21- Valentine's Day's Coming?

494 66 37
                                    

"Hari yang... Bngsd."

Si jomblo Bu Mills merasa merana berkepanjangan bak sungai Nil karena hari terkutuk itu datang.

Hari Valentine.

Dia bergumam dalam hati mengutuk siapapun yang membuat hari kematian St. Valentin sebagai hari kasih sayang yang sejarahnya bahkan masih simpang siur itu.

Dia sedang jalan-jalan sendirian di mall terdekat dari tempat tinggalnya. Berkah hari valentine, banyak diskon barang-barang wanita. Namun, itu malah bikin dia suntuk mengingat kanan kirinya dikelilingi pasangan yang sayang-sayangan kayak mereka besok mau pisah karena perang.

Akhirnya, daripada menembaki pasangan-pasangan itu dan bikin namanya jadi nama Hari Pembunuhan Pasangan Sedunia, dia memutuskan untuk mengalihkan perhatiannya pada olahraga ekstrem yang ia tekuni belakangan ini yaitu, berhubungan dengan anak Kelas Internasional A1.

Yang langkah pertama, dia beli coklat diskonan, lengkap beserta kartu ucapannya.

Rumah pertama yang ia kunjungi saat itu adalah rumah Mars.

"Permisi..."

Mars membuka pintu yang barusan diketuk bu Mills, "Ya? Oh? Bu Mills. Hai. Hari ini ngga ada kelas, 'kan, Bu?" Ia menggaruk-garuk rambut hitamnya, lalu mengamati jemari dan membulatkan mata hijaunya, "Buset dah! Berdarah!"

"Astaga, kamu berhenti overpower, dong Mars."

"Ah, lupain, lupain," Mars memijat keningnya lalu mengamati Bu Mills, "Itu buatku?" Mars menunjuk coklat di tangan Bu Mills dengan mata berbinar-binar.

"Ah... Iya. Selamat hari valentine, Mars."

"Aku ngga ngerayain, tapi thanks, Ma'am."

"Ngga ngerayain?"

"Selain karena ngga ada cewek yang maksa aku buat beli Teddy Bear dan coklat, aku juga ngga ngerti sejarah hari ini kenapa disebut hari kasih sayang. Bodo amat lah, Bu."

"Oh... hahahaha... Bener."

"Ibu mau masuk? Mamaku tadi bikin kue, sih. Mari?"

"Ah, ngga, thanks. Saya harus ngasih coklat ke temen-temenmu lainnya."

Mars terdiam sebentar sambil mengemut coklat batang yang tadi diberikan Bu Mills, "Mau di anterin, Bu? Ibu ngga bisa naik motor atau mobil, 'kan?"

"Ah, ga usah gapapa. Saya ada abang jojek, kok. Mari, Mars. Sampai jumpa di kelas, ya."

Mars melihat ke arah si Abang jojek yang melongo gak pernah lihat bule ganteng, "Okelah, Bu. Kalo pas bang jojeknya lagi ga peka atau lagi ogeb, Ibu bisa chat aku buat anterin ke rumah mereka."

"Thanks." Bu Mills tersenyum dan melambaikan tangan pada Mars.

Aries ngga peduli hari valentine. Apa itu bentuk kemarahan mereka atas kejombloan mereka? Bukannya aries itu lumayan romantis sama pasangannya nanti? Ah, Mars mah lebih baik jomblo aja kali daripada menodai anak dibawah umur, batin bu Mills.

Rumah terdekat dari rumah Mars adalah rumah Neil.

"Bu Mills? Kok tau rumah saya?"

"Iya, kan saya punya data pribadi kalian. Hapal di luar kepala."

"God..." Neil menggaruk kepala. Wajah tampannya pucat dan terlihat tidak bersemangat

"Ah, ini." Bu Mills memberikan coklat, "happy Valentine's Day."

"Wah... Makasih."

"Neil, lehermu kenapa?"

"Tadi tuh aku mau bunuh diri atuh, Bu."

What If...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang