Hari ini sekolah hanya mengadakan classmeeting. Araya tiba disekolah pukul 7 pagi. Ia berjalan cepat menuju ruang kelasnya. Dan ditatapnya gadis yang sangat ia cintai tengah duduk manis sambil membaca novel yang belakangan ini dia baca.
Tap
Araya meraih tangan ellen. Lalu seketika menariknya.
"ikut aku" tukasnya.
"e eh. mau kemana?" tanya ellen. Araya berhenti sejenak.
"hari ini kita ngga usah masuk sekolah. Toh cuma classmeet kan"
"trus kita mau kemana?"
"kemana aja" jawab araya seadanya.
Araya dan ellen segera menuju parkiran. Seperti biasa, araya selalu menyempatkan diri membukakan pintu mobil untuk tuan putrinya. Setelah itu ia duduk dikursi kemudi dan langsung melajukan mobil ferari kesayangannya. Pagi ini jalanan tak terlalu macet. Jadi, araya bisa dengan cepat melaju ketempat tujuan.
Dijalan ellen terus saja mengumpat karna rasa penasarannya yang belum juga terjawab. Sedari tadi araya hanya diam saja. Setelah cukup sekian lama mereka saling diam akhirnya ellen tak tahan lagi. Ia geram dengan kekasihnya.
"araya sebenernya kita mau kemana sih?" tanya ellen. Araya menoleh lalu tersenyum. Sedangkan ellen hanya mendengus kesal.
Tak lama ellen baru menyadari dimana ia sekarang. Bibirnya sudah membentuk sebuah senyuman. Matanya berbinar saat menatap araya. Tak lama araya memarkirkan mobilnya.
"ayo" ucap araya saat membukakan pintu mobil untuk ellen. "wah kamu kenapa ga bilang kita mau kesini. Mana masih pake seragam" ucap ellen.
"ngga apa apa lagi. Murid di Jepang aja sering hangout pake seragam. Lagian aku kepikiran omongan kamu waktu itu kalau kamu mau ke dufan kan" balas araya. Ellen hanya terkekeh sambil mengangguk semangat.
***
Sepanjang jalan araya terus menggenggam tangan ellen. Araya tersenyum kala melihat gadis nya itu dengan semangat menarik tangannya untuk mencoba semua wahana.
"aku mau naik itu" pinta ellen seperti anak kecil. Ini sudah 10 wahana mereka jelajahi. Araya hanya pasrah meski dirinya merasa mual.
Sesekali ellen juga memegang kepala dan perutnya karna ia pusing dan mual. Araya kerap khawatir tapi itu akan sia sia karna ellen memaksanya untuk terus melanjutkan mengunjungi dan menaiki semua wahana. Hari semakin sore dan langit semakin gelap. Meski nampaknya ellen tak bisa melunaskan niatnya untuk menaiki semua wahana tapi ia cukup puas dan bahagia.
Setelah magrib, araya dan ellen pergi kesebuah tempat untuk makan. Setelah cukup bersenang senang hari ini, dan kenyang. Ellen mengajaknya pulang. Seperti di awal. Mereka selalu bergandengan tangan. Seakan araya tak ingin melepaskan tangan kekasihnya barang sedetik saja.
Ellen menoleh kearah araya saat disadarinya araya tengah melamun dan tak juga melajukan mobilnya. Dipegangnya tangan araya dengan lembut. Araya menoleh. Ellen menaikkan kedua alisnya seakan bertanya 'apa?'
"anu.." gumam araya.
"apa?"
"mmm ano.. bae a aku mau ngomong" wajah araya kini serius.
"mau ngomong apa?" balas ellen mencoba tenang. Meski sebenarnya ia penasaran dan degup jantungnya kencang kala melihat ekspresi araya yang serius dan takut.
"besok. aku harus berangkat ke Thailand karna urusan bisnis" ucap araya setelah mengumpulkan segudang keberanian. Niatnya ini sempat ia hampir urungkan. Lantaran kefikiran soal ellen, ia takut cindy melakukan hal yang tidak ia inginkan. Dan lagi soal kuromiya ruka yang pasti bisa leluasa menemui ellen. Tapi ia harus segera melakukan operasi itu. Meski ia harus berbohong pada ellen mengenai tujuannya ke Thailand.
KAMU SEDANG MEMBACA
Araya 1 [END]
FanfictionAraya Pachthiraphan. Gadis tampan asal Thailand ini masih keturunan Indonesia. Sejak sepeninggal ayahnya, ia bersama Som, mommynya memutuskan untuk hijrah ke Indonesia. Memulai hidup baru adalah tujuan utama Mommynya bersama Araya. Ketampanan serta...