PROMISE - Part 38: Arti Sahabat

364 11 1
                                    

Setelah beberapa waktu kemudian, suara isak tangis yang menyelimuti ruang musik itu, secara perlahan mulai mereda. Kini ify telah menegakkan dirinya dari sandarannya di bahu iel. Walau masih tampak bulir-bulir bening itu masih sesekali pengalir pelan melewati sudut matanya, tapi ia tampak lebih tenang sekarang. Nafasnya sudah lebih teratur. Di sampingnya, iel yang juga telah melepas rangkulannya terhadap ify, kini terus memperhatikannya dengan seksama.

"Kalau hati loe belum lega... Loe beleh nangis lagi di pundak gue... Sepuas loe yang loe mau fy..." lirih iel sambil terus mengusap lembut pundak ify. Dia tak mau gadis itu menyisakan kesedihannya. Lubuk hatinya yang terdalam begitu ingin membantu agar rasa pedih itu benar-benar terkikis habis dari hatinya, hingga tak bersisa sedikitpun. Tapi, Ify hanya menggeleng pelan sambil terus berusaha menyusut butiran air mata yang menggenangi matanya itu. Iel pun mengangguk mengerti.

"sori... Gue udah marah-marah sama loe..." lirih iel kemudian. Ify hanya melirik iel sesaat lalu menggeleng lemah.

"orang bodoh kaya gue emang pantas buat loe tampar, buet loe marah-marahin...." lirihnya lemah. Iel menggeleng, lalu menarik bahu ify agar gadis itu duduk menghadap dirinya.

"sttt... Loe ga bodoh kok fy... Sama sekali nggak... Yang bodoh itu orang-orang yang dengan gampangnya membuang sahabat yang setulus dan sebaik loe... Mereka yang gak ngerti arti sebuah persahabatan sesungguhnya... Mereka yang bodoh udah sia-siain sahabat sejati kaya loe, loe ga pantas buat disia-siain fy..." ucap iel sambil menatap ify lembut. Ify hanya menatap iel lemah, lalu kembali menunduk.

"tapi, loe emang bener, gue emang lemah. Gue emang selalu membiarkan segala yang dibentuk sekitar gue yang mengatur langkah gue, bahkan membiarkannya menutupi hati gue. Gue emang terlalu pasrah menerima keadaan, tanpa ada keberanian untuk merubahnya. Gue sering gak peduliin perasaan gue sendiri demi rasa persahabatan yang pengen gue kasih dengan mereka semua... Gue.... Gue cuma pengen menjadi sahabat yang sempurna buat mereka..." tutur ify. Iel lagi-lagi hanya dapat menggeleng-gelengkan kepalanya mendengar penuturan ify itu, lalu menghela nafas sesaat.

"fy... sekarang dengerin gue..."ucap iel. Iel memegang kedua bahu ify, lalu ia tatap ify penuh.

"persahabatan itu jadi indah bukan karena atas dasar kesempurnaan fy... persahabatan itu indah karena rasa saling menghargai. Persahabatan itu indah karena ada rasa saling menerima apapun kekurangan dan kelebihan masing-masing. Persahabatan itu sendiri yang akan membuatnya saling melengkapi dan menutupi kekurangan itu. Dan ia akan membuatnya menjadi sempurna dengan caranya sendiri. Loe ngertikan maksud gue?" nasihat iel.

Ify sesaat menatap wajah iel, lalu tersenyum tipis dan mengangguk lemah, sebelum kemudian ia kembali menunduk. Kemudian, cukup lama mereka terdiam dalam kesunyian. Iel kemudian menggenggam tangan ify hangat, seolah-olah ingin memberi kekuatan dan ketentraman disana. Kemudian ia menatap penuh muka ify dan menghapus lembut sisa air mata yang ada disana dengan kedua tangannya. Lalu pelan-pelan dia mulai bernyanyi.

Keep smiling, keep shining

Knowing you can always count on me, For sure

That's what friends are for

For good times and bad times

I'll be on your side forever more

That's what friends are for

Suara lembut iel membelah kesunyian. Sekarang iel sudah memegang kedua bahu ify dan menatapnya lurus. Dia angkat dagu ify dengan tangan tangannya, sehingga ia kini bisa menatap lembut ify tepat di kedua matanya.

"fy, jangan nagis lagi ya... gue jadi semakin bersalah sama loe kalau loe nangis terus... Senyum ya..." pinta iel. Ify hanya diam menatap iel datar.

PROMISETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang