PROMISE Part 18: Hati yang Tlah Terbuka

281 11 0
                                    

Siang itu sepulang sekolah, cakka bergegas pergi ke sanggar angkasa. Dayat sebelumnya sudah sempat SMS dia, memberi tau kalau mereka udah punya solusi buat osa.

"hei cakk, datang juga loe akhirnya, kita udah nungguin loe dari tadi"

"sori... Sori... tadi ban sepeda gue kempes jadi terpaksa nyari pompa ban dulu."

"ya udah kalau gitu kita berangkat sekarang"

"tunggu...tunggu... Rencananya osa mau diapain nih??"

"udah lah cakk, loe ikut aja. Ntar loe juga tau, pokoknya osa ga bakal terlantar lagi dsn"

"kalau gitu gue sama zahra, osa loe sama..."

"oik ikut kak cakka ya... Osa ikut sama kak irsyad, kasian osa kalau ikut ka cakka, kan sepeda ka irsyad, ada boncenganya" sahut oik cepat.

"ah, kamu ik, biasanya juga nyari yang ada boncengannya... Tumben mau ngalah sekarang, hehe... ya udah, osa ikut irsyad ya" kata dayat

----------- --------------

Maka kemudian mereka ber-6 menelusuri jalan beriringan. Sepeda dayat meluncur lebih dulu, diikuti sepeda irsyad kemudian cakka. setelah menempuh perjalanan lumayan jauh, mereka sampai disebuah kawasan perumahan. Lalu mereka berhenti di sebuah rumah yang di depannya ada sebuah palang bertulisan 'Panti Asuhan Karunia'. mereka lalu masuk ke dalam halaman panti itu. zahra yang turun lebih dulu, membawa osa dan oik masuk panti itu lebih dulu. Sedangkan dayat, irsyad dan cakka lebih dulu memarkirkan sepeda mereka dihalaman panti. dari tempat mereka memarkirkan sepeda, di halaman samping panti, di bawah pohon yang rindang, yang agak jauh dari pintu depan panti, cakka bisa melihat orang yang menyambut zahra, oik dan osa di depan panti. Ada seorang ibu-ibu dan seorang anak. Dan anak itu adalah.....

"obiet??!" cakka agak kaget, lalu dia segera menarik dayat.

"eh, yat!! Loe kok ga bilang dulu kalau loe mau bawa osa ke panti yang sama dengan obiet dll??" sengit cakka.

"emang kenapa?? Kan disini lebih terjamin mutunya... Osa pasti bahagia disini..." sahut dayat

"tapi, disinikan ada obiet, dll. gue kan.." kata cakka

"Loe takut ketemu mereka?? Malu??" potong dayat

"bukan gitu... gue cuma belum... siap..." lirih cakka. Dayat menggelengkan kepalanya lalu menatap cakka tajam.

"kalau loe terus sembunyi, kapan loe mau bebas?? Cepat atau lambat, loe harus buka ini semua!!" tegas dayat.

"tapi..."

"mereka baik kok, kalau loe ga mau teman-teman loe tau, loe masih bisa minta mereka ngerahasiain ini juga dari teman-teman loe..." sahut dayat cepat. tapi cakka menggeleng keras.

"nggak ah!! gue mau pulang aja!!" sahut cakka sambil buru-buru mau mengambil sepedanya. tapi dia langsung ditahan dayat dan irsyad.

"ga bisa gitu donk cakk!! Loe yang harus tanggung jawab sama osa, kan loe yang bawa dia pertama kali..!" kata irsyad juga. Lalu dayat dan irsyad nyeret paksa cakka untuk jalan ke arah panti.

"ayo cakk! Ketahuan atau nggak, itu urusan belakangan, sekarang yang penting loe harus ikut ngurusin masalah osa!" tarik dayat. Walau cakka masih tampak enggan, karena tarikan paksa dayat dan irsyad, mau ga mau cakka ikut juga. tapi dia nyopot topi yang di pakai irsyad dan memakainya sendiri. Lalu mereka masuk panti. Ketika memasuki panti, di ruang tamu panti hanya ada beberapa anak panti. Diantaranya ada debo dan obiet. Sedangkan yang lain ada di dalam rumah, seperti diruang tengah atau di kamar masing-masing. Cakka, langsung berlindung dibalik dayat dan irsyad agar tak terlalu nampak oleh debo dan obiet.

PROMISETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang