Others

4.1K 452 15
                                    


Aku membuka mataku perlahan. Aku tidak percaya pagi datang secepat ini, padahal aku merasa baru saja meletakkan kepalaku di dada seorang pria tadi malam dan terlelap saat itu juga. Masih dengan posisi yang tidak jauh berbeda, kepalaku saat ini berada di bahunya. Aku menggeser posisi ku sedikit agar dapat melihat wajahnya. 'Oh my...Kenapa pria ini bisa selalu tampan bahkan saat tidur' batin ku.

Rasanya baru kemarin aku bertemu dengannya, melirik kagum untuk wajah tampan nan arogan miliknya. Lalu mulai nyaman sampai sadar bahwa yang kurasakan bukan hanya sekedar nyaman. Ada saat-saat dimana aku menahan diri untuk tidak jatuh cinta. Status sosial, karir, ketenaran dan semua hal yang selalu kupertimbangkan. Aku berhasil bertahan satu kali dengan Bobby. Tapi pria ini berhasil membuatku mengalami ungkapan yang sering dikatakan orang-orang "rasa mengalahkan logika".

Dan dari sini aku belajar bahwa hal luar biasa tidak melulu tentang ketenaran, kekayaan, tahta atau kuasa. Itu sesimpel mendapatkan cinta dari pria yang kau kagumi.

*Flashback

Sehun mengangkatku ketempat tidur dan meletakan tubuh ku lembut di kasurnya. Baru saja aku akan beranjak untuk duduk dipinggir kasur namun ia menahan ku dan mulai mencium ku lagi. Setiap detik otakku selalu berpikir untuk menghentikan ini namun tubuh ku malah meminta lebih. Aku mengalungkan tangan ku dilehernya dan membalas setiap ciuman yang Sehun berikan dibibir ku. Namun ntah kenapa aku jadi teringat kejadian beberapa waktu lalu saat melihatnya dan Dara berciuman di cafetaria. Aku menimbang apakah aku harus menanyakannya sekarang. 'Ya harus ! Ini penting ' pikir ku.

Aku mendorong pelan tubuh Sehun dan otomatis ia berhenti mencumbu ku. 'Aku pernah melihat mu ciuman dengan Sandara, apa kalian pernah pacaran ?' tanyaku memulai. Jujur aku tidak mau memiliki citra perebut pacar orang. Apalagi pacar seniorku sendiri. Aku bersumpah jika memang hal itu lah yang terjadi saat ini aku akan langsung pulang dan tidak akan pernah mendekati pria ini lagi.

"Aku? Berciuman dengannya?" Sehun berpikir sejenak. "Aahhh..maksud mu di cafetaria?"

Aku tidak menjawab.

"Kau salah paham. Dia yang mencium ku dan.."

"Dan kau menikmati.." kataku memotong.

"I am not ! " Ia beranjak duduk. Aku bisa melihat ekspresi kesalnya "Ia meraih tangan ku dan menarik ku untuk duduk dipangkuan nya.

"Kau tahu aku tidak pernah menyukainya..Kau juga bisa berbangga karena dari beberapa gadis yang pernah ku cium hanya kau yang berhasil.."

"Berhasil?" Aku memotong lagi.

"Driving me going crazy" ia mengecup tengkuk ku. Pria ini benar-benar membuatku hampir gila.

"Kanapa kau bisa menyukai ku?" Tanya ku asal untuk tetap sadar dan tidak hanyut dalam sentuhannya.

"Bukan kah kau yang menyatakan lebih dulu ?" Ia tertawa mengejek.

Aku menyesal telah bertanya. "Ya kau tidak perlu menjawabnya" ujar ku kesal. Aku mau beranjak namun terlambat, ia melingkarkan tangannya di tubuhku dan menghilangkan jarak diantara kami. Aku bisa merasa helaan nafasnya di leherku.

"Thank u for that. Kau tahu jika kau tidak menyatakan nya duluan ini akan menjadi cinta satu arah. Aku hanya bisa memandang kagum dari jauh dan memimpikan memelukmu dan mengobrol seperti sekarang. Aku terlalu pengecut untuk mengatakan aku menyukai mu dan ingin memilikimu."

Aku menangkup wajahnya dan menatap matanya. "Hey.. it's okay. You may little late to say it to me, but you have shown that love from the beginning. Aku ingat saat kau memakaikan jaket mu waktu celana ku robek. Thanks for that and i love you more" aku menciumnya lembut.

CloserTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang