Obiet melihat pak darma sdh keluar dr ruangan bu panti dan berjalan menuju halaman samping panti. Beliau lalu duduk di kursi kayu yg ada tepat di bawah pohon jambu yg berbuah lebat di halaman itu. Dr wajahnya, tampak pak darma terlihat sdg berpikir keras. Pelan2 obiet mengikuti pak darma, lalu menyapanya.
"om... apa obiet ganggu??? Boleh ngobrol bentar ga???" tegur obiet sopan.
"oh, km biet... nggak kok, sini duduk di samping om. Sekalian om ada yg di tanyain ke km" sahut pak darma. Obiet menurut dan duduk disamping pak darma.
"ada apa om??"
"km betah disini???"
"walau sederhana, obiet betah kok, apalagi ada bunda yg mau slalu ngasih kasih sayang ke obiet dan temen2..."
"kl temen km angel, dia bgmn orgnya???
"dia baik kok om, walau smp skrg msh terpukul bgt sama kepergian keluarganya. Emg knp om??" sahut obiet. Padahal dlm hatinya, obiet sdh tau kmn arah pembicaraan pak darma.
"ohh, enggak apa2" sahut pak darma tersenyum tipis. Lalu suasana kembali membisu.
"om lg bingung ya???" Tanya obiet lg. Pak darma hanya tersenyum simpul.
"oh, iya. Km mau ngomong apa ke om td??" tanya pak darma kemudian. Obiet tampak sedikit tertengun, berpikir, spt mencoba memantapkan hatinya yg bimbang.
"biet??" tegur pak darma lg.
"hmm... om bisa ikut obiet bentar??" Tanya obiet kemudian. Om darma mengangguk.
-------------------------------
Lalu obiet membawa pak darma ke halaman belakang panti. Disana mrk bisa scr diam2 melihat angel dan bastian yg sdg belajar melukis bersama.
"obiet mau om liat itu" kata obiet sambil menunjuk ke arah bastian dan angel. Pak darma tersenyum melihat keceriaan anaknya dg angel. Tp kemudian dia mengalihkan pandangannya ke obiet, menatap dg rasa heran.
"jd??" tanya pak darma kemudian. Lalu obiet membawa pak darma menjauh dr tempat itu, kembali ke halaman samping td. Pak darma mengikutinya. Obiet duduk di kursi yg ada di bawah pohon jambu di halaman itu.
"maaf om, kl obiet lancang.... Sebenarnya Obiet td sempat nyuri dengar pembicaraan om sama tante. Tp obiet cuma mau ngutarain isi hati obiet" kata obiet memulai pembicaraannya. Pak darma sedikit terkejut, tp dia tak bereaksi apa2, hanya diam mendengarkan.
"obiet tau, om lg bingung mau ngangkat anak siapa... Om mau ngangkat anak obiet kan om???" kata obiet lg
"ya, km mau kan???" sahut om darma dg semangat. Obiet tersenyum tipis mendengar tawaran pak darma.
"tp istri om mau anak perempuan bkn?? Dan beliau suka sama angel kan om??" kata obiet lg. Senyum pak darma sedikit pudar, lalu beliau mengangguk lemah.
"obiet senang dan merasa bahagia om mau ngambil obiet sbg anak om. Obiet pasti akan jd kakak yg baik buat bastian, tp..." obiet menggantung kata2nya.
"tp apa biet??? Kl km mau, apalagi masalahnya???"
"tp obiet merasa obiet bukan org yg tepat, obiet merasa ada org yg lbh membutuhkan kehangatan keluara om...
"jd maksud km??"
"om liatkan gmn angel td?? Senyum itu, tawa itu, keceriaan itu, ga pernah kami lihat selepas itu, setulus itu. Ga pernah om, sejak kedatangannya di panti ini. Obiet merasa angel lbh butuh orang tua baru utk dia, dia sangat merindukan sebuah keluarga yg hangat spt keluarganya dulu. Obiet yakin, angel bisa lebih bahagia klo dia dpt keluarga baru. Ga spt obiet yg udah betah sekali disini, nemenin ibu panti merawat panti ini." obiet menghentikan ucapannya sesaat. Pak darma msh menatapnya dg penuh perhatian.
KAMU SEDANG MEMBACA
PROMISE
Novela JuvenilPROMISE Karya : Tri Mustikawaty NOTE : Tulisan ini murni milik Tri Mustikawaty. Tidak ada penambahan, perubahan atau pengurangan huruf sama sekali. Jika ada kesalahan dalam penulisan dan sebagainya maka itu murni dari sang pengarang. Kami tidak akan...