Tangan kedua sosok itu terus tertaut, seraya berjalan di sepanjang koridor rumah sakit.
"Jimin," panggil pemuda yang lebih tinggi.
"Iya, Tae?" Jimin mengalihkan pandangan pada sang terkasih. Mereka tengah berjalan-jalan sore di sekitar rumah sakit, karena Taehyung yang merengek kebosanan.
Setelah beberapa hari, keadaan Bungsu Kim itu kian membaik dan sudah mampu untuk berjalan pelan. Meski harus dengan menggenggam lengan Jimin, entah karena takut kehilangan keseimbangan atau memang modus seperti yang dikatakan Seokjin tempo hari.
"Nanti jika aku sudah sembuh, kita harus menghabiskan banyak waktu untuk kencan, aku tak sabar membawamu ke tempat-tempat yang menyenangkan Jim." Ucapan Taehyung membuat Jimin terkekeh.
"Taehyung-ah. Kau sudah mengatakan itu sekitar enam kali sejak pagi, belum dihitung yang kemarin."
Taehyung mendengus mendengar nada sedikit mengejek dari kesayangannya, "Itu karena aku benar-benar tidak sabar Jimin-ah. Sekalinya kau ke sini, malah di saat aku lemah begini."
Jimin menghentikan langkah mereka, kemudian mengelus lengan Taehyung pelan.
"Tapi nanti juga kau sembuh kan, Tae. Jangan bicara seperti itu, lagi pula jika kau tidak mengalami koma belum tentu aku bisa ke sini kan?" Jimin mengerucutkan bibirnya, membuat Taehyung menggeram gemas.
"Bisa dong Jiminie, aku akan tetap membawamu ke sini, itu janjiku sejak awal mengenalmu." Taehyung mencubit pipi Jimin dengan tenaga seadanya.
"Iya tapi kau pergi juga pada akhirnya." Jimin tidak meringis karena cubitan pelan itu, Taehyung masih dalam masa pemulihan, tenaganya tidak seberapa.
"Maafkan aku." Raut wajah Taehyung berubah menjadi sendu, membuat Jimin menyesal mengatakan hal tadi.
"Sudah, Tae. Semuanya sudah berlalu, sekarang aku di sini." Jimin menuntun Taehyung untuk duduk di bangku taman rumah sakit yang berhasil dicapai mereka.
Taehyung menatap wajah teduh Jimin yang memosisikan duduknya agar terasa nyaman juga merapikan jaket yang ia pakai.
"Jimin-ah."
"Hm?" Jimin ikut duduk di samping Taehyung, pandangannya lurus ke arah air mancur yang terletak tidak jauh dari mereka.
"Kau tahu, 'kan, aku teramat mencintaimu?"
Jimin menoleh dan mendapati Taehyung sedang menatapnya dengan tatapan yang teduh. Ia tertegun, rasa hangat yang begitu nyaman hinggap di hati, menjalar ke seluruh tubuh, hingga menimbulkan rona merah di kedua pipi putihnya.
Jimin mengalihkan pandangan ketika dirasanya jantung berdebar dengan cepat, ia mengerti sekarang, apa itu yang disebut rasa 'cinta'.
"Kau malu, hm?" Taehyung terkekeh melihat reaksi Jimin, yang memang jarang sekali terjadi. Pemuda mungil itu menggeleng.
"Taehyung-ah." Jimin menghiraukan pemuda Kim yang masih asyik menggoda dirinya. Dibalas dengan gumaman tidak jelas Taehyung.
"Aku belum banyak mengetahui tentangmu." Jimin menatap Taehyung dengan ekspresi serius sekaligus sendunya.
Taehyung tersenyum, lengannya terangkat untuk mengelus surai lembut Jimin, merasa bahagia karena akhirnya sang pujaan hati menaruh perhatian penuh padanya.
"Apa yang ingin kau ketahui, Sayang?"
"Semuanya. Kau kan sudah mengetahui kisahku sejak kecil, semua sifatku, dan beberapa kelemahanku. Aku juga ingin mengetahui semuanya tentangmu, Tae."

KAMU SEDANG MEMBACA
Fate [VMin]√
Fanfiction[Completed] Thank you for the beautiful cover♡ @Choonhee13 VMin Kim Taehyung x Park Jimin ⚠BxB, Mpreg⚠ Romance, Hurt/comfort, AU, Family, Angst Taehyung tak sengaja menemukan Jimin di sebuah hutan tempat penelitiannya, ia tertarik padanya hanya da...