Mansion Zeus.
Setelah semalaman kebut-kebutan ngetik naskah sampai lebih pukul 00:00 pagi, kamar Zeus penuh dengan bangkai sisa pertempuran semalam. Bahkan para maid yang biasa membersihkan rumah, ngga berani membuka pintu pertempuran itu, terlalu letih untuk sekedar membayangkan keadaan kamar pascaperang. Para maid sudah sangat hafal, jika teman-teman tercinta Zeus datang, berarti kiamat kecil akan menghancurkan tempat mereka berkumpul.
Namun bapak si Zeus, sekaligus guru BP di sekolah mereka, seperti para guru BP pada umumnya, ngga seneng kalo anak-anak muda menikmati masa mudanya. Si bapak berdiri di depan pintu kamar Zeus, lalu mengetuknya cantik pake gergaji.
"Zeeeuus!!! Bangun!! Mau jadi kerbau sampe jam berapa?! Mau dibawa ke mana masa depan anak istrimu nanti kalau jam segini masih molor kayak gajian nunggak?!"
Dan yang terbangun, hanya Jasmine dan Mars. Mereka duduk dan saling menoleh barengan. Lihat-lihatan dengan memandang mata masing-masing dalam-dalam, seakan ada narator yang ngomong, "Apakah ini cinta pada bangun pertama...?"
Dok!! Dokk!!
Si Bapak masih berusaha membangun masa depan cerah Zeus, "Bapak mau pergi ke ladang, semua maid bapak bawa ke sana. Kamu cepet bangun!! Denger ngga?!"
"Ehem," Mars benerin pita suaranya biar satu frekuensi dengan Zeus, "udah bangun daritadi, Pak. Habis bersih-bersih kamar sama habis mandi, kok. Udah nyiram bunga dan ngepel taman di halaman depan juga. Pokoknya sudah bangun aku."
Diam sejenak.
"Yauda, nanti kalo Zeus udah bangun, suruh dia masak sesuatu buat kalian." Dengan itu, si bapak pergi.
Jasmine mendengus jengah, "Yakali, Mars. Kamu tuh, ngga bisa boong, tau gak? Kelihatan bego gimanaaaa gitu. Ketolong muka ganteng doang."
"Yakali juga, Jas. Masa gue bales si bapak, 'bentar pak, Zeusnya masih garuk-garuk daerah kemanjapan jiwa' gitu?!" Mars nunjuk Zeus yang masukin sebelah tangannya ke celana piyama dan menggaruk entah apa di dalam sana, tolong jangan berpikir yang iya-iya.
"Btw, si Bapaknya Zeus tuh juga seorang petani?" Jasmine menelengkan kepalanya.
"Ladangnya bapaknya Zeus itu ladang pohon Anggur, di Italia sono. Jadi intinya rumah ini kosong, si bapak pulkam ke Italia. Kayaknya sih..." Mars jelasin sambil berdiri dan melakukan peregangan.
Jasmine melongo melihat bentuk V di pinggul Mars yang ngintip-intip saat pemuda itu mengangkat kedua tangannya di atas kepala. Jasmine segera kembali ke bumi dan membuka piyama cowok disebelahnya, yang seinget Jasmine adalah Vincentio, lalu memaksakan matanya untuk puas dengan pinggul pemuda itu yang rata dan putih mulus.
"Hm?" Shin kebangun dan mengguman sedikit dengan nada bertanya. Ia hanya bisa membuka sebelah matanya dengan memicing pada Jasmine yang membuka stengah piyamanya.
"Lho?! Kok Shin?! Kok bukan Vin?!" Jasmine buru-buru merapikan piyama Shin dan mengalihkan pandangan sambil terus menggelengkan kepala, "maaf bangunin kamu."
"Hmmm??" gumam Shin lagi.
"Udah, tidur lagi aja gapapa, kok."
"Hmm..."
"Bukan, kok."
"Hmmm?"
"Ngga kok, ngga mau lihat, kok!"
Mars menatap Shin dan Jasmine bergantian. Bingung banget gimana Jasmine bisa men-translate gumaman ga jelas Shin.
Lalu tiba-tiba Shin tersenyum kecil dan membuka kancing piyamanya. Pemuda itu tidur terlentang di sebelah Jasmine agar gadis itu bisa meneruskan apa yang dilakukannya tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
What If...
HumorBagaimana jika... tokoh-tokoh buatan Milly adalah murid dan guru di sebuah sekolah di Indonesia? Zeus akan membully siapapun yang berniat PDKT ke Simca. Abraham akan menjadi nerd paling freak sesekolah raya. Ailee akan berebut posisi Queen of This...