22- Doing Women's talk?

536 73 48
                                    

"Oke, jadi kita ngapain kumpul kek gini?" Simca berkecak pinggang.

Siswa kelas internasional satu dan dua berkumpul. Tidak semua, hanya para ceweknya. Mereka berkumpul di rumah Angela. Juliette bilang ia dan temannya mau datang berkunjung, dan Angela ngga menyadari kalau teman yang dimaksud Juliette adalah seluruh anggota cewek kelas internasional dua. Akhirnya, Angela—atau lebih tepatnya Simca yang lagi nginep di sana— memanggil seluruh cewek anggota kelas internasional satu juga.

"Ngga papa, mau main aja." Itu Lillian, yang masih sibuk bermain dengan Dodo milik Angela bersama Miriam.

"Ini kuenya, silahkan." Jasmine duduk di sebelah Sarah yang langsung berbinar-binar saat gadis itu membawakan makanan.

"Duh ngga usah repot-repot," kata Sarah malu-malu tapi langsung ambil kue itu satu genggam penuh dan memakannya sendirian.

Kok... agak ngeselin, ya? batin Jasmine.

Mereka cewek-cewek heboh dengan berbagai topik pembicaraan sampai Simca mengendus satu fakta yang aneh.

"Guys," katanya, "aku tanya ya. Cuma mastiin aja sih."

"Silahkan?" Miriam menegak jus strawberry yang disiapkan pelayan Angela saat mereka datang tadi. Ia terdengar ngga yakin—atau merasa takut— dengan apa yang akan ditanyakan Simca setelah mereka bahas kira-kira celana dalam Mars ukuran apa.

"Lilian daritadi kok bahas Mars mulu, ya ngga sih?"

Hinano kelihatan berpikir lalu berdecak setuju, "Bener, bahasan celana dalam pria ini tadi juga gara-gara Lilian."

"Aaaaa— kok gitu?!" Lilian mukanya merah. Muka yang berkhianat dan malah menjelaskan tentang perasaan terpendam cewek itu pada si pemuda girang.

Seketika semuanya mengerubuti Lilian dan mulai menanyakan kenapa Lilian bisa suka sama brandalan satu itu.

Lilian menunduk, tersipu malu, percuma juga mau mengelak, semuanya sudah dibongkar oleh muka merona sialannya tadi, "Kak Mars ganteng... Baik. Bad boy gitu modelnya... Kayak di film-film atau di novel-novel teen lit..."

"Sejak kapan suka ma dia?" Mei kelihatan antusias, bukan karena turut senang, tapi lebih ke "Hey, di antara segitu banyak cowok, kenapa di dungu itu?!"

"Sejak hari pertama sekolah."

"What? Udah lama banget dong?" Itu Angela mulai menyerocos. "Gimana kok bisa suka?"

"Aku masih inget banget saat pertama kali kami bertatap pandang." Lilian menyatukan kedua tangan di depan dada dan kelihatan sangat semangat, sama semangatnya kayak Simca mau bikin kekacauan yang sama sekali belum terendus oleh mereka. "Jadi pas itu, aku lagi barusan nemu kelas. Aku ngelihat jendela dan berangan-angan "jadi di sinilah nanti selama tiga tahun aku belajar". Terus tiba-tiba aku melihat kak Angela nyeret dua orang cowok ngelewati kelasku. Salah satunya Kak Mars. Dia bilang "pinguin mesir" sambil muter mata dan ngga sengaja pandangan kami bertemu. Dan itu lucu banget. Aku jatuh cinta deh."

"Fuck me. Itu dia lagi menghinaku dan elu jatuh cinta sama si bungkus kondom itu astaga, Lilian." Angela menepuk jidatnya.

"Ini gak masuk akal. Dunia bener-bener sudah dikuasai setan." Komentar luar biasa dari Ailee yang ga percaya apa yang baru aja dia denger.

"Tadaaaa!! Beres deh!" Suara ceria Simca yang berarti mimpi buruk.

"Ngapain kamu?" Angela penuh peringatan memastikan tidak ada yang dirusak Simca, namun gadis itu menunjukkan layar sebuah ponsel pada mereka.

"I—itu ponselku!" Kata Lilian sambil mengecek tasnya, "kok bisa ada di Kak Simca?"

"Lihat, lihat, siapa yang aku chat barusan!"

What If...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang