Sib Ha (15)

5.1K 256 38
                                    

Hari ini adalah hari pertama di kelas 3. Rasanya, hari libur terasa sangat singkat bagi sebagian penikmat liburan. Tapi berbeda dengan ellen. Ia sangat merasa bosan. Hanya hal buruk yang banyak terjadi saat liburan.

Setelah mendapatkan kelas, ellen langsung menempati tempat duduknya. Tak banyak yang berubah. Ellen masih satu kelas dengan araya. Untunglah.

Bel masuk sudah berbunyi. Semua murid masuk kedalam kelas. Ellen benar benar tak bersemangat dihari pertama sekolahnya. Pasalnya, araya tidak ada disampingnya.

Satu dua menit, pak rudi selaku wali kelas ellen masuk. Pelajarannya adalah jam pertama. Saat beliau baru saja akan memulai pelajaran. Seseorang mengetuk pintu kelas.

Semua mata tertuju pada seseorang yang datang. Wajah mereka terlihat shock, kagum dan terhipnotis. Tapi tidak dengan ellen. Ellen justru masih sibuk berkutat dengan buku tulis kosong yang hanya ia coret coret sambil memikirkan kekasihnya. Matanya masih terasa mengantuk karena tak bisa tidur semalam.

Seorang pemuda yang mengetuk pintu itu berjalan masuk kedalam kelas. Tubuhnya tinggi. Kulitnya sangat putih dan cerah. Ia tersenyum manis membuat siapa saja akan meleleh saat melihatnya. Setelah menyalami pak rudi. Kini ia sukses duduk disamping meja ellen. Semua murid masih menyaksikan setiap gerak geriknya.

Pemuda itu tersenyum kala melihat ellen yang kini menyandarkan kepalanya didinding yang sesekali menggut manggut karna mengantuk. Rambutnya yang tergerai bebas menutupi sebagian wajahnya yang manis.

Pria itu semakin tersenyum. Tangannya tergerak menyingkap rambut ellen dan menyelipkan ditelinganya.

Hal itu membuat ellen sukses terbangun karna kaget. Spontan ellen menoleh kesisi kanannya. Matanya terbelalak. Tubuhnya membatu. Ia mengerjap ngerjapkan matanya berulang kali. Mimiknya yang lucu dan menggemaskan membuat pemuda dihadapannya terkekeh.

"Araya?" Pekik ellen. Tanpa mempedulikan murid lain bahkan wali kelas yang berdiri didepan. Pemuda yang ternyata araya itu langsung memeluk erat tubuh mungil ellen. Ellen masih belum sepenuhnya sadar. Tapi tiga empat menit kemudian. Ellen mendorong tubuh araya agar menjauh. Pipinya merona kala para murid menggodanya.

"Eih sudah sudah. Araya. Kamu ini masih pagi udah main peluk aja. Bapak kan jadi inget masa muda bapak" tukas pak rudi. Araya hanya terkekeh.

"Lagian itu rambut kenapa di cat begitu? Muka asia ko rambut eropa" ledek pak rudi menambahkan.

"Memulai hidup baru pak" jawab araya asal sambil terkekeh.

***

Bell istirahat pertama berbunyi. Araya mengajak ellen kekantin bersama. Setelah mereka memesan mie ayam favorit mereka, mereka duduk dimeja kosong yang masih tersedia. Ellen masih belum bicara apa apa lagi. Ia teringat kembali soal cindy.

"Araya!" Ketus ellen memanggil nama kekasihnya. Araya hanya mendongak sekilas dan kembali fokus pada makanannya.

"Ada hubungan apa kamu sama cindy?!" Tembak ellen.

Uhukkk

Araya tersedak. Ia tak langsung menjawab. Ia meneguk minumannya dan menenangkan dadanya yang berdegup sedetik setelah ellen melontarkan pertanyaannya itu. Mata araya terbelalak menatap mi ayam.

"Jawab araya!!"

"Hubungan apa yang kamu maksud?" Tanya araya.

"Maksud kamu apa kasih dia kalung?". Araya terdiam sejenak. Alisnya berkerut. Ia ingat kalung yang dimaksud ellen. Tangan araya mengepal dibawah meja. Rahangnya mengeras.

"Kalung apa?"

"Jangan pura pura bego!"

"Aku ga pura pura sayang"

Araya 1 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang