PROMISE - Part 25: Kebajikan yang Berbuah Manis

225 10 0
                                    

Matahari bersinar begitu kuat siang itu. Dan, pasti tak banyak orang yang mau jalan-jalan di tengah hari yang menyengat itu. tapi, sepertinya tidak dengan anak laki-laki itu. Dia dengan santainya berjalan sendirian di pingir jalan itu, seakan tak memperdulikan panas terik itu. Mungkin bukannya dia tak peduli, tapi mungkin lebih disebabkan kegelisahannya yang bisa tergambar dari tampang dan tingkahnya itu sehingga dia tak begitu sadar dan peduli akan keadaan sekitarnya. Bahkan, saking gelisahnya, dia sampai tak begitu memperhatikan jalannya lagi, sehingga saat di sebuah pertigaan, dia hampir saja terseerempet sebuah mobil. Tiin...tiinnnn.. klapson mobil itu.

"hei!! jalan liat-liat donk, jangan ngelamun!" teriak bapak-bapak yang mengendarai mobil itu ketika melewati anak itu. Anak itu yang sudah tersadar, jadi ikut ngomel-ngomel juga.

"eh tu bapak ngomel-ngomel, mentang-mentang situ bawa mobil, gue jalan kaki! ngomel-ngomel seanaknya! Dasar!" omel anak itu. Lalu dia melanjutkan perjalanannya, dengan kembali ke metode awal. Pake ngelamun!

"aduhh... gimana ya?" gerutu anak itu sambil ngacak-ngacak rambut jabriknya itu. darirr.. HPnya bergetar, menandakan ada SMS masuk.

=================

From: Nyokap_cantik

Sion, Mama mau pergi arisan, kunci rumah di tetangga.. Cepet pulang...

=================

"ini juga mau pulang kali ma..." lirihnya sambil masukin HPnya dalam saku bajunya.

Yap, anak itu sion. Kali ini dia pulang jalan kaki, ga kaya biasa, nebeng riko. Tapi berhubung si riko udah dihasut sama si cakka buat nyuekin dia, sion dengan berat hati harus pulang sendiri. Tapi saat itu, sepulang sekolah, bukannya langsung pulang, tapi sion malah jalan kaki keluyuran ga karuan. Bukannya malas pulang cepet atau kehabisan ongkos jadi jalan kaki seperti itu, tapi dia kelewat banyak pikiran aja, sampai ga sadar dia jalan terus, padahal dia mau menuju halte dan pulang pake bis kota.

"si cakka bikin gue pusing nih... Kan ga enak di cuekin gini, mana bawa-bawa iel sama riko lagi nyuekin gue! gue kan jadi ga bisa ngibul bareng lagi, ga bisa nebeng pulang lagi, ga bisa minta traktir lagi, ga bisa ngutang, ga bisa NYONTEK kaya tadi! Apes banget gue!" omel sion pada dirinya sendiri. Dia terus ngomel-ngomel sendiri, sampai-sampai dia sendiri ga nyadar kalau dia sudah jalan jauh banget. Dan saat dia tersadar akan itu...

"lah?? Udah nyampe mana nih gue?" kata sion saat sudah tersadar. Dia langsung celinguk-celinguk, dan ketika dia sudah menyadari posisi dia sekarang dimana, dia langsung menepuk jidatnya.

"ya ampun..!! kenapa gue jadi jalan ke arah sini? Ini sih berlawanan arah sama rumah gue! Bego banget sih loe yon!!" omel sion, sambil segera putar balik. 'Ah, gara-gara mikirin ginian nih, jadi error berat otak gue!' Omel sion dalam hati. Lalu dia bergegas mencari halte bis untuk menunggu bis yang akan membawanya pulang. Sampailah dia di halte bis itu. Agak sepi juga halte siang hari seperti itu. Cuma ada seorang ibu-ibu dan beberapa pedagang asongan disana. Sion duduk di halte itu, di samping ibu-ibu itu.

"nunggu bis juga dek?" tanya ibu-ibu itu.

"eh, iya bu..." jawab sion sesopannya. 'Ya iyalah bu, masa nunggu pesawat?' Benak sion.

"bis nomer berapa?" tanya ibu itu lagi

"123 bu... Jurusan tanah engkong" jawab sion lagi. (asal banget nih yang nulis bikin jurusan)

"wah, kalau gitu sama ya dengan ibu, sejurusan..."

"iya bu... Eh, kenapa bu? Sakit perut?" tanya sion ke ibu-ibu itu karena melihat ibu-ibu itu dari tadi agak sedikit meringis sambil memegangi perutnya.

"iya dek, ga tau, tiba-tiba sakit... Udah sering sih akhir-akhir ini.." jawab ibu-ibu itu. tapi sesaat kemudian ibu-ibu itu kembali tenang, tak terlalu meringis lagi.

PROMISETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang