23

3.4K 329 27
                                    

Masih adakah yang menanti????

Tok tok tok

Suara ketukan pintu membuyarkan lamunan seorang gadis yang tengah duduk ditengah kasur dengan memeluk lututnya. Lisa menengok ke arah pintu saat seseorang masuk membawa nampan sambil tersenyum ke arahnya.

"Sudah jam 11 hampir mendekati makan siang, aku membawa sup iga. Dad sengaja memasak untuk mu sebelum berangkat kerja jadi kau harus habiskan sampai pancinya kosong. Do you understand Lalisa?"

"I do mum" Lisa terkekeh mendengar ocehan sang Ibu dan mengambil nampan dari tangannya. "Aromanya enak sekali".

"Kau selalu menyukai masakan dad dari pada masakan ku"

Lisa memasukan satu sendok penuh daging dan kuah kedalam mulutnya lalu mengunyah sambil menutup matanya.

"Uhh, ini nikmat sekali mum. Aku sangat sangat sangat suka masakan Dad. Cheff favoritku!"

Ibunya terkekeh mendengar ocehan Lisa.

"Jadi kapan kau akan kembali?"

"Aku sudah kembali ke tempat asal ku. Dirumah, di Thailand. Ada Ibu dan teman-teman yang lain"

"Hemm kau tidak terdengar seperti Putri ku yang beberapa Tahun lalu merengek ingin pergi ke Korea."

Lisa diam mendengar ocehan Ibunya lalu meletakkan sendoknya pelan.

"I'm tired mums"

"Semua orang lelah, tapi tidak berhenti berusaha."

"Yeah, kecuali aku"

"No. You just need time to break"

Lisa tidak memberi respon atas ucapan Ibunya. Ia bingung.

"Masih tidak mau membuka handphone? Terakhir ku lihat ada 300 pesan yang masuk."

Lisa menggeleng sambil menatap keluar jendela kamarnya.

Gerimis mulai turun, membuat gadis dengan mata sendu itu semakin kuat memeluk lututnya.

"Aku menghancurkan mood putri ku" sambung Ibu Lisa sambil menghela nafas. "Aku akan keluar dari kamar, jangan bersedih. Kau tidak perlu kembali jika tidak ingin. Aku hanya ingin putri ku menghadapi dan menyelesaikan masalahnya. I love you beautiful" ia membelai surai blonde putrinya sebelum beranjak.

"I love you mums" cicit Lisa sambil menatap punggung Ibunya.

Menyelesaikan masalah kata Ibunya. Bahkan Lisa sendiri tidak tahu cara menyelesaikannya. Berpisah dengan Sehun itu jalan satu-satunya. Tapi jika ia kembali ke Korea mustahil untuk berpisah disaat semuanya hanya tentang pria itu.

Lisa mengambil remot malas dan memencetnya asal.

"Tertangkap kamera, Sandara dan mantan personil boyband Sehun berciuman di sebuah taman dekat agency YG Ent. Kabarnya mereka tengah berkencan namun pihak management belum memberikan klarifikasi sampai hari ini."

"W-what?!" Lisa tak percaya.

Ia langsung mengambil ponselnya yang telah tergeletak selama 1 Minggu di meja.

760 missed called from Sehun.

Bullshit. Ia baru pergi selama 1 Minggu namun pria itu sudah diberitakan berkencan dengan seniornya. Apa ini hanya jebakan si nenek sihir ? Tapi tetap saja Sehun bodoh seharusnya dia sudah menduga karena wanita itu benar-benar ingin memilikinya. Kucing tidak akan menolak jika di beri ikan !

Lisa mematikan TV dan memakai Jaketnya.

"Mums, aku keluar sebentar"

"Tapi diluar hujan. Kau tidak akan melakukan sesuatu hal yang gila kan"

Lisa mengernyit.

"Something crazy, like what mums?"

"Kabur atau bunu..."

"What's ?! No, aku tidak akan segila itu. Aku memang ada masalah, tapi aku tidak depresi."

"Ok. Do whatever you want darl "

Lisa keluar dari rumah. Menatap langit gelap sebentar sebelum melangkahkan kakinya di tengah hujan deras. Ia menatap lingkungan rumahnya. Tidak banyak berubah, pikirnya. Ia sengaja tidak memakai payung, ia ingin main hujan seperti waktu kecil saat sedih atau kesepian ia sering berlarian di sekitar rumah saat hujan.

Sampai di ujung jalan ia melihat sebuah mini market tempat ia dulu sering membeli snack saat pulang sekolah. Sungguh tidak ada yang berubah, Lisa tersenyum mengetahui semuanya masih seperti dulu.

Ia berjalan mendekat ke mini market sampai pandangannya bertemu dengan sepasang mata pria yang berdiri di depan minimarket dengan mantel hujan hitam lengkap dengan masker yang menutup separuh wajahnya. Lisa langsung berbalik namun pria itu menarik pergelangan tangannya.

"Lepas"

"Tidak"

"Kau seharusnya tidak disini"

"Lalu dimana?"

"Ditempat mu, dikantor"

"Maka pulang lah dengan ku Lisa"

***

"Jadi makan iced cream saat sedang hujan"

Lisa tidak menjawab. Ia menatap lurus kedepan, menolak untuk melihat wajah Sehun disampingnya.

"Aku minta maaf"

Lisa masih tidak merespon.

"Lisa....Lalisa, please"

"Jadi kau dengan Sandara sekarang?" Rasanya seperti tercekik saat menyebutkan nama wanita itu.

"Jangan percaya media. Kau tahu kenyataannya"

Lisa menghela nafas. Ia memang tahu tapi tetap saja berita itu membuatnya gusar.

"Pulanglah" Cicit Lisa.

"Maka kau harus ikut"

"Aku tidak bisa" suara Lisa bergetar.

"Kenapa? Apa yang salah? Apa aku membuat kesalahan?"

"No. It's not you, but me" Lisa memejamkan matanya yang panas akibat menahan air mata.

Sehun menangkup wajah Lisa, mengusap lembut dengan Ibu jarinya.

"Tentang pembicaraan ku dengan Mr Yang. Dengar, kau harus tetap disana, karena itu semua mimpi mu. Jangan sama kan dengan ku, karena aku direktur mu. Aku tidak disana bukan berarti aku hancur, aku bisa ada di Jepang atau mungkin di negara lain untuk menjalankan bisnis ku. Tapi kau harus tetap ada disana, karena aku masih memberikan mu waktu untuk bersenang-senang.

"Kau tidak berhak mengatur apapun" ucap Lisa sambil menepis tangan Sehun dari wajahnya.

"Aku berhak" Sehun berhenti sebentar untuk berfikir mencari kata-kata yang tepat untuk disampaikan.

"Saat menjadi suami mu, aku berhak melarang mu untuk sesuatu yang tidak kusukai."

Pipi Lisa bersemu mendengar ucapan Sehun. Bahkan di tengah Hujan saat ini ia merasa tidak kedinginan karena Sehun membuat jantungnya berdegup kencang.

"Jadi kira-kira apa itu ? Hal yang tidak kau suka?" Ucap Lisa, berusaha menenangkan jantungnya.

Sehun menatap Lisa, ia benar-benar beruntung mendapatkan gadis ini. She's so damn beautiful.

"Melihat mu mengobrol dengan pria selain aku, berpakaian seksi di panggung dan mengangis. Point ke 3, the most important. Aku tidak suka melihat mu menangis."

Lisa tersenyum mendengar ucapan Sehun.

"Maka jangan pernah tinggalkan aku"

Sehun menggeleng. "Tidak akan. Never." Ia menarik tubuh Lisa mencium bibirnya lembut.

Next prolog 😘

Maaf ya updatenya lama sekali. Karena menjadi orang dewasa itu ternyata sulit 😂😂 wish you guys enjoy this part. Love yaaaa

CloserTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang