Ten

6.9K 815 75
                                        

Jimin membuka matanya, mengerjap-ngerjap perlahan menyesuaikan dengan cahaya dari lampu yang ia lihat.

"Kau sudah bangun, Jim?" Taehyung yang berada di sampingnya mengelus lengan Jimin dengan lembut, Jimin mengangguk lemah, tubuhnya masih terasa lemas walau tidak separah tadi.

"Ini jam berapa, Tae? Mengapa kau masih di sini?"

Taehyung tersenyum, "Jam 8 malam Jimin-ah. Aku akan menginap di sini. Tadi Jihoon terus berada di sampingmu, menolak untuk pergi walau Bogum menjemputnya. Lihatlah ia tertidur kelelahan di sana." Ia mengarahkan lengannya menunjuk Jihoon yang sedang terlelap di sofa besar dalam kamar Jimin.

"Mengapa ia keras kepala sekali? Aku sudah bilang tidak ingin terlalu dekat dengannya." Jimin berdecak sebal, Taehyung terkekeh melihatnya.

"Dia pasti memiliki insting, walau ia tidak tahu kenyataannya, hatinya pasti bisa merasakan kalau kau adalah kakak satu ayahnya. Dan jika kau tidak tahu, Bogum-hyung pun sangat cemas melihat kondisimu tadi, Jim."

Jimin membuang muka, ia kembali memejamkan matanya. Taehyung cukup mengerti jika Jimin tidak ingin membahas topik itu lagi maka lengannya bergerak membenarkan selimut Jimin, "Tidurlah." ucapnya lembut. Jimin mengangguk dan mencoba untuk kembali tidur.

Taehyung yang tidak tahu harus tidur di mana akhirnya memutuskan untuk pergi ke ruang tengah dan tidur di sofa besar yang ada di sana. Namun setelah beberapa menit berlalu ia tetap tidak bisa terlelap.

Pikirannya melayang pada Jimin. Melihat kesayangannya begitu tertekan membuat ia tidak bisa berpikiran jernih. Apakah sebaiknya ia mengatakan yang sebenarnya pada Jihoon agar anak itu membantu Jimin untuk bebas? Tapi Yoongi bilang Chanyeol pasti akan murka.

Memikirkannya saja Taehyung sudah pusing. Perlahan-lahan ia pun mulai terlelap masuk ke dalam dunia mimpi.

-

Pagi hari pun datang, suara burung terdengar riuh di luar ditambah suara hembusan angin semilir membuat Taehyung terusik dari tidur lelapnya.

Perlahan kedua kelopak matanya membuka, mebiasakan dengan cahaya yang masuk.

"Ahh, jam berapa ini?" Taehyung meregangkan badannya, kemudian bangkit dari sofa tempat tidurnya semalam dan terkejut mendapati ada selimut yang terjatuh dari tubuhnya.

"Siapa yang memberiku selimut?" gumamnya seraya melipat selimut tersebut. Perlahan ia melangkah berniat melihat kondisi Jimin.

Namun ia terkejut ketika mendapati ranjang Jimin yang kosong dan sudah rapi. Dilihatnya Jihoon masih meringkuk di sofa sebelah kanannya, Taehyung menghampiri dan menepuk tubuh Jihoon berniat membangunkannya. Setelah beberapa kali mencoba dan tidak membuahkan hasil, seringaian muncul di wajahnya.

Ia menarik napas dan menahannya, detik berikutnya ia berteriak, "KEBAKARAN!"

Jihoon tersentak bangun, wajahnya menandakan kepanikan, ia bergerak gelisah. "Di mana kebakarannya?!!" hampir saja ia akan berlari jika Taehyung tidak menahan lengannya.

Taehyung terbahak-bahak, "Wajahmu itu lucu sekali jika sedang ketakutan, hahahaa."

Butuh beberapa menit sampai Jihoon sadar bahwa ia sedang dikerjai, "Asihh. Kim Tae!"

"Hei aku lebih tua darimu jika kau lupa."

"Aku tidak ingin mengingatnya. Sini kau!" Jihoon mencoba memukul Taehyung menggunakan bantal yang dipegangnya.

Fate [VMin]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang