Sib Sam (13)

4.7K 224 56
                                    

Sawatdee kha thuk khon😃 sekedar info kali aja ada yang belum tau. Yang diatas itu photonya Tee Thanapol sebagai Beam (kiri) dan Tae Darvid sebagai Forth (kanan). 555
Langsung aja na♡

**
Araya membuka matanya perlahan. Mengerjapkannya beberapa kali. Ini detik detik pertama dia 'terlahir' dan hidup didunia barunya. Setelah berjam jam berperang dengan berbagai macam alat yang dikuasai oleh para dokter.

Saat ia sadar. Salah satu bodyguardnya memanggil dokter yang menangani proses oprasi araya. Araya menarik sudut bibirnya dan menarik nafas pelan. Setelah dokter telah memeriksanya dan memastikan ia baik baik saja dokter itu segera pergi dari ruangan. Masih ada step lain yang harus dilakukan araya sebelum 'miliknya' berfungsi seperti pada umumnya.

"Tuan muda. Anda terlihat lebih tampan hari ini" puji marko sekaligus menggoda tuan muda mereka. Araya terkekeh.

"Apa itu akan terdengar seperti sebuah pujian? Sepertinya itu lebih terkesan kau menghinaku secara halus haha" balas araya.

"Marko benar tuan. Bahkan saat kau dalam keadaan seperti ini. Omong-omong apa ada tips khusus agar kami bisa terlihat menawan seperti anda disituasi apapun?" Goda ryu salah satu bodyguar araya yang lain.

"Aku tidak yakin. Tapi seseorang akan menjadi lebih menawan saat mereka menemukan cintanya. Hey tunggu. Sudah berapa lama kalian bersama keluarga ku?" Tanya araya.

"Aku tidak dapat memastikan tuan. Mungkin sekitar lima tahun" jawab marko.

"Bisa kah kalian memanggil ku dengan nama saja?"

"Tapi anda tuan kami"

"Kita sudah bersama. Aku bahkan lebih menganggap kalian sebagai abangku sendiri yang selalu menjagaku. Meski sejak kepindahanku ke indonesia kalian tetap tinggal di thailand untuk mengawasi beberapa perusahaan keluarga"

"Tapi tuan mudaa..."

"Tolonglah"

"Baik tuan.. maksudku. Araya. Apa kau berniat mengganti nama?" Tanya marko. Araya diam sejenak lalu menggelengkan kepalanya cepat.

***

Hari hari Ellen sedikit memburuk. Ia merutuki kesepiannya saat liburan tanpa Araya. Bahkan araya sering kali tak memberinya kabar. Seusai berjalan jalan bersama ruka, ellen langsung keluar mobil setelah izin pada ruka saat mobil ruka berhenti tepat di depan rumah Ellen.

Ellen melangkah gontai masuk kedalam rumahnya. Tak biasanya, ayah ellen berdiri tanpa melakukan apapun diteras rumah sambil tersenyum. Ellen memberi salam seraya mencium tangan ayahnya. Saat ellen memutuskan untuk langsung masuk kedalam rumah, tangan pria paruh baya itu menahan lengannya.

"Ellen sayang. Mandi lah nak. Kita akan pergi makan malam diluar". Ellen mengerutkan alisnya. Namun, ia hanya mengangguk tanpa bertanya banyak. Ellen sedikit heran, tak biasanya ayahnya itu mengajak ia makan malam diluar. Ini bukan hari ulang tahun ellen, ataupun ayahnya. Bukan juga selesai dari acara peringatan hari kematian ibunya.

Sekitar 30 menit ellen akhirnya keluar kamar. Kini ellen sudah cantik dan wangi. Meski ia hanya memoles wajahnya dengan sedikit bedak bayi dan liptint. Rambutnya dibiarkan tergerai. Saat ellen sudah berada di teras. Ayahnya merangkul pundaknya dengan lembut menuju sebuah mobil yang tak pernah ellen lihat. Mobil itu terlihat mewah. Lagi lagi ellen hanya manut dan mereka akhirnya masuk kedalam mobil itu.

Ellen tak mengatakan apapun. Pandangannya hanya menatap luar jendela. Sambil sesekali melirik layar ponselnya. Masih sama. Bahkan batterai ponsel ellen hanya kurang lima persen sejak tadi siang. Biasanya ia harus berkali kali ngecas ponselnya saat ia tak bersama araya. Ia akan sibuk video call atau sekadar chattingan yang setiap detik terus berjalan.

Araya 1 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang