Dikarenakan sekolah masih libur gegara hari raya dan kedua belas siswa Kelas International 1 memutuskan untuk jalan-jalan ke Mall dan nonton tepat di hari raya. Mereka berdua belas like a boss gulung-gulung di eskalator mall karena saking sepinya mall hari itu.
"Guys, pada ngga tau malu ya?" Rakheem menggelengkan kepala saat Zeus dan Ailee dengan innocentnya tidur di atas karpet teater dan sibuk dengan ponsel mereka, sementara Vincentio main lempar popcorn ke mulut bareng Shin. Mars, Kojiro, Simca dan Angela sibuk dengan kartu uno mereka —juga ngesot di karpet— sedangkan Jasmine duduk di sebelah Rakheem di atas sofa, malu punya temen-temen mental monyet macem mereka. Abraham dan Neil yang barusan dateng setelah pesen tiket pun membatu melihat tingkah teman-temannya dan menatap Rakheem dan Jasmine penuh keprihatinan.
"Ayo masuk teaternya. Filmnya uda mau dimulai, kok." Kata Neil sambil tersenyum lebar, udah biasa lihat kelakoan para bangsuls.
"Uno!!" Simca berteriak heboh. Hampir twerking kalo Zeus telat menahan pinggang gadis itu tetap duduk.
"Kapretos!" Mars, —pemegang kartu yang tersisa tinggal Mars dan Simca— langsung saja membanting sisa ke dua puluh tiga kartunya yang tersisa karena dia tahu kartu terakhir Simca adalah +4 (kartu autocoret pertemanan).
Mereka berderap-derap masuk ke teater sambil bikin ramai seluruh koridor. Sedangkan yang membereskan kartu mereka adalah Neil dan Jasmine, yang meminta maaf pada kru teater adalah Rakheem sedangkan Abraham memastikan mereka ngga salah masuk teater dan beakhir di usir.
"Rame nggak, Neil?" Rakheem berjalan beriringan dengan Neil di paling belakang rombongan.
Neil menggeleng dan masih tersenyum, "Nggak, Kheem. Kata mbaknya tadi hari raya gini ngga ada yang doyan nonton horror."
Rakheem berhenti jalan, "Horror? Kan Jasmine tadi minta nonton film animasi itu?"
"Rame. Abraham ngga mau klo rame. Dia bilang, "salah siapa ngga mau beli sendiri malah suruh kita yang antre?" gitu."
"Ya kan... Tadi udah dibilang Abraham, beli tiket pake aplikasi online aja..."
"Ya tapi kamu tadi juga ngga bantah permintaan Angela yang langsung datang aja sambil jalan-jalan dulu."
Eaaa, Rakheem langsung bungkam dan menggaruk rambutnya sambil mengekori yang lain memasuki teater. Ia langsung teringat adegan terakhir di bukunya sendiri yang bikin dia ingin mengulanginya lagi— Astagfirullahaladzim!!
Mereka duduk di dua saf, enam bangku tengah atas dan bawah. Neil, Rakheem, Vincentio, Jasmine, Abraham dan Mars duduk di bangku atas. Kojiro, Angela, Zeus, Simca, Shin dan Ailee di bawah.
Ketika film mulai, Jasmine langsung teriak dan memukuli Abraham di sebelahnya merasa tertypu di ajak nonton film horor tanpa ia sadari. Vincentio tertawa dan menawarkan jaket untuk Jasmine jadikan penutup wajah. Jasmine mengambilnya dan langsung menutupi mukanya sejak awal film, bodo amat sama Vin yang jadi kedinginan gegara jaketnya diambil.
"Jangat takud, chayank. Film horor ini ngga nakutin kok."
Jasmine angguk dan memeluk lengan Vincentio, bikin Abraham dan Rakheem di sebelah mereka langsung buang muka. Efek penyakit jomlo kronis.
"Kheem," Neil berbisik.
"Hm?" Jawab Rakheem sambil terus menatap layar.
"Kamu hangatin Vin, kasian dia kedinginan."
Rakheem langsung menoleh pada Neil. Diam-diam menjauhi pemuda itu dari pada memperpanjang masalah.
Film terus diputar dan adegan demi adegan mengerikan terpampang nyata ctar membahana.
KAMU SEDANG MEMBACA
What If...
UmorismoBagaimana jika... tokoh-tokoh buatan Milly adalah murid dan guru di sebuah sekolah di Indonesia? Zeus akan membully siapapun yang berniat PDKT ke Simca. Abraham akan menjadi nerd paling freak sesekolah raya. Ailee akan berebut posisi Queen of This...