15

3.7K 358 2
                                    

Berulang kali aku meremas jari ku sendiri. Aku masih ragu menanyakan tentang Rachel dengan pria yang sedang mengesap kopinya dihadapan ku. Kai sesekali menatap ku lalu membuang pandangannya ke jalan raya.

"Jika kau ingin bertanya sesuatu, tanyakanlah..aku akan menjawabnya"

Aku menghela nafas ku. Aku tidak yakin akan menanyakan ini padanya, bahkan duduk di cafe ini berdua dengannya saja ini diluar akal sehat ku.

*Flashback

Setelah punggung Sehun tidak terlihat, aku berbalik hendak pulang. Pikiranku kacau sejak mendengar nama Rachel. Cemburu ? Ya, aku mengaku. Lalu entah kenapa aku ingat Kai mengirimkan pesan padaku semalam. Aku mengambil ponsel ku di tas, membuka pesannya.

'Let's get closer with a cup of coffee, please ?'

Melihat isi pesan darinya membuat ku berfikir ada sesuatu darinya yang mirip dengan Sehun, entahlah itu hanya pendapatku.

Lalu aku teringat lagi dengan Rachel. Mungkin kah aku bisa mendapatkan informasinya dari Kai?

Dan disinilah aku, duduk berdua dengan Kai dan secangkir kopi untuk kami masing-masing.

"Kau kenal Rachel ?"

Tiba-tiba saja aku melontarkan pertanyaan itu.

Sekilas ia terkejut mendengar pertanyaan ku namun ia kembali tenang. Ia meletakan gelas kopinya dan memandang ku intens seperti sedang membaca pikiranku. Aku berusaha santai menanggapi nya.

"Apa Sehun menceritakan sesuatu ?"

"Aku hanya tidak sengaja mendengar nama itu" kata ku sedatar mungkin untuk tidak terbawa emosi.

"Rachel ya..hemm" Ia memalingkan wajahnya ke jalan raya. Aku bisa melihat ia sedang melakukan perjalanan waktu dalam pikirannya. "Aku tidak bicara masa lalu ku dengan orang yang baru ku kenal. Lagipula topik itu tidak cocok dengan teman minum kopi. Baik lah, ku rasa aku harus kembali. Kita akan melanjutkan minum kopi lain kali, senang bertemu dengan mu gadis poni" Ia tersenyum dan berlalu pergi dari meja kami.

***

Aku memandangi layar ponsel, Lisa belum menghubungi ku sejak aku sampai disini. Ini membuat ku khawatir, setelah semalam dia tiba-tiba membantu ku berkemas aku takut dia mendengar semua ucapan ku saat dia 'pura-pura tidur'. Aku tidak sengaja menyebutkan nama Rachel, setelah sekian lama aku berusaha melupakan dan tidak bicara tentangnya aku malah menyinggungnya saat merasa bersalah pada Lisa.

'Bodoh' gumam ku. Aku tahu aku harus kembali secepatnya.

"Mr Sehun ?"

"Ya ?"

"Ada hal lainnya yang akan dibahas mengenai keputusan rapat kemarin, aku khawatir kau harus menunda kepulangan mu ke Korea beberapa waktu lagi"

"Aku tidak bisa. Akan ku urus di Korea"

"Maaf itu tidak bisa. Kau harus hadir.."

Aku mengusap wajahku gusar. Semua ini membuat ku sakit kepala.

***

"Jangan katakan kau ikut menyukai gadis itu !"

"Apa urusan mu ?" Ujar Kai datar sambil menatap mobil lalu lalang di jalan melalui jendela apartment nya.

"Jangan main-main dengan ku" geram Dara sambil memukul meja.

"Kau tahu aku tidak pernah main-main. Aku memainkan permainan ku sendiri, bukan ikut permainan mu. Kau bilang hancurkan Sehun dan aku sedang melakukannya" ujar Kai sambil menuangkan anggur di gelasnya.

CloserTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang