Di part ini ada hal yang sensitif mengenai transgender. Jadi yang homophobic please jangan baca. Jangan judge gue juga haha.
Happy Reading ghaezzz 😀
♡♡♡Siang ini, araya, poey dan sena berkumpul untuk membicarakan tentang hal hal mengenai persiapan pesta ulang tahun araya. Ditemani dua rekan sesama butchynya. Mereka adalah james dan Leo. Mereka ahli dibidang dekorasi tata ruang pesta apa saja termasuk ulang tahun. Sebenarnya araya agak malas dengan hal yang terlalu megah apalagi hanya untuk ulang tahunnya. Baginya, ulang tahun disertai keberadaan ayah tercintanya saja sudah cukup sekalipun hanya dirayakan dengan makan bersama mami dan bibi nya dengan sepotong kue dan sebuah lilin kecil. Tapi, ia harus tetap melakukan karna ia akan menyatakan cintanya di pesta itu pada ellen. Ini bukan keahliannya. Semua ia serahkan pada sena dan poey yang ikut mengatur acara dan perencanaan lokasinya. Kecuali cincin untuk ellen. Cincin itu ia desain sendiri spesial untuk ellen. Beberapa kali ia melirik sebuah kotak kecil berisi cincin berlian yang cantik ditangannya. Ia sudah membayangkan bagaimana dan apa yang akan ia bicarakan nanti di depan semua orang. Tamu undangannya tentu saja teman sekolah araya. Dan beberapa teman poey dan sena yang ikut serta merayakan. Tentu saja mereka mengenal araya. Tapi tak yakin dengan araya mengenal mereka atau tidak.
"Oke. Jadi ini desain dekorasi tata ruang nya. Outdoornya seperti ini dan indoornya seperti ini" ucap james menunjukkan sebuah ilustrasi dekorasi ruang pesta yang ia buat di laptopnya.
"Lalu ini dia. Contoh undangan yang sudah jadi. Sesuai pesanan kan. Gimana?" Tambah leo. Araya melirik undangan dan layar laptop bergantian.
"Oke. Good job" komentar singkat araya.
"Masalah ellen. Lo serahin ke gue" ucap sena dengan percaya diri. Araya mengangguk angguk saja. Setelah selesai meeting. Mereka melanjutkan dengan pesta makan shabu shabu.
***
Setelah bel pulang sekolah. Araya segera membereskan buku bukunya. Pandu menyuruh semua murid dikelasnya berkumpul. Araya masih duduk dengan manis dikursinya. Sebenarnya araya sudah menyuruh pandu menyebarkan undangan ulang tahunnya. Beserta kepada semua kelas. Ya meskipun sudah pasti takkan 100% semua akan datang apalagi setelah melihat lokasi pestanya yang sudah dibayangkan akan sangat megah dan mungkin membuat beberapa murid yang diyndang menjadi minder.
Setelah membaca isi undangan. Semua murid heboh. Mengerubungi araya. Araya hanya merasa pusing dengan mereka dan langsung menggandeng tangan ellen keluar kelas untuk pulang bersama. Mereka langsung bergegas ke parkiran. Araya akan mengantarkan ellen pulang seperti biasa.
"Oh ya llen. Ini. Undangan. Ini spesial gua buat untuk lo. Dateng ya. Nanti sena yang jemput lo"ucap araya seraya memberikan secarik undangan berwarna hitam dengan ukiran warna emas di setiap sudutnya. Ellen membacanya dengan teliti. Lalu ia menggelengkan kepala.
"Gue ngga bisa dateng" ucap ellen dengan lirih.
"Gue harus pake baju apa. Baju gue ngga ada yang bagus araya. Yang ada gue cuma bakal malu maluin lo" tambahnya. Araya terkekeh."Tenang aja semua udah gue atur. Lo tinggal trima beres. Jangan bawel. Kalo lo ga dateng gue bakal semarah marahnya orang marah" ancam araya membuat ellen bergidik.
Setelah mengantar ellen pulang. Araya langsung bergegas menuju apartemennya. Ia merasa sangat lelah. Di ruang tamu sudah ada maminya. Ia menghempaskan tubuhnya dengan kasar setelah bersalaman dengan maminya. Matanya terpejam lalu terbuka menengadah melihat kelangit langit.
Ia menengok kanan dan kiri. Ia bingung kenapa semua koper berada diruang tamu.
"Mam. Mami mau ke luar negri? Kenapa bawa koper sebanyak ini?" Tanya araya.
"Hmmm kita akan pindah sayang"jawabnya santai.
"Pindah? Lagi? Trus aku harus pindah sekolah? Gimana sama pesta ulang tahun ak.."

KAMU SEDANG MEMBACA
Araya 1 [END]
FanfictionAraya Pachthiraphan. Gadis tampan asal Thailand ini masih keturunan Indonesia. Sejak sepeninggal ayahnya, ia bersama Som, mommynya memutuskan untuk hijrah ke Indonesia. Memulai hidup baru adalah tujuan utama Mommynya bersama Araya. Ketampanan serta...