PROMISE Part 19 : Di Sudut Kota itu

337 10 0
                                    

Setelah ketegangan cakka dengan debo, dkk sebelumnya, kini suasana sudah lebih mencair. Masalah sudah terselesaikan. Kini dayat, oik, zahra, irsyad dan cakka bersiap untuk pulang meninggalkan panti.

"kapan-kapan, main kemari lagi yat, sekarang kalian ga pernah lagi kesini buat ngajarin adek-adek disini main musik..." kata obiet ke dayat dkk.

"haha... Sori biet, om tio akhir-akhir ini sibuk banget sih, jadi agak susah kita mau main ksn lagi buat menghibur dan ngajarin adek-adek dsn main musik... tapi, kalau ada waktu pasti kita main kesini lagi kok..." jawab dayat.

"kita tunggu lho... adek-adek disini pasti senang..." kata rahmi.

"ya udah kalau gitu, sekarang kita pamit pulang dulu ya..." pamit zahra.

"sa, baik-baik ya disini..." kata cakka ke osa.

"ya kak, makasih ya buat semuanya..." kata osa.

"tenang aja cakk, osa pasti gue jagain kok..." kata rahmi. Cakka hanya tersenyum dan mengangguk senang. Lalu dayat dll menuju sepeda mereka.

"kita pulang ya, assalammu'alaikum..." pamit dayat.

"wa'alaikum salam... hati-hati dijalan ya..." kata anak-anak panti sambil melambaikan tangan mereka, melepas kepergian dayat dll. Lalu dayat dll mangayuhkan sepeda mereka keluar halaman panti.

"cakk, loe mau ikut??? Kita mau mampir bentar nih ke rumah olin. Mau bantuin beres-beres, kemaren kan habis hujan deras, air sungai naik, kasian rumahnya kebanjiran..." tanya dayat ke cakka ketika mereka baru keluar halaman panti.

"boleh deh" sahut cakka. Lalu berangkatlah mereka menuju rumah olin.

-------------------- -----------------------

rumah olin memang berada di dekat bantaran sungai. Makanya saat ada hujan turun deras, rumah mereka sangat rawan untuk kemasukan air limpahan dari sungai yang kebetulan ada tepat di belakang rumahnya. Apalagi hujan yang begitu mendadak kemaren di tengah musim panas yang tampak tak akan menunjukan turunnya hujan. Dan ketika tiba-tiba hujan turun dengan derasnya, keluarga olin pasti tak sempat berbenah, menyiapkan untuk menghadapi itu semua.

Setelah menempuh perjalanan, melewati beberapa jalan besar, lalu mereka mulai memasuki kawasan perumahan. mereka melewati sebuah perumahan yang agak elit, tapi bukan kesana tujuan mereka. mereka terus dan melewati sebuah jalan setapak di samping perumahan tersebut, dan itu mengantarkan mereka memasuki sebuah kawasan padat penduduk. Tak beberapa lama kemudian mereka mulai banyak melewati gang-gang sempit dan penuh belokan, lalu kemudian sudah mulai memasuki suatu kawasan, dimana banyak rumah-rumah bidak yang berdiri saling berdempet satu dan lainnya.

Kawasan itu agak kumuh dan mungkin agak jauh dari standar kawasan tempat tinggal yang sehat. Sangat berbeda dariastis dengan pemandangan yang mereka lewati tadi, perumahan-perumahan mewah yang berdiri kokoh dengan megahnya. Sungguh pemandangan yang begitu menggambarkan, betapa lebarnya kesenjangan yang telah terjadi di negeri ini.

Tak lama kemudian, sampailah mereka di ujung jalan sebuah gank itu. Di sana ada deretan rumah bedakan, terbuat dari kayu yang tampaknya lantainya masih tergenang air karena rumah itu berada lebih rendah dari jalanan. Di salah satu bedakan itu mereka bisa menemukan orang yang sudah tak asing lagi di mata mereka. Dia olin yang tampak sedang sibuk berkutat mengeringkan beberapa buah kasur dan perabotan rumah lainnya. Di sampingnya juga ada patton yang turut membantunya.

"olin! Patton! Pasukan sudah datang nih..!!" teriak irsyad ketika mereka baru sampai sana dan mulai memarkir sepeda mereka tak jauh dari rumah olin.

"hei cakk, ikut juga coy??" tanya patton ke cakka ketika melihat cakka.

"iya, kok loe dsn juga??" sahut cakka

PROMISETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang