Taehyung terus mengetuk pintu rumah Jimin, sudah hampir 10 menit ia terus mengetuk pintu itu namun yang ditunggu tidak juga membukakan.
Apakah ia datang terlalu pagi? Ini memang masih pukul 6 namun Taehyung yang benar-benar mengkhawatirkan keadaan Jimin sejak kemarin itu, tidak tahan untuk segera menemui dan menanyakan keadaannya. Jimin murung di saat ia mengantarnya kala itu.
"Tae, jendelanya terbuka coba kau intip keadaan di dalam," usul Seokjin yang memang berada di belakang Taehyung.
Taehyung menghampiri jendela di samping pintu rumah itu dan mengintip ke dalamnya, matanya membola, "Hyung, Jimin pingsan!" ujarnya panik.
Taehyung berpindah lagi menghadap pintu, kemudian mendobraknya sekuat tenaga. Setelah berhasil, ia segera menghampiri tubuh yang tergeletak meringkuk dengan wajah yang sudah pucat pasi.
"Jimin-ah!" Taehyung menempelkan lengannya pada dahi Jimin, rasa panas mulai menyerang. "Ia demam."
Seokjin yang menyusul dari luar terkejut melihat kondisi Jimin, dengan cepat ia mencari kamar Jimin dan meminta Taehyung untuk segera memindahkan sang terkasih ke sana.
"Aku akan mencari kompresan," ucap Seokjin, Taehyung yang sudah selesai menidurkan Jimin di kasurnya hanya mengangguk. Ia memperhatikan wajah pucat Jimin, tubuh mungilnya bahkan bergerak dengan gelisah.
Seokjin kembali dengan membawa baskom berisi air hangat dan handuk kecil, dengan telaten ia mencelupkan handuk itu kemudian menempelkannya pada dahi Jimin. Taehyung hanya diam memperhatikan, ia merasa bersalah. Apakah Jimin seperti itu karena tertekan setelah kejadian di rumahnya?
Seokjin mengelus rambut adiknya, "Tae jangan melamun, hyung akan membuatkan bubur untuk Jimin sebentar."
"Nde, Hyung." Taehyung menggenggam lengan Jimin yang terasa panas, kemudian memaju mundurkan jarinya berharap Jimin akan tersadar dari pingsannya, sudah berapa lama ia berada di lantai yang dingin itu? Dan terlihat dari matanya yang bengkak, pemuda itu pasti menangis terlalu lama, hati Taehyung terasa teriris hanya dengan membayangkannya.
Tanpa ia sadari, seseorang memasuki kamar Jimin dan menatapnya heran dari belakang.
"Sedang apa kau di sini, Tae?"
Taehyung menoleh dan melihat Yoongi sedang menatapnya penuh tanya, "Hyung, Jimin demam. Aku tidak sengaja menemukannya pingsan di ruang tamu tadi."
Yoongi bergerak maju dan mengecek suhu tubuh Jimin, dan meringis ketika merasakan kulit Jimin yang begitu panas. Ia jelas demam tinggi.
"Jimin jarang sekali sakit seperti ini, bagaimana bisa ia mendadak demam begini?" Yoongi duduk di tepi ranjang Jimin karena kursi kecil yang biasa ia pakai sedang diduduki oleh Taehyung.
"Hyung... maafkan aku, sepertinya ini karena aku mengajak Jimin keluar dari hutan kemarin." Yoongi membulatkan matanya mendengar itu.
"Apa kau bilang?! Mengapa kau membawanya keluar dari sini Taehyung?!" Yoongi meninggikan suara, jelas sekali emosi sudah menguasainya.
"Aku hanya ingin melihat Jimin bisa merasakan dunia luar, Hyung, dia terlihat sangat senang bahkan menangis ketika melihat pantai. Ia jelas sekali menginginkan kebebasan."
"Tapi bagaimana bisa Jimin jatuh sakit begini?"
Taehyung mengacak rambutnya, "Sungguh aku tidak tahu, Hyung, ia memang terlihat muram ketika kuantar pulang, namun aku yakin kondisinya baik-baik saja saat itu."
"Hy..ung." Keduanya serempak menoleh ke arah Jimin saat mendengar suaranya.
"Jimin? Kau sudah sadar? Bagaimana perasaanmu? Ada yang sakit?" Yoongi memberondong Jimin dengan pertanyaannya membuat yang ditanya hanya bisa meringis.
![](https://img.wattpad.com/cover/129869233-288-k704739.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Fate [VMin]√
Fanfiction[Completed] Thank you for the beautiful cover♡ @Choonhee13 VMin Kim Taehyung x Park Jimin ⚠BxB, Mpreg⚠ Romance, Hurt/comfort, AU, Family, Angst Taehyung tak sengaja menemukan Jimin di sebuah hutan tempat penelitiannya, ia tertarik padanya hanya da...