"Ndhuk, kowe ngopo neng kamar mandi gowo hape, neng ruang tamu gowo hape, nonton tivi yo gowo hape. Eneng opo ngasi koyo ngono kui?" tanya bunda Paijem pada Muri, anak bungsunya. (Ndhuk, kamu ngapain di kamar mandi bawa hape, di ruang tamu bawa hape, nonton tivi ya bawa hape. Ada apa sampai kaya gitu?)
"Itu bun, aku nungguin telepon dari pihak sekolah. Sudah hampir seminggu belum ada telepon masuk." adu Muri lesu pada bundanya.
"Sabar Ndhuk. Mungkin urung. Kapan telate?" (Sabar Ndhuk. Mungkin belum. Kapan telatnya?)
"Nanti malam jam 22.00 bun. Muri takut gak diterima bun. Gimana nasib Muri bun? Mau jadi apa Muri nantinya? Aaaahhh bundaaa..." tangis jelek Muri pun beraksi.
"Dongo Ndhuk, ojo lali. Usaha perlu tapi dongone ojo dilalekke." (Doa Ndhuk, jangan lupa. Usaha perlu tapi doa jangan dilupakan.)
🎵..Yeah, I know, know, I'm scared of commitment, but tell me who isn't, tell me who isn't, I know, it's easier being alone...🎵
Dering ponsel terdengar di ruangan itu.
"Bun, hape ku bunyi nih. Gimana dong?" panik Muri.
"Angkaten Ndhuk. Sopo ngerti to." saran bunda Paijem. (Angkat aja Ndhuk. Siapa tahu kan.)
"Iya bun."
"Ha...halo......"
"Selamat malam. Dengan restoran ayam bakar?" tanya orang di seberang.
"Maaf pak. Anda salah sambung." ketus Muri. Bunyi 'Klik' pun terdengar.
"Tuh kan bun. Bukan." keluh Muri. Bibirnya sudah jadi bimoli(bibir monyong limasenti). Mending kalo jadi cantik. Ini mah monyongnya jelek.#digamparmuri
"Ditunggu to Ndhuk!"(Ditunggu lah Ndhuk!)
🎵..Yeah, I know, know, I'm scared of commitment, but tell me who isn't, tell me who isn't, I know, it's easier being alone...🎵
Bunyi dering hape kembali terdengar.
"Ndhuk, hapemu muni. Cobo angkaten meneh!" (Ndhuk, hape kamu bunyi. Coba angkat lagi!)
"Hufffttt....iya bun."
"Halo..."
"Bisa bicara dengan nona Ryumuri?" tanya orang di seberang.
Ditolehkannya kepala menghadap bundanya. Tatapan matanya seakan mengatakan 'bun, ini dia telfon yang Muri tunggu-tunggu'.
"Iya benar. Saya sendiri."
"Selamat anda kami terima di SMK kami."
"Hah? SMK pak? Tapi saya tidak mendaftar SMK pak. Saya daftar di Performer School." kening Muri berkerut dalam.
"Tapi nona diterima di SMK kami..." kekeuh orang seberang.
Kening Muri makin berlipat-lipat. Bagaimana tidak. Suara sang penelefon terdengar tidak begitu jauh dari tempatnya.
Ditolehkan kepalanya kesana kemari mencari sosok penelefon kurang kerjaan. Dan matanya bertemu dengan masnya, Ryukuri yang sedang menempelkan telefon di telinganya.
"Dasar KURIPAN kampret!" teriak Muri...
"HHHAHAHAHA."
Waktu menunjukkan pukul 21.45. Tinggal lima belas menit lagi nasib Muri ditentukan. Dan tentu saja bunda Paijem dengan setia menemaninya.
"Bun... Apa Muri bener-bener payah yah bun? Huffft Muri gak bisa bayangin apa jadinya Muri kalo gak diterima."
"Husss... Ora apek ngomong koyo ngono. Sing optimis Ndhuk. Isih limolas menit meneh." (huss... Gak baik bicara kayak gitu. Yang optimis Ndhuk. Masih lima belas menit lagi.)
🎵..Yeah, I know, know, I'm scared of commitment, but tell me who isn't, tell me who isn't, I know, it's easier being alone...🎵
Bunyi dering kembali terdengar.
"Halah gak ngefek Kur. Gak mempan lagi lo ngerjain gue." kekeuh Muri.
🎵..Yeah, I know, know, I'm scared of commitment, but tell me who isn't, tell me who isn't, I know, it's easier being alone...🎵
"KURI! BISA DIEM GAK LO? GUE NUNGGU TELEFON!!" teriak super toa Muri.
"Apa sih lo, teriak gak jelas." dengan muka bantal, Kuri keluar dari sarangnya.
"Kalo bukan lo, siapa lagi?" tuduh Muri.
"Gue baru bangun keles." bantah Kuri.
"Jangan-jangan..........."
Segera ditekan tombol hijau di layar hapenya.
"Ha halo...."
"Selamat malam dengan nona Ryumuri?"
"Iya betul. "
"Kami dari *Q* performer school menyatakan nona lolos seleksi dan bisa memulai pembelajaran dengan baik mulai minggu depan."
"Apa? Ini beneran kan pak? No tipu-tipu?" Muri sampai lupa menggunakan bahasa yang benar.
"Benar. Selamat nona menjadi bagian dari kami."
"Terima kasih banyak pak."
"Sama-sama. Selamat malam."
"Aaaaaahhhh.... Ayah....Bundaaaaaaa. Muri berhasil. Berhasil.... Berhasil. Hore....... "
"Selamet yo Ndhuk. Sinau sing
Bener. Ojo mikir pacaran sik!"(Selamat ya Ndhuk. Belajar yang sungguh. Jangan mikir pacaran dulu)Dan tanpa mereka sadari, diam-diam Kuri tersenyum dari sarangnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Diary Jomblo Baper
HumorJangan berharap kisah cinta melow, romantis atau mengharu biru. Ini hanya cerita tentang kehidupan sehari-hari sepasang adek kakak jomblo. "............Kenapa sih yang ganteng kalo gak belok ya dah punya pacar. Gimana nasib gue yang pas-pasan? Sedi...