Cuaca di perkemahan sore itu sangatlah mendung, membuat siswa yang sedang beristirahat dari aktivitas mereka memutuskan untuk menghabishkan waktu di dalam tenda saja. Jihoon yang sedang bosan bergegas ke tenda panitia untuk menemui hyungnya.
Dilihatnya Bogum sedang termenung sendirian di dalam tenda tersebut. "Bogum-hyung." Sang kakak belum tersadar dari lamunannya.
"YAK HYUNG!" teriak Jihoon, membuat Bogum akhirnya tersentak sadar dari dunianya.
"Kau mengagetkanku, Park Jihoon!"
"Salah sendiri, sejak tadi aku sudah memanggilmu namun kau malah asyik di duniamu sendiri. Apa sih yang sedang Hyung lamunkan?"
"Bukan apa-apa."
"Apa Hyung memikirkan soal rumah yang tadi?" Jihoon akhirnya memutuskan untuk duduk di samping sang kakak.
"Mungkin? Sepertinya orang yang tinggal di sana membenci keluarga kita," gumam Bogum, namun masih terdengar jelas oleh Jihoon.
"Memangnya kenapa hyung bisa berpikiran seperti itu? Apa ini ada hubungannya dengan kertas yang tadi Hyung temukan?" Bogum menghela napas lelah mendengar pertanyaan Jihoon, adiknya itu memang selalu cerewet. Kemudian ia mengambil foto yang kemarin ia temukan dan memberikannya pada Jihoon.
Jihoon membuka foto itu perlahan, dan terkejut saat melihat isinya, "Hyung bukankah ini foto keluarga kita saat masih ada Yeri eomma?" tanyanya dengan wajah bingung.
"Ya, benar. Melihat foto yang sudah lusuh seperti diremas itu, mungkin orangnya memiliki dendam pada keluarga kita, 'kan?" Jihoon mengangguk setuju "Lalu bagaimana, Hyung?"
"Bagaimana apanya?"
"Jika memang penghuni rumah itu orang jahat dan membenci keluarga kita bukankah itu berbahaya?" tanya Jihoon sendu. Bogum termenung mendengar ucapan adiknya, benar juga jika orang yang berada di hutan itu memiliki dendam, bisa saja ia sedang merencanakan pembunuhan pada keluarga mereka.
"Malam ini kita datangi rumah itu lagi," ucap Bogum tiba-tiba membuat Jihoon terkejut.
"Kau yakin, Hyung?! Bagaimana jika orang jahat itu ada di sana dan menyerang kita!"
"Dia tidak akan mudah mengenali kita saat malam hari, lagi pula hyung di dalam foto itu masih kecil. Tidak mungkin ia bisa menebak hyung adalah orang yang ada di foto itu, 'kan?"
"Benar juga. Aku juga penasaran dengan orang yang tinggal di sana, Hyung, nanti malam aku akan mengajak Jisung dan Minhyun untuk ikut bersama kita," ucap Jihoon, dibalas anggukan oleh hyungnya.
-----
Jimin termenung di rumahnya, selesai makan siang tadi mendadak ia merasa tidak nyaman dan memaksa Taehyung untuk mengantarnya pulang, dan mau tidak mau Taehyung mengikuti keinginan Jimin karena kesayangannya itu merengek terus menerus. Lagi pula sepertinya Jimin masih harus menyesuaikan diri di dunia luar.
Hari sudah hampir malam dan Jimin masih belum beranjak dari sofa untuk menutup jendela rumahnya, perasaannya campur aduk kala itu, ia senang bisa melihat pantai dan takut karena baru saja membuat ulah—menjatuhkan lukisan—mendadak tubuhnya menegang, ia mendengar sayup-sayup suara di dekat rumahnya, suasana sunyi membuatnya bisa dengan mudah mendengar suara itu.
Perlahan, Jimin berjalan menuju pintu dan mengintip ke jendela di sebelahnya, dan ia melihat empat orang sedang mendekat ke rumahnya. Jimin ketakutan, mana mungkin ada manusia di dalam hutan saat hari sudah hampir malam. Jimin beringsut duduk di belakang pintu, memeluk lututnya dan membenamkan wajahnya, ia terus berdoa semoga orang-orang di luar sana tidak berbuat macam-macam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fate [VMin]√
Фанфик[Completed] Thank you for the beautiful cover♡ @Choonhee13 VMin Kim Taehyung x Park Jimin ⚠BxB, Mpreg⚠ Romance, Hurt/comfort, AU, Family, Angst Taehyung tak sengaja menemukan Jimin di sebuah hutan tempat penelitiannya, ia tertarik padanya hanya da...