Siang ini, sekolah pulang cepat. Araya memutuskan mengajak ellen makan siang di sebuah Mall. Setelah makanan tersaji. Ellen dan araya langsung memakannya. Tak ada percakapan apapun sampai makanan ludes termakan.
"Abis ini kita mau kemana?" Tanya ellen.
"Kamu mau nonton?" Tanya araya. Ellen berpikir sejenak lalu mengangguk menyetujui.
"Yaudah aku ke toilet dulu ya" ucap araya lalu berdiri.
Setelah selesai dengan urusannya, araya mencuci tangan di wastafle sembari memperbaiki penampilannya.
"Lepas!! Lepasin gue!". Sontak araya menoleh kearah pintu toilet yang tiba tiba terbuka. Tampak seorang gadis yang tengah ditarik paksa oleh seorang pemuda.
"Joseph! Lepasin!! Sakit!" Gadis itu terus meronta.
"Ngga cindy. Gue kangen sama lo" jawab pemuda itu. Araya hanya menatap keduanya. Tanpa berbuat apa apa. Gadis yang ternyata cindy itu menyadari kebaradaan araya.
"Araya?! To.. tolong gue araya." Pinta cindy.
"Joseph lepasin. Itu ada pacar gue" tambah cindy. Perlahan pemuda itu melepaskan tangan cindy.
"Jadi lo pacar dia?" Tanya pemuda itu. "Lo yang udah bikin cindy berubah?" Tambahnya sambil mendorong dada araya dengan keras.
"Arai a?(apa) Maaf sepertinya anda salah orang. Saya tidak kenal gadis ini" ucap araya seadanya lalu pergi meninggalkan toilet. Araya kembali kemeja dimana ia dan dirinya duduk tadi. Lalu segera mengajak ellen untuk meninggalkan restoran itu setelah membayar makanannya.
***
"Ellen. Bersiaplah nak. Ikut ayah sekarang" pinta ayahnya.
"Kita mau kemana? Mau ketemu keluarga Forth?" Tanya ellen.
"Nanti kamu akan tau" jawab ayahnya singkat. Tanpa pikir panjang. Ellen langsung berganti baju. Diluar rumahnya, sudah ada sebuah mobil mewah berwarna hitam yang asing untuk ellen, mobil itu menunggu dirinya dan ayahnya. Ayahnya merangkul ellen untuk masuk kedalam mobil setelah ellen siap.
Sekitar 15 menit, mobil itu terhenti disebuah rumah. Rumah yang belum pernah ellen datangi sekalipun. Dengan sedikit ragu, ellen melangkahkan kakinya untuk masuk kedalam rumah besar itu bersama ayahnya.
"Ayah kita mau ngapain kesini?" Bisik ellen. Ayahnya tak menjawab. Hanya mengelus punggung ellen.
Seorang pria yang mengendarai mobil tadi membimbingnya masuk kesebuah ruangan besar. Didalam ruangan itu, sudah ada forth dan... beam? Ellen mengerutkan alisnya menatap pasangan itu. Mereka menatap ellen dengan wajah tegang luar biasa. Tapi senyum manis mereka masih tersemat disudut bibir mereka. Disana juga ada kedua orang tua Forth. Satu orang pria paruh baya lain dan dua orang pria dengan jas hitam yang berdiri dibelakangnya.
Ellen duduk disamping ayahnya.
"Sudah berkumpul semua?" Tanya seorang pria paruh baya. "Oke ellen. Kenalkan. Nama saya George. Silahkan pak winata katakan tentang maksud kita berkumpul disini" tambah pria itu.
"Ellen. Ayah sudah sepakat. Untuk membatalkan perjodohan kamu dengan forth". Ucap ayahnya santai. Wajah ellen langsung berbinar dan ia sangat antusias memeluk ayahnya.
"Benarkah? Kenapa bisa?" Tanya ellen. Ayahnya tak menjawab.
"Ya, kami tau kamu tidak mau dijodohkan dengan forth. Begitu juga forth" ucap maminya forth.
"Ekhem. Ellen" forth memanggil. Ellen menoleh setelah melepas pelukannya.
"Sebuah perusahaan telah membeli perusahaan ayahmu. Tanpa mengambil perusahaan itu sebagai miliknya. Perusahaan keluargamu tetap milik keluargamu" tambah forth. Ellen mengerutkan alisnya bingung.

KAMU SEDANG MEMBACA
Araya 1 [END]
FanfictionAraya Pachthiraphan. Gadis tampan asal Thailand ini masih keturunan Indonesia. Sejak sepeninggal ayahnya, ia bersama Som, mommynya memutuskan untuk hijrah ke Indonesia. Memulai hidup baru adalah tujuan utama Mommynya bersama Araya. Ketampanan serta...