus berbuat apa, jadi kuputuskan untuk memperhatikan saja. Dan seperti sebelum-sebelumnya ketika aku mulai memandang wajahnya mataku tidak mau beranjak dari sana.

"Kau begitu menyukai ku? " Ia tersenyum meledek ke arahku.

'sial ! Kenapa sih aku selalu tertangkap basah' batin ku.

Aku mendengus kesal dan beranjak dari sampingnya namun dia menarik ku dan memojokkan ku ke dinding. Ia mencium ku lembut. Sumpah aku menikmatinya dan aku berharap waktu berhenti. Namun kali ini aku tidak mau mengalah, aku ingin membalasnya. Jadi ku dorong tubuhnya, aku bisa melihat wajahnya bingung dan merasa bersalah.

"Masakan mu gosong ! Awas ya kalau tidak enak !" Ejekku. Aku bertahan agar tidak tersenyum atau tertawa.

"Hahahahaha.. sorry madam. Please sit there, i will finish a few minute again.."

Aku mengangguk setuju dan dia melanjutkan aktifitas masaknya. Baru sedetik aku duduk sampai bel pintu berbunyi.

Ia melihat ke arahku "Sepertinya tukang susu yang biasa, kau bisa mengambilnya ?"

Aku mengangguk dan berjalan menuju pintu. Saat aku membukanya tubuhku membeku. Aku mendapati senior ku Sandara berdiri disana. Aku mundur dan dia masih berdiri ditempat yang sama memandangku garang. Aku tidak tahu harus bicara atau berbuat apa, aku tamat.

"Mau menjelaskan sesuatu ?" Ucapnya dengan nada mengintimidasi ku.

Aku menunduk berfikir untuk mencari alasan namun buntu. 'sial !' aku merutuki diri sendiri dalam hati.

"Sejak kapan kau disini ? Biar ku tebak, sepertinya sejak semalam" Aku masih tidak menjawab namun aku memberanikan diri untuk melihat wajahnya. Sungguh ekspresi kejam yang tidak pernah kulihat sebelumnya.

"Jadi ini cara mu untuk jadi Idol ? Katakan pada ku Lisa apa kau juga tidur dengan Mr Yang sebelum debut?!"

Aku tidak berfikir ia akan mengatakan hal semacam itu. Sangat keterlaluan menurutku. Aku ingin menangis, namun aku menahannya sekuat tenaga.

"Harusnya kau menanyakan hal itu pada dirimu sendiri."  Kata Sehun dengan nada dingin. Aku tidak sadar ia sudah ada dibelakang ku. "Dan apa urusan mu ? Dia mau tidur, mandi atau menginap disini dia bebas melakukannya"

"Oh jadi gadis ini bisa datang kesini sesukanya bahkan untuk tidur, mandi atau menginap " ia mengeja ulang setiap kata Sehun dengan nada mengintimidasi. "Kalau begitu...katakan alasannya" Ia mengepalkan tangannya menahan kesal.

Untuk beberapa saat tidak ada satupun suara yang keluar dari kami sampai Sehun melanjutkan.

" Karena dia pacar ku.."




Hai My lovely readers. Terima kasih sudah mampir dan baca ceritaku ini. Sedikit curhat, tadinya aku mau update Minggu depan karena hopeless dengan jumlah like yang ngga naik. Tapi tiba-tiba jumlah like n viewnya meningkat *ayey!* Akhirnya setelah pulang lembur kemarin aku lanjut nulis.

Keep vote dan comment ya readers !!!

CloserTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang