16

3.4K 415 14
                                    

Sehun mengepalkan tangannya menahan emosi. Dia baru selesai mempresentasikan idenya untuk membuat sebuah resort kepada 3 Investornya namun responnya tidak begitu baik.

"Aku tidak meragukan presentasi mu. Kau selalu baik untuk itu" ucap pria paruh baya dengan kepala setengah botak yang duduk di hadapan Sehun. "Tapi aku meragukan keberhasilannya.. karena yang kita semua tahu untuk membangun resort seperti presentasi mu kita membutuhkan tempat yang luas dan untuk tempat yang luas kita butuh uang yang tidak sedikit"

"Itu sudah jelaskan ? Untuk apa aku mengundang kalian"

"Kau pikir berapa banyak yang akan kita keluarkan ?!" Tuntut pria berambut putih.

"Aku pikir itu sebanding dengan apa yang kita dapatkan nanti. Tidak kah kau berfikir resort kita akan menjadi yang termewah di Jepang" Sehun berusaha menawar.

"Mr Sehun..aku tahu ambisimu. Tapi percaya lah kami juga menginginkan yang sama. Tapi tidak kah kau berfikir kami bertiga bukan lah konglomerat kami tidak bisa berinvestasi sebesar itu.." ucap pria berkacamata. Ia selalu menjadi penengah saat rapat investor seperti saat ini. Usianya tidak terlalu jauh dari Sehun, untuk itu dia bisa lebih memahami setiap ambisi yang Sehun tuangkan di presentasinya.

"Aku tidak akan meragukan mu jika kau bisa mengajak Mr Harada menjadi salah satu bagian dari kita" Pria setengah botak itu menawar sambil memandang remeh.

"Mr Harada ?" Sehun menatap kesal pria itu. "Jika aku memiliki Mr Harada, aku tidak membutuhkan Investor seperti kalian" lanjut Sehun dengan nada mengintimidasi.

Pria itu menatap kesal Sehun. Jelas tersinggung dengan ucapannya.

"Aku rasa rapat ini sia-sia. Kau hanya pemimpin egois yang ingin selalu di turuti. Jika itu memang kemauan mu aku akan keluar." Ucap pria itu kesal sambil beranjak. "Dan aku juga akan menarik semua investasi ku dari perusahaan mu" tambahnya.

***

Sehun meraih remot tv di meja dan membanting tubuhnya ke sofa.

"Kau tau kau harus mempertimbangkan keputusan mu kembali.." ucap Jinwoon sepupu sekaligus sekretarisnya.

Ekspresi kesal terlihat jelas dari wajah Sehun."Aku tidak ingin membahasnya, please."

"Sehun kau harus mende.."

"Sssttt...aku ingin menonton mereka" Sehun menunjuk ke Tv. Acara musik salah satu stasiun dengan tamu Blackpink.

Jinwoon memutar matanya, ia kesal dengan kelakuan Sehun yang seperti anak kecil. " Kau sudah bukan diusia yang menggilai gadis-gadis itu Sehun!"

"Jangan mengajari ku" balas Sehun dingin namun tetap fokus ke Tv.

Jinwoon menarik nafasnya. "Aku akan mengatur kembali rapat, pastikan kau akan memperbaiki situasinya"

Sehun menatap sedih ke Tv setelah penampilan Blackpink selesai dan mereka menghilang dari layar. Jinwoon masih menatap aneh Sehun, ia tidak mengerti dengan sikap sepupu sekaligus bosnya.

"Aku harus kembali ke Seoul malam ini" ujar Sehun sambil beranjak dari sofa.

"A-apa? Kau tidak bisa !"

"Jangan coba menahan ku" Sehun menatap galak pada Jinwoon.

"Aku tidak mengerti dengan mu, kau berbeda dari Sehun yang ku kenal. Dulu kau selalu ambisius, kau tidak akan meninggalkan pekerjaan mu saat belum selesai. Lihat sekarang?" Jinwoon menatap Sehun frustasi. "Meminta mu hadir meeting saja sulit dan sekarang ketika Investor mu pergi kau malah tidak peduli dan merengek pulang ke Korea?!"

Sehun mengabaikan ucapan pria itu dan ia tetap berkemas.

Jinwoon menatap tidak percaya bahwa Sehun tidak perduli dengan ucapannya. Ia menggosok wajahnya frustasi dan menjatuhkan tubuhnya di sofa.

CloserTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang