Pertanyaan yang bikin ngarep dari Kikiwidayanti22
_______________________________________"Sekian penjelasan mengenai interaksi sosial. Buka halaman selanjutnya, isi soal itu, kita akan bahas minggu depan dan kuharap kalian bisa mempraktekkan teori yang tadi saya jelaskan," ucap seorang guru wanita, rambut hitam pendek dan wajah cantik khas ras mongoloid, terlihat lebih mengantuk, lebih dari Shin yang beberapa kali menatapkan kepalanya ke meja karena terkantuk-kantuk dan Abraham yang bahkan sudah tidur entah dari kapan.
"Bu, apa maksudnya mempraktekkan teori tadi? Apa akan ada semacam ujian lisan?" Jasmine mengangkat tangan dan mengajukan pertanyaan yang membuat para pemalas -yang sebenarnya seisi kelas kecuali dirinya dan Ailee- memandangnya dengan pandangan laser pembunuh. Untung saja ketidakpekaan gadis itu menyelamatkan dirinya dari usaha pembunuhan teman-temannya itu.
"Nope," Wang, guru Sosiologi itu menutup bukunya dan menatap Jasmine dengan malas, "itu merepotkan," wanita itu mengibaskan tangannya pelan dan mengamati tiap murid, "kalian tidak tau kalau bagi murid di kelas ini yang punya nilai buruk di tiap ujian tengah dan akhir semester akan diasingkan ke hutan pedalaman selama seminggu?"
"Hah??!!" Pekikan marah dari Mars yang wajahnya langsung memerah, "Mills ngga ngomong apa-apa tentang itu!"
"Mills? Kalian sedekat itu sampai kau tidak memanggilnya dengan sebutan Ibu?" Wang mengangkat sebelah alisnya perlahan.
Mars gelagapan dan menggeleng keras sambil melirik ke Ailee yang jadi memerhatikannya, "nggak! Bukan chat-chat-an, cuma ngobrol sedikit!"
Murid yang lain menatap Mars dengan pandangan penuh duka atas kecerdasan tingkat dewa Mars saat ia mencoba berbohong.
"Well, mungkin Mills lupa, atau sengaja memberi kalian kejutan pada akhir ujuan semester nanti."
"Itu gila," komentar Vincentio yang menyisir rambutnya dengan sebelah tangan. Wajahnya terlihat sangat khawatir, "'kan dia yang nentuin nilai kita? Terus gimana dong?"
"Terus buat apa kita belajar, coba?" dengus Simca sembari menguncir rambutnya yang panjang menjadi kuncir pony tail.
"Agar kalian bisa memenangkan akal bulus Mills, guys. Be smart." Wang mengangkat bahunya malas.
"Apa maksudmu, ini ada hubungannya dengan penelitian tentang kami itu?" Zeus mengangkat dagunya.
"Penelitian tentang reaksi kedua belas horoskop terhadap hal-hal apapun yang mereka inginkan, termasuk mengasingkan beberapa kalian untuk mengamati seberapa tinggi daya bertahan hidup kalian," Wang menatap murid-muridnya satu persatu, "kalian yang terpilih di sini, berada di sini karena alasan. Jangan hanya menuruti kemalasan sesaat atau kalian akan menyesal nanti." Padahal wajah malas Wang tak bisa mengalahkan wajah malas semua murid di sana.
"Apa maksud Ibu? Apa yang Ibu ingin kami lakukan?" Rakheem bersuara mendahului Angela yang sudah membuka mulut lebar untuk bertanya. Itu membuat Angela berbalik dan menatap Rakheem dengan memicingkan mata bengis, sedangkan Rakheem menatap Angela bingung. Salah apa lagi aku, ya Allah? Pikir Rakheem.
"Beruntung matpel pertama kalian dipegang olehku. Berinteraksilah. Saling mengenal satu sama lain, kenali siapa musuh dan rekan kalian. Pelajari mereka. Yang paling mudah, sesuai dengan horoskop kalian yang berbeda, mengingat karena pembeda itulah kalian berada di sini. Pengetahuan bisa menjadi senjata yang sangat mematikan. Gunakan itu untuk mengalahkan Mills," ucap Wang dengan menenteng map, folder, buku dan tasnya dengan sebelah tangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
What If...
HumorBagaimana jika... tokoh-tokoh buatan Milly adalah murid dan guru di sebuah sekolah di Indonesia? Zeus akan membully siapapun yang berniat PDKT ke Simca. Abraham akan menjadi nerd paling freak sesekolah raya. Ailee akan berebut posisi Queen of This...