25- Punya Anak..?

511 78 116
                                    

Mereka berdua belas duduk di kursi mereka masing-masing. Menatap Pak Andrea dengan wajah bengis. Terutama Shin, karena guru kesenian itu tengah menyandera Manami dengan memancing gadis kecil itu menggunakan remah-remah bislemah coklat nikmat.

"Karena kalian tidak setuju jadi ratu-ratuan, jadi saya ingin casting ulang kalian."

"Kenapa kaubermain licik dengan menyandera keponakanku?" Shin murka sambil mengunyah bislemah coklat sisa yang dipunguti Manami tadi. Jebalan jenius pak Andrea.

"Itu bislemahku..." rengek Manami. Kelihatan lebih sedih karena biskuitnya di makan daripada kedua tangab pak Andrea yang ada di pundak mungilnya.

"Casting ulang apa?" Mars mengerutkan alisnya pada Pak Andrea dengan was-was.

"Saya ingin kalian mencoba berakting jadi ayah atau ibu dari Manami kita yang lucu ini."

Angela mengerutkan dahi, "Aku tetep vote drama ratu yang kemarin sa-"

Rakheem berdiri, "Aku duluan."

Angela diem lalu melirik Rakheem yang mengambil kesempatan apapun untuk ngga jadi pake baju cewek di panggung dan dilihat orang banyak.

"Drama ratu kemarin beneran horor bagi orang seperti Ra." Celetuk Kojiro. "Padahal aku pingin lihat."

"Ide ini juga mungkin ngga terlalu buruk." Vin melipat tangan dan menaikkan alis melihat Rakheem yang menjulang tinggi di depan Manami kecil yang mendongak.

"Berakting punya anak dan menjadi seorang ayah, ngga kalah mengerikannya kayak yang sebelumnya." Zeus menggeleng dan memijat pangkal hidungnya.

"Jadi, yang harus kalian lakukan adalah, bersikaplah seperti orang tua Manami. Improvisasi sangat diperlukan di sini." Jelas Pak Andrea, lalu mengamati Manami yang berjinjit-jinjit meraih seragam putuh abu-abu Rakheem. "Manami akan berpura-pura menjadi anak kalian. Silahkan, lakukan apapun yang ingin kaulakukan, Manachan."

"Otouchan..."

"Apa itu?" Rakheem menekuk lututnya, berjongkok agar Manami tidak lagi mendongak.

"Otouchan itu Papa chan."

Rakheem menahan senyum, "Ya, baiklah. Aku mengerti. Hai anak chan."

Manami tertawa kecil. Sedangkan cewek-cewek sekelas melting melihat si beruang single ganti status jadi ayah beruang.

"Papa chan bolehlah aku bercita-cita jadi anak beruang?"

"Boleh."

"Kalo aku menikah sama Rei-kun?"

"Boleh."

"Apa?! Sama berandalan itu? Ga boleh!" Shin menggebrak meja.

"Yei!" Manami pura-pura tuli dan meluk Rakheem dengan semangat, "Papa beruang baik, deh. Semuanya dibolehin. Apa dong yang ngga boleh?"

"Jangan panggil siapapun dengan sebutan Mama beruang." Ucap Rakheem sambil menepuk-nepuk kepala Manami lembut.

"Yaelaaaahh!" Simca menggaruk kepalanya kesal, "padahal baru aja gue mau minta Manami manggil gue gitu."

Zeus dan Angela barengan muter bola mata. "Ngipi aja terus." Olok Angela.

"Well, balik ke tempatmu Rakheem. Kamu nih tipe orang tua yang manjain anak, deh. Ngga baik itu. Mars, sini, coba jadi bapak." Pak Andrea duduk menyilangkan kaki dan menunjuk-nunjuk Mars dengan ujung sepatunya.

"Ini nih, contoh guru kaga baik nih.* Celoteh Mars sambil maju ke depan kelas dan melipat tangan di depan pak Andrea, "tau gak, Pak. Ada pepatah, guru kencing berdiri—"

What If...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang